3. mengikuti jejak sesat Naya

1036 Words
"Baiklah. Aku akan mengambil keputusan tegas kali ini, keputusan yang akan membuatku bahagia di masa depan." Ucap Shena dengan penuh tekad "Apa maksudmu?" tanya Naya penasaran “Saya akan mengejar kebahagiaan saya sendiri, tanpa harus membawa prinsip.” Shena menjawab pertanyaan Naya, membuat Naya yang mendengarnya langsung terbelalak. "Are you serious? "Tanya Naya dengan wajah binar nya " Apa aku terlihat seperti sedang bercanda? " Shena menjawab pertanyaan Naya dengan sebuah kalimat tanya, membuat Naya kesal. "Kesal? " Tanya Shena "Hehehe. Yang penting kamu setuju. " Ujar Naya dengan cengengesannya, membuat Sheena langsung menghela nafasnya kasar. " Semoga saja, keputusanku kali ini tidaklah salah. Sekalipun Aku masih ragu, tapi aku percaya bahwa semua yang menjadi ide Kamu adalah yang terbaik buat aku. " Ujar Sheena yang dibalas dengan anggukan mantap oleh Naya. "Ya sudah. Kalau begitu, aku pulang dulu. nanti akan aku kabari, kalau aku sudah siap untuk melakukan sesuatu sesuai ide kamu. "Ujar Sheena, yang langsung meraih tas selempangnya untuk kembali pulang ke rumah Vian. " Tidak bisa, Sheena. Ini masih jam berapa, ini terlalu siang. Aku yakin, kalau kamu sudah sampai di rumah, nanti keadaan hati kamu semakin buruk karena melihat Vian b******u dengan para wanitanya. Jadi lebih baik, kamu pulang larut malam saja, atau enggak Kalau kamu masih keberatan, kamu bisa pulang nanti agak sore an. Jadi untuk saat ini, kamu temani aku untuk bersenang-senang. Aku ingin, kau menemaniku belanja ke mall aku yang akan membayar semua apa yang kamu beli, selama itu membuatmu senang. "Ujar Naya panjang lebar, langsung mencegah Shena agar tidak pulang lebih dulu. Sheena sendiri Langsung menyetujui ucapan Naya, karena sebenarnya dirinya sendiri pun juga merasa enggan untuk pulang, sesuai dengan yang dikatakan Naya tadi, Shena yakin kalau Shena pulang ke rumah pasti keadaan hati Shena akan buruk. Jadi Shena lebih baik menuruti saran dari sang sahabat, untuk bersenang-senang ke mall meski dirinya tidak ada sesuatu yang dibutuhkan. " Baiklah. Aku benar-benar akan melepaskan semua beban yang memberatkan hidupku selama aku menikah dengan mas Vian. Jadi untuk kali ini, semua apa yang menjadi saran kamu, akan aku turuti. "Ujar Shena, yang langsung membuat hati Naya berbunga-bunga merasa senang karena sahabatnya kali ini tidak selalu memikirkan perasaan Vian yang sama sekali tidak pernah memikirkan perasaan Shena. " Asyi! Sekarang kamu tunggu di sini, aku akan bersiap-siap terlebih dahulu. " Ujar Naya penuh semangat, yang langsung turun dari atas ranjang dengan cara melompat membuat Shena yang melihat tingkah sang sahabat langsung menggelengkan kepalanya karena menurut Shena terlalu kekanak-kanakan. " Aku tunggu di luar ya, Nay! "Ujar Shena dengan nada berteriak, yang langsung membawa langkahnya keluar dari kamar Naya, dan langsung mendaratkan bokongnya di sofa ruang tamu untuk menenangkan diri setelah memberi keputusan yang menurut Shena sangatlah berat untuk dilakukan. Sebelumnya, Shena tidak pernah berpikir untuk merusak atau mengotori sebuah ikatan pernikahan yang suci. Tapi, setelah Shena merasa sudah cukup puas atau merasa sudah tidak mampu lagi untuk memegang prinsipnya, kali ini Naya berhasil mematahkan prinsip Shena yang selama ini Shena pegang. Rupanya, Shena tidak perlu menunggu lama Naya untuk merubah penampilannya, kali ini Naya sudah berada di dekatnya, dan sudah berpakaian dengan begitu rapi dan sudah sangat cantik seperti Shena. " Gue nggak lama kan? "Tanya Naya sambil berdiri dan memperlihatkan seperti orang bertanya bagaimana penampilannya pada sang sahabat. " Sudah sempurna Naya. Ayo, langsung pergi saja. "Seru Shena, yang langsung berdiri dan membawa langkahnya keluar dari apartemen Naya. Naya segera berlari mengikuti langkah Sheena karena sebenarnya Naya sendiri merasa tidak terburu-buru untuk segera ke mall. " Sheena! " Panggil Naya saat melihat Shena sudah masuk lebih dulu ke dalam mobilnya. " Lo kenapa sih? Lo keberatan karena ngikutin saran dari gue? "Tanya Naya dengan wajah cemberutnya, saat melihat Shena bertingkah seperti orang yang tengah kesal. " Gue nggak keberatan Nay, bahkan gua mau berterima kasih karena Lo mau bantuin Gue." Jawab Shena yang langsung menutup kedua matanya dengan rapat-rapat. "Terus kenapa Lo kelihatan kesel gitu sama Gue?" Tanya Naya penasaran " Gue cuma marah sama diri gue sendiri, dan Gue merasa menyesal, kenapa gua baru sadar saat ini, bahwa apa yang aku lakukan selama ini hanyalah sia-sia, dan Kenapa gue sejak dulu selalu berpegang teguh dengan prinsip yang menurutku hanyalah sia-sia saja, Tidak guna! Pantas kan, gue sebut prinsip gue itu tidak guna karena pada akhirnya semua hanyalah sia-sia. Gue Menyesal kenapa selama ini gue selalu berpegang teguh pada prinsip gue yang tidak guna itu, sampai Mas Vian dengan begitu mudahnya membodohi ku sampai hampir 6 bulan menikah. Dan aku rasa, Aku Ingin secepatnya untuk membalas rasa sakit ku pada mas Vian. "Ujar Shena, menjawab pertanyaan Naya yang sempat membuat Naya merasa penasaran akan jawaban Shena. Beruntungnya, Shena memberikan jawaban yang langsung membuat Naya bertepuk tangan, karena merasa sahabatnya kali ini Hatinya sudah terbuka. "Oke.Kalau begitu, kita Let's Go!" Ujar Naya Dengan semangatnya, dan langsung melajukan mobilnya menuju Mall yang selalu menjadi langganannya saat ingin bersenang-senang. " Sumpah, sumpah gue nggak pernah berpikir kalau gua akan ngikutin jejak lo yang sesat itu! "Ujar Shena sambil tersenyum hambar. Setelah sampai di area parkiran Mall, Shena langsung keluar dari mobil Naya, dan langsung membawa langkahnya masuk ke mall tanpa menunggu sang sahabat yang tengah memarkir mobilnya. Saat Shena mulai membawa langkahnya untuk menyusuri bagian sepatu sneaker kesukaannya, tiba-tiba langkah Shena terhenti, saat Shena mendengar kalimat yang membuat telinganya begitu sangat sakit. " Wow, rupanya istri yang tidak dianggap, istri yang tidak pernah diharapkan oleh suaminya Tengah bersenang-senang di mall mewah ini! Masih bisa juga ya menyenangkan diri, di saat suaminya Tengah bertukar keringat dengan para wanitanya? Kasihan sekali, Mencoba untuk Setia, namun Selalu dikhianati. Menunggu agar segera dicintai, namun selalu disakiti. Rupanya hati kamu tebal juga ya, tidak merasa sakit hati meski suamimu bersenang-senang dengan wanita lain di depan mata Kamu sendiri, bahkan di rumahmu sendiri?" Tanya seorang wanita yang membuat telinga Shena langsung merasa panas, dan bahkan sangat terasa sakit mendengarkan kalimat dari wanita tersebut. Shena langsung memutar tubuhnya untuk melihat Siapa wanita yang tengah melontarkan kalimat yang begitu membuat telinganya merasa sedikit panas, dan ingin menyumpal mulut wanita tersebut dengan cabe terpedas di dunia ini, karena merasa kesal mendengar kalimat tersebut. " Kau. Mau apa kau ke sini, dan ada urusan apa kamu mempertanyakan masalah Suamiku di depan umum? "
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD