" Kau. Mau apa kau kesini, dan ada urusan apa kamu mempertanyakan masalah Suamiku di depan umum? "Tanya Shena dengan nada datarnya, saat melihat wanita yang telah menjadi salah satu rekan ranjang suaminya.
" Cuma mau ngasih tahu saja, bahwa suami mu malam ini adalah jatah denganku. Jadi, malam ini, kamu tidak perlu mencari atau melarang kemana suamimu akan pergi! " Ujar wanita j4lang itu tanpa ada rasa malu sedikitpun. Shena langsung tertawa hambar. Bagi Shena, saat ini dirinya berada di situasi membingungkan, ingin menertawakan nasibnya yang begitu miris.
"Haha. Baru kali ini ya, ada pelakor yang dengan santainya meminta istri sahnya untuk tidak mengganggu jatah malam dengan suamiku, seperti seorang madu yang meminta izin pada istri pertamanya. Kalau status nya sudah jadi istri sih tidak masalah memintaku untuk tidak mengganggu jatah malam mu dengan suamiku, lah ini, kamu hanya pelakor saja sudah merasa bangga, sudah merasa lebih terhormat daripada aku yang sudah jelas-jelas istrinya. Punya otak gak? " Tanya Shena dengan lantangnya, membuat pelakor tersebut langsung dengan refleksnya menampar pipi mulus Shena.
Pyar
"Berani-beraninya kau mempermalukan aku didepan umum, hah? " Tanya pelakor tersebut dengan nada berteriak, hingga banyak pengunjung mall lainnya langsung menatapnya dengan tatapan penasaran. Baru saja Shena ingin membalas pelakor tersebut, Tiba-tiba Shena sudah melihat pelakor tersebut sudah mendapat balasan tamparan dari Naya.
Pyar
"Bukan Shena yang mempermalukan kamu, tapi kamu sendiri yang mempermalukan dirimu sendiri! "Ujar dengan nada tegasnya, dan langsung menarik pergelangan tangan Shena meninggalkan pelakor tersebut, yang masih menjadi pusat perhatian banyak pengunjung.
" Nay, kayaknya aku harus mengambil tindakan cepat! " Ujar Shena tegas, setelah Naya melepaskan tangan Shena.
"Tindakan apa maksud kamu? " Tanya Naya penasaran
"Aku ingin bertemu dengan orang yang kamu maksud dalam waktu dekat ini. " Jawab Shena yang berhasil membuat mata Naya membola sempurna.
"Minggu depan? " Tanya Naya tidak percaya
"Besok! " Ujar Shena tegas, yang lagi-lagi membuat mata Naya kembali membola.
"Be-besok, Shen? " Tanya Naya memastikan, karena Naya benar-benar tidak percaya.
"Yah, besok. Aku sudah muak dengan para wanita mas Vian. Apa kamu keberatan? " Shena menjawab pertanyaan Naya dan diakhiri dengan kalimat tanya.
"Tentu saja aku tidak keberatan, Shen. Hanya saja, menurutku keputusan mu kali ini sangatlah tepat. " Jawab Naya dengan wajah binarnya, bahagia karena Shena tidak lagi mengalah dan berdiam diri jika Vian menyakitinya dengan cara mengkhianati pernikahan nya.
"Baguslah. Kayaknya, kita gak jadi belanja hari ini deh. Kita pulang aja yuk, aku mau mempersiapkan diri untuk rencana kita besok. " Ujar Shena mengajak Naya pulang, karena mod ng sekarang sudah berubah.
"Kenapa, Shen? " Tanya Naya dengan dahi berkerut
"Ada banyak yang harus dipelajari, untuk mengikuti jejak lo. Jadi aku harus belajar untuk yang terbaik, agar semua apa yang kita rencanakan, berjalan dengan mulus. " Ujar Shena menjawab pertanyaan Naya
"Memangnya kamu mau belajar apa dari aku? Kayaknya gak perlu ada pelajaran tambahan deh, Shen. Gue udah mumet sama yang namanya…
" Gue bukan mau belajar matematika dari lo. Udah, ayo pulang! " Ujar Shena dengan nada kesalnya, lalu menarik tangan Naya dan membawanya keluar dari mall, dan akhirnya, niat merek untuk belanja pun, gagal.
"Nay, baju-baju sexi lo masih banyak gak yang belum dipakai, gue mau nyoba? " Tanya Shena membuat Naya langsung mengerutkan keningnya bingung.
"Buat apa? " Naya menjawab pertanyaan Shena dengan kalimat tanya
" Gue mau nyoba. Sebelum gue melangkah lebih jauh, Gue ingin mengetes terlebih dahulu sama Mas Vian, Bagaimana kalau aku memperlihatkan tubuh seksiku pada mas Vian. Kalau memang tubuhku tidak menarik sama sekali di mata Mas Vian, aku harus memutar ide yang lebih Cemerlang lagi, agar tubuhku bisa menarik para pria, termasuk mas Vian, agar aku bisa membuktikan pada mas Vian bahwa Sebenarnya aku masih bisa menggoda para pria, seperti mas Vian menggaet para wanitanya. Aku sudah lelah terus mengalah, kini saatnya aku harus bangkit dan membalas rasa sakit ku pada Mas Vian. " jawab Shena yang berhasil membuat Naya tercengang tidak percaya.
" lo Yakin, lo nggak lagi karena tersulut emosi? "Tanya Naya tidak percaya
" Iya, aku bersungguh-sungguh. "Jawab Shena dengan penuh kesungguhan, karena memang Shena ingin membalas rasa sakitnya yang sudah hampir setengah tahun disakiti atau dikhianati oleh sang suami.
"Baiklah. Aku sangat mendukung keputusanmu. Dan aku juga akan membantumu sampai rencanamu berjalan dengan mulus. "Ujar Naya sambil tersenyum sinis, membayangkan seperti apa Sakitnya atau betapa menderitanya Vian, saat Vian merasa hatinya terluka melihat sang istri menjadi incaran para pria buaya.
" Oke. Sekarang katakan, apa yang harus aku lakukan? "Tanya Naya
" Keluarkan semua baju-baju seksi mu, Aku ingin mencoba semuanya tanpa terkecuali. "Ujar Shena, menjawab pertanyaan Naya, dengan meminta semua baju-baju terbuka Naya dikeluarkan untuk Shena coba. Naya dengan segera langsung menuju ruang ganti, dan mengeluarkan beberapa baju terbukanya yang selalu Naya gunakan untuk berkencan dengan pria yang menjadi pilihannya setiap malam. Yah, Naya memang bukan gadis polos, yang tidak tahu pergaulan bebas. Naya cukup mengerti dengan pergaulan bebas. Namun Naya tidak sembarang sembarangan dalam memilih teman kencannya, karena Naya masih memiliki pikiran untuk memanjakan diri, agar Naya tidak sembarangan menerima pria untuk menjadi teman kencannya.
"Ini. Kamu bisa mencobanya dengan sepuas mu, karena baju-baju itu bukanlah baju murahan. "Ujar Naya Seraya meletakkan beberapa baju terbuka di sofa panjang tepat di dekat Shena. Shena langsung meraih salah satu pakaian yang sangat terbuka dan membawanya ke ruang ganti untuk Shena coba. Tidak membutuhkan waktu yang lama, Shena pun keluar dari ruang ganti dengan pakaian yang Naya berikan tadi.
" Wow, amazing Shena. Sangat-sangat sempurna. Kecantikanmu melebihi kecantikan ratu kerajaan. "Puji Naya pada kecantikan Shena, yang memang benar-benar sangat cantik.
" Baju terbuka ini, mampu membuatmu menguji kecantikanku. Apa kamu sedang meledekku, atau memang benar-benar memujiku? "Tanya Shena tidak percaya diri, saat mendengar beberapa pujian dari Naya, sang sahabat. Pasalnya, Shena tidak pernah memakai pakaian yang terbuka apalagi dengan belahan yang sampai memperlihatkan Gunung kembarnya.
" Sumpah demi apapun, kamu memang benar-benar cantik Shena. Percayalah, tanpa kamu menuruti atau mengikuti jejakku, kamu pasti bisa membuat suamimu terluka dengan merubah Penampilanmu terbuka ini. "Ujar Naya sambil mengembangkan senyumnya, membuat Shena langsung menganggukkan kepalanya percaya.
" Baiklah. Sepertinya aku berubah pikiran, dan aku ingin memulainya malam ini juga. "Ujar Shena sambil memperlihatkan senyum sinisnya, membuat Naya tidak percaya bahwa Shena bisa merubah pikirannya secepat ini.
" Kamu ingin melakukan malam ini? " Tanya Naya tidak percaya
" Ya. Malam ini. "Jawab Shena tegas
"Baiklah. Akan aku urus. " jawab Naya, Seraya mengambil ponselnya dan detik berikutnya langsung menekan tombol memanggil.
Tut tut tut
"Hallo.