"Baiklah. Akan aku urus. " jawab Naya, Seraya mengambil ponselnya dan detik berikutnya langsung menekan tombol memanggil.
Tut tut tut
"Hallo. Daddy ada dirumah, sibuk nggak? " Tanya Naya setelah panggilannya diterima oleh yang bersangkutan.
"Tidak, Sayang. Kenapa, terjadi sesuatu? " Jawab pria di sebrang yang dipanggil daddy oleh Naya, dan diakhiri oleh kalimat tanya.
"Tidak terjadi sesuatu sama aku, Dad. Lebih tepatnya aku butuh bantuan Daddy. Bisa bertemu tidak? " Tanya Naya lembut, karena tahu pria yang di panggil daddy tidak mudah ada waktu.
"Kapan? " Tanya pria di seberang, dan mengubah nada suaranya jadi datar.
"Sekarang! " Jawab Naya lugas, yang langsung di angguki oleh Shena.
"Baiklah. Langsung ke tempat biasa kita bertemu, aku tidka bisa keluar. " Ujar sugar daddy Naya, membuat Naya merasa lega karena sugar daddy nya mau diajak bertemu. Yah, pria yang di panggil daddy oleh Naya adalah sugar daddy Naya. Jadi, selama ini Naya menjadi sugar Baby, karena ingin membahagiakan dirinya sendiri yang sudah hidup bebas di kota itu. Naya bukan tidak memiliki keluarga, hanya saja, Naya memilih tinggal sendiri di kota yang berbeda dengan orang tuanya. Naya ingin sahabat satu-satunya mengikuti jejak dirinya, dengan menjadi sugar Baby pria dewasa, agar bisa terlepas dari yang namanya pengkhianatan pasangan. Karena menurut Naya, mau sebesar apapun pasanganmu mengkhianatimu nya, Naya tidak akan merasakan tersakiti kalau dirinya sudah memiliki sugar daddy. Jadi, Naya ingin sahabat nya mengikuti jejaknya, karena Naya tidak tega sahabat nya selalu disakiti oleh suaminya.
"Bagaimana? " Tanya Sheena setelah melihat Naya meletakkan kembali ponselnya
"Beres. Gue jamin lo bakal ketemu nanti malam dengan sugar daddy lo. " Jawab Naya dengan wajah cerianya, membuat Sheena sedikit merasa lega.
"Jadi lo gak keberatan kan kalau gue tinggal dulu, sebentar kok? " Tanya Naya karena tidak enak meninggalkan sahabatnya sendirian.
"Tidak masalah kok. Lagian itu juga urusan termasuk urusanku juga kan. " Jawab Sheena sambil menampilkan senyum manis nya.
"Oke. Kalau gitu, gue pergi dulu ya. Ingat, jangan pulang karena aku tidak akan lama. " Ujar Naya memperingati Sheena. Sheena hanya menanggapi nya dengan anggukan ragu. Sebenarnya Sheena tidak begitu yakin dengan keputusan nya, hanya saja, saat Sheena mengingat kejadian di mall tadi pagi, membuat Sheena menekad kan diri, dan meyakinkan diri dengan keputusan nya, karena Sheena merasa sudah lelah disakiti terus oleh Vian.
" Baiklah. Akan aku tunggu. Jangan lama-lama, karena saat ini perasaanku tidak enak. Dan setelah kedatanganmu nanti, aku akan pulang dengan memperhatikan penampilanku untuk Mas Vian, Aku ingin melihat reaksi dia yang sebenarnya terhadap penampilanku. "Ujar Shena, yang langsung diangguki oleh Naya. Setelah itu, Naya langsung pergi untuk menemui sugar daddy-nya, dan membicarakan masalah niatnya untuk mengajak temannya mengikuti jejaknya. Cukup lama Naya meninggalkan Shena sendirian di apartemennya, Naya kembali ke apartemen setelah jam 05.00 sore. Naya langsung memasuki apartemennya dengan langkah terburu-buru, dan segera membuka pintu kamarnya dan langsung melihat Shena Tengah mempercantik diri.
" Sorry, Shena. Aku meninggalkanmu terlalu lama. "Ujar Naya dengan rasa bersalahnya, Karena meninggalkan sang sahabat dengan waktu yang cukup lama, bahkan hampir seharian meninggalkan Shena. Padahal Naya sudah berjanji pada Shena bahwa dirinya hanya pergi sebentar saja.
" Bukankah kamu tadi bilang hanya sebentar, lalu kenapa sampai jam 05.00 sore kamu baru kembali. Apa kamu sedang bertukar keringat dengan sugar daddy-mu, hingga kamu melupakan sahabatmu yang tengah risau. " Tanya Shena dengan kesalnya, karena ditinggal Naya hingga seharian.
" Nah itu kamu tahu. "Ujar Naya dengan nada tidak bersalahnya, membuat Shena semakin kesal saja.
"Sudahlah. Tidak perlu marah atau tidak perlu cemberut seperti itu, nanti kamu hanya sia-sia saja mempercantik diri kamu kalau kamu memperlihatkan wajah jelek mu itu. "Ujar Naya Seraya meletakkan tas selempangnya di dekat Shena.
" Cepat mandi dan antar aku pulang. Dan Ingat, jam 7 malam, katakan sama orang yang akan dipertemukan denganku, bahwa aku akan menemuinya jam 7 malam tepat pada jam makan malam. " Ujar Shena dengan nada datarnya, dan menunggu Naya di ruang tamu, karena Shena sendiri sudah rapi sesuai dengan pakaian yang sudah direncanakan, yaitu pakaian seksi Naya.
" Oke. Tunggu sebentar, aku tidak akan lama. "Ujar Naya Seraya bangun dan langsung membawa langkahnya menuju kamar mandi. Setelah Naya selesai dengan urusan mandinya, serta penampilan yang sudah rapi, Naya segera menghampiri Shena yang tengah menunggu dirinya di ruang tamu.
" Ayo, Shen. Aku sudah siap, jadi pulang sekarang? "Ajak Naya dan diakhiri dengan kalimat tanya.
" Ayo. Kita langsung ke rumah Mas Vian, Aku tidak sabar ingin melihat reaksi dia. Tapi, sebelum kita sampai di rumah Mas Vian, Aku ingin membeli pakaian yang lebih terbuka dari pakaianmu ini. " Ujar Sena menyetujui Naya untuk segera pergi, dan meminta Naya untuk membeli pakaian yang lebih terbuka dari pakaian yang Naya punya, membuat Naya tidak percaya dengan keputusan Shena.
"Oke. Siap!" Ujar Naya dengan penuh semangatnya. Naya pun mulai membawa mobilnya menuju rumah Vian, dan menghentikan mobilnya setelah melihat toko pakaian yang sesuai dengan permintaan Shena sebelum sampai di rumah Vian. Benar saja, Shena benar-benar melakukan apa yang sudah Sheena katakan saat di apartemen Naya, bahwa Sheena akan membeli pakaian yang lebih terbuka dari pakaian Naya. Dalam hati Naya bersorak gembira, karena Sheena benar-benar akan mengikuti jejaknya, yang artinya, Naya tidak akan lagi melihat wajah sedih sang sahabat. "Kamu yakin dengan pakaian sebanyak itu untuk hanya menggoda suami bejatmu itu? "Tanya Naya ingin memastikan, yang langsung mendapat anggukan mantap dari Sheena. Mobil yang membawa Shena dan juga Naya berhenti tepat di rumah Vian yang ternyata di parkiran rumah Vian sudah ada mobil Vian yang sudah terparkir cantik di sana.
"Pasti mas Vian sudah berada di rumah dengan para wanitanya!" Ujar Sheena Dengan nada keselnya.
"Itu sudah pasti, Sheena." Ujar Naya menimpali ucapan Shena tadi.
" Sepertinya aku tidak perlu menunggu jam 07.00 malam untuk keluar dari rumah Mas Vian. "Ujar Sheena membuat dahi Naya berkerut.
"Apa maksudmu?" Tanya Naya
"Kamu tunggu di sini, aku akan masuk dan hanya berganti pakaian, Lalu setelah itu aku kembali menemui mu, dan kita berangkat langsung dari apartemen kamu untuk bertemu dengan orang yang sudah kita janjikan tadi.
" ujar Shena menjawab pertanyaan Naya, membuat Naya tidak mengerti dengan ucapan Shena, lebih tepatnya membingungkan.
" Lalu kenapa kamu kesini, kalau memang Pada akhirnya kamu akan berangkat dari apartemenku? "Tanya Naya yang ingin memecahkan kebingungannya
" Jawabannya hanya satu, yaitu aku ingin membuat mata mas Vian tidak percaya, bahwa Tubuhku masih membuat pria b*******h. "Jawab Sheena yang langsung di balas dengan senyum sinis oleh Naya. "Cepat, keluar!" Ujar Naya dengan penuh ketegasan, meminta Shena keluar dari mobilnya dan segera masuk ke dalam rumah Vian. Sheena pun langsung membuka pintu mobil Naya, dan membawa kaki jenjangnya untuk melangkah masuk ke dalam rumah sang suami.
Brak
Shena membuka pintu rumah dengan kasarnya, membuat Vian dan wanitanya yang tengah b******u di meja makan langsung menghentikan aktivitasnya karena kaget. Shena melihat Apa yang dilakukan oleh Vian pada wanitanya, membuat Sheena yang melihatnya langsung menghela nafasnya kasar, merasa muak dengan penampilan yang setiap hari menjadi rutinitas mata Shena. Rupanya tidak hanya Shena yang merasa kaget, Vian pun merasa kaget, saat melihat penampilan Shena yang tidak pernah Vian lihat sebelumnya. Shena tidak memperdulikan mata Vian yang melotot sempurna karena melihat penampilannya. Shena kembali melanjutkan langkahnya, menuju kamarnya dan kamar sang suami, hanya untuk berganti pakaian saja sesuai dengan niatnya tadi. Setelah Shena selesai berganti pakaian, Shena Kembali keluar, dan langsung berhadapan dengan Vian.
" Mau belajar jadi wanita p*****r? "Tanya Vian dengan sorot mata tajamnya penuh kemarahan.
" Kalau Mas Vian bisa menjadi b******* Kenapa aku tidak bisa menjadi w************n? " tanya Shena membalas ucapan Vian, membuat Vian tidak percaya dengan kata-kata kotor Shena.
" Sejak kapan kamu jadi pendendam seperti ini? "Tanya Vian tidak percaya
" Sejak mas Vian mengkhianati pernikahan kita, hanya saja selama ini stok kesabaranku masih ada. Dan sekarang, aku melakukan apa yang aku inginkan, setelah stok kesabaranku sudah habis. Jadi impas bukan? "Ujar Shena dengan lantangnya, dan menepis tangan Vian yang ingin mencekal pergelangan tangannya dengan kasar lalu membawa langkahnya keluar dari rumah dengan cepat. Vian tidak mencegah, karena Vian masih merasa tidak percaya dengan sikap tiba-tiba Sheena. Shena pun langsung masuk ke dalam mobil Naya yang sejak tadi menunggunya, dan Naya langsung menancap gas mobilnya untuk menuju tempat yang sudah Sheena janjikan langsung. Yah, Naya meminta sugar daddy nya untuk mempercepat dari perjanjiannya, karena saat ini Shena sedang dalam emosi tinggi, yang artinya, Naya memiliki kesempatan banyak untuk meyakinkan sang sahabat bahwa keputusannya saat ini sangatlah tepat.
"Ayo, masuk. " Ajak Naya memasuki ruang VIP, setelah sampai ditempat yang sudah di jadikan, sambil menggandeng tangan Sheena dibawa masuk ke ruang VIP tersebut.
"Nay, gue takut." Ujar Sheena dengan gugupnya, dan sesekali mengusap dahinya yang sejak tadi dibanjiri keringat.
"Tenang aja, rileks." Ujar Naya menenangkan Sheena. Naya terus menggandeng tangan Sheena, hingga berhasil memasuki ruang VIP untuk bertemu dengan pria yang sudah janjian sebelum nya.
Ceklek
Naya membantu membuka pintu ruang VIP, dan meminta Sheena masuk.
Degh
"Nay, apa pria itu yang akan aku temui, dan akan…
Sheena tidak bisa melanjutkan kalimat nya, saat melihat pria yang ada di ruang VIP tersebut, serta mata yang membuat sempurna karena tidak percaya dengan apa yang Sheena liat.