6. pertemuan Shena dengan sugar Daddy nya

1095 Words
"Nay, apa pria itu yang akan aku temui, dan akan… Sheena tidak bisa melanjutkan kalimat nya, saat melihat pria yang ada di ruang VIP tersebut, serta mata yang membulat sempurna karena tidak percaya dengan apa yang Sheena liat. "Ada yang salah? " Tanya Naya dengan santainya "Nay, lu nggak salah tempat atau salah orang kan? "Tanya Shena lagi yang masih tidak percaya " Gue nggak salah tempat dan gua nggak salah orang, Shena. Kenapa sih? "Tanya Naya lagi karena memang tidak mengerti melihat wajah syok Shena . " Nay, lo yang bener aja, lo yang bener aja ngasih gue pria yang sudah tua banget, Udah gitu gendut lagi. "Ujar Shena dengan nada protesnya, yang membuat Naya langsung menghela nafasnya dengan kasar. Naya langsung menarik tangan Sheena masuk ke dalam ruang tersebut tanpa menghiraukan pertanyaan Sheena tadi. "Pak, Daddy kemana? "Tanya Naya sambil mencekal pergelangan tangan Sheena, agar tidak keluar dari ruang VIP tersebut. "Nona tunggu saja di sini sebentar, Tuan lagi ada urusan untuk menerima panggilan masuk dari temannya. "Jawab pria paruh baya yang usianya sudah sekitar 50-an, yang membuat Sheena benar-benar ketakutan saat melihat wajah pria tua yang terlihat sangat begitu menyeramkan. " Baiklah. Kalau gitu kita tunggu di sini saja, sampai Daddy datang. "Ujar Naya Seraya meminta Shena untuk duduk menunggu sugar Daddy nya. Dengan malasnya, Shena pun menuruti perkataan Naya untuk duduk menunggu seseorang yang Naya tunggu. Setelah melihat dua wanita sudah duduk dengan nyaman, pria yang dianggap sangat tua itu oleh Shena segera pergi dan tidak lama kemudian pria paruh baya itu pergi, tiba-tiba pintu kembali terbuka, dan masuk seorang pria yang umurnya lebih muda dari bapak tadi yang membuat Shena ketakutan. Naya yang melihat pria yang baru saja masuk, langsung membangunkan diri dan sedikit berlari mendekati pria tersebut Lalu mengecup bibir pria tersebut singkat, dan memeluknya dengan begitu erat seperti orang yang sedang menjalani LDR saja. Sheena yang melihat kelakuan Naya langsung memutar bola matanya jengah karena melihat sahabatnya begitu sangat agresif. "Dad, mana teman Daddy, kenapa tidak ikut masuk bersama Daddy, apakah dia membatalkan janjinya untuk bertemu dengan sahabatku? "Naya langsung membondong-bondongi pria yang dipanggil Daddy itu, dengan beberapa kalimat tanya, membuat pria yang dipanggil Daddy tersebut langsung mengecup dan sedikit menggigit hidung mancung Naya dengan gemas. "Dia sedang di toilet. Tunggu sebentar ya. Apa dia sahabatmu? "Jawab Bagas, dan diakhiri dengan kalimat tanya sambil menunjuk Sheena yang masih duduk dengan santainya menggunakan dagunya. Yah, pria yang dipanggil Daddy oleh Naya adalah Bagaskara, yang kerap dipanggil dengan singkatnya menggunakan nama depan saja. Rupanya Naya meminta Bagas untuk mencarikan teman atau kenalan Bagas untuk dijadikan sugar daddy sahabatnya, dan Yang pastinya Naya meminta yang sesuai dengan impian Shena pada Bagas. Akhirnya Bagas pun memilih mengenalkan sahabat sugar baby-nya pada temannya sendiri, yang umurnya lebih mudah dari dirinya. "Ayo, kita duduk dulu disana sambil menunggu teman Daddy datang." Ujar Naya Seraya mengajak Bagas untuk duduk di depan Shena. Naya pun langsung menyikut lengan sahabat nya, agar bertegur sapa dengan sugar daddy nya Naya pun memberi kode dengan mengedipkan sebelah matanya sambil menunjuk ke arah Bagas, agar Shena menyapa Bagas terlebih dahulu. Sheena dengan malasnya langsung menyapa sugar baby sahabatnya, dan mengangguk hormat sampai menerbitkan senyum termanisnya, agar tidak mengecewakan sang sahabat. Bagas pun menanggapinya dengan senyuman pula, dan senyumannya sangat begitu tipis. Setelah Shena dan Bagas selesai saling bertegur sapa, tiba-tiba pintu ruangan tersebut kembali terbuka dan menampilkan sosok pria yang begitu sangat gagah, dan tidak lupa pula dengan wajah tampannya. Sheena sendiri sampai melongo, dan bahkan sampai tidak mengedipkan matanya, saat menoleh ke arah pintu dan melihat rupa pria tersebut, yang membuat dirinya kembali tidak percaya. "Maaf, menunggu terlalu lama. "Ujar Abizar, dengan nada datarnya seperti biasanya. Bagas tidak menanggapi justru pandangan Bagas fokus pada sugar baby-nya, yang menatap penuh kagum pada sahabatnya. "Sekarang kau bisa menemani sahabat wanitaku. Aku pergi dulu. "Ujar Bagas dengan nada datarnya, lalu berdiri dan menarik tangan sugar baby-nya untuk keluar dari ruang VIP tersebut dan meninggalkan Sheena bersama Abizar. "Daddy, apa-apaan sih. Kenapa harus keluar, aku kan tidak mau meninggalkan sahabatku sendirian, Aku yakin dia akan ketakutan, karena dia tidak pernah bertemu ataupun berdekatan dengan seorang pria. "Ujar Naya dengan nada protes saat Bagas berhasil menutupi pintu ruang VIP tersebut setelah dirinya dan juga Naya berhasil keluar. "Do you feel sorry for your friend, or do you not want to take your eyes off my friend?" Tanya Bagas dengan penuh penekanan, serta sorot mata tajamnya, membuat bibir Naya seketika bungkam, lalu menggelengkan kepalanya cepat. "No, Daddy. Tidak seperti itu maksudnya. "Ujar Naya salah tingkah, karena Bagas mengerti dengan pandangannya pada Abizar. "Lupakan. Sekarang ayo kita pergi, dan biarkan sahabatmu mengurus keinginannya sendiri tanpa harus ditemani mu sepanjang malam."ujar Bagas yang tetap tidak mengubah wajah datarnya, lalu membawa langkahnya meninggalkan Naya dengan wajah kesalnya. "Sial. Bagaimana mau cari sugar Daddy lain, gue cuma menatap sugar Daddy-nya Sheena saja, dia sudah langsung paham, dan bahkan wajah nya langsung berubah jadi menyeramkan." Ujar Naya kesal. Karena Naya sudah ketinggalan Bagas cukup jauh, akhirnya Naya menyusul Bagas dengan sedikit berlari, agar bisa mensejajarkan langkahnya dengan langkah Bagas. Rupanya, Bagas membawa langkanya keluar dari tempat tersebut, dan sekarang sudah berada di dalam mobilnya dengan wajah datarnya. " Kita benar-benar akan pergi meninggalkan sahabatku, Daddy? "Tanya Naya berharap Bagas menjawab bahwa dirinya akan menunggu sahabatnya di mobil. "Apa kamu semalaman ingin menjadi penonton Abi dengan sahabatmu itu? Apa tidak ada kerjaan lain? "Tanya Bagas tanpa membalas tatapan Naya. " Tapi aku khawatir dengan sahabatku, Daddy. "Ujar Naya yang memang begitu yang saat ini Naya rasakan, karena sebelumnya Naya tidak pernah bertemu atau bertatap muka dengan sahabat sugar Daddy-nya. Dalam hati Naya, Naya takut Sugar Daddy Shena bukan pria baik seperti sugar daddy nya, Bagas. "Sudahlah. Aku rasa sahabatmu bukan anak kecil, yang harus ditemani jika ingin melakukan sesuatu. Sahabatmu juga cukup dewasa, dan juga bisa berpikir jernih dan bisa melakukan apa yang menurut dia baik. Dan aku juga merasa dia bisa melindungi dirinya sendiri, jika sampai Abi melakukan sesuatu padanya. Lagi pulang, menurutku sudah terbiasa, sudah lumrah jika Abi melakukan sesuatu pada sahabatmu, kalau memang sahabatmu sudah mantap dengan keputusannya untuk menjadi seorang Sugar Baby. Itulah resikonya menjadi Sugar Baby." Ujar Bagas dengan nada tegasnya, membuat Naya tidak lagi membuka mulutnya untuk kembali memprotes sugar daddy-nya. Bagas pun mulai menyalakan mobilnya, untuk pergi dari tempat tersebut dan ingin menikmati momen berduanya dengan sugar baby-nya sendiri. Sheena sendiri yang ditinggal sendirian oleh sahabatnya, langsung merutuki Naya dan bahkan mengumpat Naya hingga berulang kali, karena kesal. "Tau apa resikonya menjadi sugar baby? "Tanya Abizar setelah duduk di kursi tepat didepan Shena
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD