Kedatangan Xue Ying itu membuat seisi aula kaget, bagaimana tidak? Dia adalah senior idaman di fakultas bisnis dan juga pangeran di seluruh kampus. Mo Qi Qi bahkan tidak berkedip saat sosok tampan itu tersenyum ringan pada semua mahasiswa. Hanya dengan melengkungkan bibirnya beberapa centimeter dan semua mahasiswi di aula sudah menjerit seolah yang mereka lihat itu adalah seorang actor atau idol.
Keterkejutan Mo Qi Qi bahkan melebihi semua orang, pertama ia terkejut karena Xue Ying tiba-tiba datang, kedua Mo Qi Qi si gadis kuno terkejut karena Xue Ying akan menjadi senior yang pembimbing kelompoknya. Qi Qi sendiri heran, entah kebaikan apa yang sudah ia lakukan di kehidupan sebelumya, tapi kehidupannya sebagai mahasiswi relative selalu dipenuhi dengan keberuntungan.
“Apa aku sedang bermimpi? Dia benar-benar menjadi pembimbing kelompok buangan ini kan?” Mo Qi Qi bergumam dengan suara pelan, tapi Mei Zuo bukanlah manusia tuli yang tidak bisa mendengar gumaman Qi Qi itu.
“Apa kau dulu menyelamatkan dunia Qi Qi? Selamat, dia benar-benar akan menjadi pembimbing kelompok kita.” Mei Zuo secara acuh tak acuh berkata. Mata phoenix Mei Zuo mendarat di sosok Xue Ying yang tengah berjalan ke arah kelompok Mo Qi Qi.
Mata Qi Qi mungkin akan kering nanti, ia tidak pernah berkedip saat menatap Xue Ying yang kini bahkan sudah berada tepat di depannya. Aura bahagia dan senang menyelimuti kelompok terakhir itu. Awalnya kelompok mereka dicibir karena hanya berisi mahasiswa-mahasiswi yang tidak popular, tapi kini semuanya telah berbalik. Semua mahasiswi iri pada kelompok buangan itu.
Xue Ying tersenyum ketika ia berbicara dengan suara ringan, “Aku harap kita bisa bekerja sama. Namaku…”
Salah seorang teman kelompok Qi Qi terlebih dahulu menyela, nada bicara gadis itu tampak imut dan renyah saat ia mengatakan, “Xue Ying. Kapten basket dan mahasiswa top fakultas bisnis tahun ketiga, Li Xue Ying. Senior, kau tidak perlu lagi mengenalkan dirimu, memangnya ada mahasiswa di kampus ini yang tidak mengenalmu?”
Senior Mo yang sedari tadi hanya diam kini angkat bicara, ia merangkul Xue Ying dan berkata, “Yah, yah, dia memang selebriti.”
Xue Ying hanya tersenyum dan tidak menanggapi, tatapannya kemudian beralih ke seorang gadis berambut ikal dengan kaca mata besar di wajahnya. Gadis itu tampak bodoh ketika Xue Ying tersenyum dan mendekat padanya, secara alami ini adalah Mo Qi Qi.
“Oh? Bukankah..kau yang kemarin di kantin? Nama mu, Mo Qi Qi kan?” Xue Ying dengan semangat menyapa gadis culun itu. Sapaannya begitu tulus ketika senyuman sedikit lebar keluar dari bibir tipis Xue Ying itu. Sontak semua anggota kelompok Qi Qi kecuali Mei Zuo terkejut dengan kejadian yang baru saja mereka saksikan itu.
“Itu benar senior.” Qi Qi tersenyum dengan bodoh untuk keseratus kalinya. Tidak ada yang lebih membahagiakan untuknya saat ini, saat Xue Ying mengingat namanya. Jantung Qi Qi seolah akan melompat keluar ketika ia mendengar Xue Ying memanggil namanya.
“Lalu apa rencanamu untuk kelompok kita ini pangeran Li?” Senior Mo mengejek Xue Ying yang sedari tadi tenang.
Xue Ying dengan tenang berbicara, “Aku pikir kita harus menentukan ketua kempok dulu. Akan mudah mengkoordinasi semua anggota kelompok jika ada ketua didalamnya. Oh iya..kalian bisa buat grup di WeChat.”
Wajah para anggota kelompok terakhir diliputi senyum musim semi, semua orang mengangguk ketika Xue Ying menawarkan sarannya itu. Bagaimana tidak? Dengan adanya grup obrolan itu, maka semua anggota yang berada di dalam grup obrolan akan mengetahui nomer ponsel Xue Ying. Ini adalah sebuah berkah untuk semua gadis di kelompok buangan, tak terkecuali Qi Qi.
“Hmm…Kau? Kau yang membuatnya Qi Qi. Di bandingkan dengan anggota lain, kau tampaknya kurang aktif, jadi kau yang akan bertugas untuk membuat grup WeChat.” Xue Ying mengeluarkan ponselnya dari saku jaketnya. Ponsel mahal itu bahkan sudah menunjukkan status tuan muda ini, dan Xue Ying pun berniat untuk memberikan kode WeChatnya pada Mo Qi Qi. Dan tentu saja seisi aula menjadi riuh karena hal ini. Sungguh Mo Qi Qi gadis yang beruntung.
Mo Qi Qi, “….” Gadis itu tidak berbicara, ia hanya diam dan menatap Xue Ying yang sedari tadi memasang ekspresi rumit. Qi Qi benar-benar tidak bisa membedakan apakah ini adalah sebuah mimpi atau benar-benar kenyataan.
Xue Ying, “…..”
“Eh, apa kau sudah gila?” Mei Zuo mencubit lengan Qi Qi dan membuat gadis itu segera tersadar.
“Ah maafkan aku senior.” Mo Qi Qi kemudian mengeluarkan ponsel buruknya dari dalam tas selempangnya. Dua ponsel kini saling berhadapan, tidak jauh beda dari pemiliknya, yang satu mahal dan bagus, sementara yang satu buruk dan jelek.
Pembagian kelompok akhirnya berakhir, dan semua orang di aula berjalan keluar. Hanya ada Mo Qi Qi dan teman kelompoknya yang tersisa, termasuk Mei Zuo yang menemani Qi Qi. Seolah takut jika Qi Qi akan di bully lagi, Mei Zuo mejadikan tubuh tingginya sebagai tameng, “Kalian mau apa? Jangan berani membully..”
“Kau sebenarnya mau apa? Siapa yang mau membully Qi Qi kita ini. Aku hanya ingin mengingatkan untuk secepatnya membuat grup, agar kita juga bisa tau nomer ponsel senior.” Seorang teman kelompok Qi Qi yang tampak genit sedang berbicara dan menatap Mei Zuo dengan penuh keganasan.
“Kalian tenang saja, aku pasti akan segera membuat grup.” Mo Qi Qi tesenyum ketika ia berkata.
Berkat ucapannya itu, akhirnya teman-teman kelompoknya bubar. Kini hanya Qi Qi dan Mei Zuo yang berjalan keluar dari dalam aula, keduanya tampak linglung dan kelaparan. Tapi bahkan Mo Qi Qi sama sekali tidak terlihat letih ataupun jengkel karena belum makan, sebaliknya ia benar-benar seperti telah dilahirkan kembali. Begitu beruntung dan bahagia, dia bahkan tidak hanya akan terus bertemu Xue Ying di masa depan, tapi ia juga telah mendapatkan nomer ponselnya.
“Eh, apa kau benar-benar akan pergi dengan Lu Bao Ni? Kau bahkan belum makan malam, ayo aku traktir.” Mei Zuo menarik lengan Qi Qi dengan semangat, tapi Qi Qi segera melepaskan tangan itu dan berkata, “Aku tidak lapar, terima kasih atas tawaranmu Xiao Zuo. Tapi Bao Ni sudah menungguku, aku pergi yah. Bye..”
Di sudut jalan, Bao Ni dengan penampilannya yang stylist dan bergaya sudah berdiri untuk menunggu Qi Qi. Qi Qi berlari ketika sosok Bao Ni melambai padanya, Qi Qi benar-benar sudah tidak sabar untuk menceritakan harinya yang cerah itu pada sahabatnya. Dan benar saja, Bao Ni yang mendengar cerita Qi Qi itu tidak bisa tidak berseru, lubang hidungnya yang kecil melebar ketika ia berkata,“Benarkah? Wah…Qi Qi kau berntung sekali. Aku akui, kali ini kau benar-benar hebat. Selamat sayangku Mo Qi Qi.”
Qi Qi dan Bao Ni pergi ke sebuah pusat perbelanjaan besar di Shanghai. Bao Ni berniat untuk memberi beberapa pakaian baru, sementara Qi Qi tampak tidak peduli dan hanya mengikuti sahabatnya. Qi Qi dengan antusias menatap layar ponselnya dan terus mengetik. Tapi tentu saja dia tidak sedang bertukar pesan dengan Xue Ying, Mo Qi Qi sibuk membuat obrolan grup untuk kelopoknya.
Lu Bao Ni akhirnya sudah tidak tahan lagi ketika ia melihat Qi Qi hampir menabrak tanaman hias yang ada di pertengahan mall, Bao Ni memaki dengan suaranya yang manis, “Berhentilah menatap layar ponselmu. Kau bahkan tidak memperhatikan langkah mu.”
Menyadari jika dirinya hampir mempermalukan Bao Ni lagi, Qi Qi segera menyimpan ponselnya dan menuruti kata-kata Bao Ni. Ia kemudian merangkul lengan Bao Ni dan berkata, “Aiya, maafkan aku.”
Bao Ni sendiri terlihat membeli banyak pakaian kali ini, padahal belum sebulan yang lalu dia belanja. Tangan kanan dan kirinya penuh dengan tas belanjaan, selain itu tangan kiri Qi Qi juga tidak luput dari tas belanjaan Bao Ni itu. Walau Bao Ni terlihat sedang menghamburkan uangnya, tapi ia bukanlah gadis yang akan menghamburkan uang orangtuanya. Penghasilannya sebagai seorang selebgram membuatnya tidak pernah kehabisan uang.
Di lain sisi ada Mo Qi Qi yang selalu irit dan hemat, setiap sen bahkan sangat berharga untuk Qi Qi. Beruntung gadis itu sudah tidak perlu untuk membayar uang kuliah karean beasiswanya, uang dari orangtuanya juga lebih dari cukup untuknya membeli beberapa helai pakaian, tapi nyatanya Qi Qi benar-benar gadis paling irit. Qi Qi lebih memilih berinvestasi di otaknya, ia akan belanja beberapa buku dalam satu bulan, hingga koleksi buku dirumahnya telah mencapai ribuan.
Kali ini Bao Ni mengambil sebuah setelan gaun berwarna biru muda. Gaun itu tampak kasual dan elegan, menampilkan aura seorang gadis muda yang ceria, sangat cocok untuk Bao Ni. Tapi nyatanya, Bao Ni tidak berniat untuk membeli gaun itu, sebaliknya ia mengarahkan gaun itu ke Mo Qi Qi sembari berkata, “Eh kemarilah, sepertinya ini cocok untukmu. Kau coba yah?”
Qi Qi melambai-lambaikan tangannya seperti orang gila ketika ia menolak dengan keras, “Aku tidak mau, dan lihatlah gaun ini bahkan terlalu pendek.”
Tapi Bao Ni tidak akan pernah menyerah. Ia menarik Qi Qi dan membawanya masuk ke dalam bilik ganti. Setelah mendorong Qi Qi masuk ke dalam, Bao Ni menguncinya dari luar seraya berkata, “Kalau kau tidak mau mencobanya, aku akan menguncimu dari luar.”
“Awas kau Bao Ni.” Qi Qi berteriak pasrah dari dalam bilik ganti.
Qi Qi tidak punya pilihan lain selain melepas baju kusamnya dan berganti ke gaun yang telah dipilih oleh Bao Ni untuknya. Qi Qi melepas jeans, kemeja, dan juga kaca mata yang membuatnya terlihat sangat buruk, lalu kemudian ia berganti. Tak lama berselang, Mo Qi Qi keluar dengan baju baru di tubuhnya.
Melihat sosok sahabat kecilnya keluar dari bilik ganti, Bao Ni tidak bisa tidak kagum. Bahkan para pelayan toko juga tidak bisa meyembunyikan ekspresi terkejut mereka. Bao Ni mendekat pada Qi Qi dan berseru, “Wah, apa ini Qi Qi sahabatky? Ini kau kan? Astaga, Tuhan, Qi Qi…kau terlihat seperti model, Qi Qi aku iri pada tubuh tinggimu itu. Kenapa selama ini aku buta?”
Mo Qi Qi yang baru saja keluar dari bilik ganti itu membuat semua orang yang melihatnya menjadi pangling. Wajahnya yang ramping tidak lagi dibalut dengan kaca mata culun sialan itu, mata besarnya sangat mempesona saat ia menatap ke cermin, tubuh ramping dan kaki jenjangnya yang selama ini tertutup oleh jeans kusam dan kemeja jelek, ini adalah Mo Qi Qi, gadis buruk rupa itu terlihat begitu menawan saat ia menggunakan gaun yang dipilihkan oleh Bao Ni untuknya itu.
“Ehmm, semuanya akan sempurna jika kau melepas kaca matamu dan meluruskan rambut singamu itu.” Baru saja Bao Ni memuji Qi Qi, tapi kali ini kata-katanya setajam bilah pedang saat ia mulai menilai tampilan Qi. Bao Ni kembali melanjutkan dengan semangat yang menggebu-gebu, “Kau culun sekali Qi Qi, kau harus berubah..kau adalah seorang dewi yang tersembunyi.”
“Kalau begitu bungkus gaun ini untuknya.” Bao Ni dengan santai mengeluarkan kartu kredit dari dalam dompetnya dan berjalan menuju kasir.
“Eh, apa yang kau lakukan? Kau tidak perlu..”
Qi Qi baru saja akan menolak, tapi Bao Ni kembali berkata, “Kau mau ganti bajumu atau kau mau pulang dengan memakai gaun itu? Aku pikir itu tidak buruk.”
Qi Qi melihat bayangan dirinya di cermin, tubuhnya masih memakai gaun biru muda yang mahal itu. Dan ia pun segera berlari untuk mengganti bajunya di bilik ganti. Alhasil Bao Ni berhasil membelikan Qi Qi gaun itu, walau tidak memakai uangnya sendiri, tapi Qi Qi benar-benar meyangkan ratusan Yuan yang baru saja melayang itu. Qi Qi pikir ia bisa mendapatkan beberapa tumpuk buku dengan uang yang baru saja digunakan untuk membeli gaun untuknya.
Wajah Qi Qi tidak bisa tidak cemberut ketika ia berjalan dengan malas, sementara Bao Ni yang menyadari hal ini tersenyum saat ia berkata, “Sudahlah, kau jangan cemberut terus, lagi pula kan aku tidak pakai uangmu.”
“Justru karena tidak memakai uangku, aku jadi kesal. Kau bekerja untuk mempromosikan barang-barang endorsement, kau berbicara di video hingga mulutmu berbusa, dan lihatlah sekarang? Aku malah membuatmu kehilangan ratusan Yuan. Aku merasa tidak enak padamu, aku bahkan tidak pernah membelikanmu sesuatu yang mahal.” Qi Qi mencibir dirinya sendiri ketika Bao Ni hampir tertawa mendengar semua ocehan Mo Qi Qi itu.
“Kau bukan orang lain, kita sudah bersahabat sejak kecil. Tidak perlu memikirkannya, Qi Qi kau dengarkan aku yah. Kau bangun pagi-pagi, memasak untukku, kau bahkan membantu mencuci pakaian dalamku. Selain itu kau selalu merawatku dan menjagaku, kau sudah lebih dari segalanya untukku. Harga gaun ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kebaikanmu padaku selama ini, aku bahkan akan membelikanmu beberapa helai lagi jika kau mau. Jadi tolonglah, terimalah pemberian sahabatmu ini.”
Qi Qi terlihat seperti akan menangis ketika ia mendengar kata-kata Bao Ni itu, bulu matanya yang panjang bergetar saat ia berkata, “Bao Ni…..kau bisa mengandalkanku mulai sekarang. Aku akan menjadi kaya dan merawatmu seumur hidupku.”
“Kau jangan pernah menyesalinya yah, jadi mulai hari ini, Aku, Lu Bao Ni akan mengandalkan Mo Qi Qi.” Bao Ni tersenyum dan berakhir memeluk Qi Qi.