Sweet Pain (Bag.3)

2356 Words
“Senior? Kenapa kau memanggilku?” Qi Qi sedikit terkejut ketika laki-laki itu menatapnya. Xue Ying tiba-tiba meletakkan tangannya di atas pundak Qi Qi, ia kemudian sedikit menunduk ketika tangan yang lain memegang pingganya sendiri, “Haah..tunggu, tunggu, aku harus bernapas dulu. Aku tidak pernah berlari sejauh ini sebelumnya.” Qi Qi memandangi tangan ramping yang kini tengah berada di atas pundaknya itu, “…..” Xue Ying melihat tatapan Qi Qi pada tangannya itu dan ia menyadari kalau sikapnya ini sudah sedikit berlebihan. Jadi Xue Ying menurunkan tangannya itu dan berkata, “Maafkan aku. Ini..untukmu.” Sebuah kantung plastik berwarna putih tiba-tiba muncul dari tangan Xue Ying yang sedari tadi memegang pinggangnya itu. Tapi Qi Qi tidak buru-buru mengambil kantung plastik itu, ia bertanya dengan ragu-ragu, “Senior, apa ini?” “Obat, kau harus mengobati luka di bibirmu itu, kalau tidak, bisa infeksi.” Xue Ying berkata sambil mengambil tangan Qi Qi untuk memaksanya menerima obat darinya. “Te..te..terima kasih senior.” Qi Qi tersenyum saat ia akhirnya menerima niat baik Xue Ying. “Tidak perlu sungkan. Eh di mana asramamu? Biarkan aku mengantarmu?” Ujar Xue Ying. Qi Qi saat itu berpikir, “Bagaimana mungkin kau tidak tahu asrama wanita? Ah..Xiuli kan gadis kaya raya, jadi untuk apa dia tinggal di asrama?” Xue Ying, “Qi Qi..kenapa kau melamun?” Sadar jika pikirannya sudah melayang ke mana-mana, Qi Qi akhirnya kembali ke dunia nyata setelah Xue Ying beberapa kali memanggilnya, “Ah..maafkan aku senior. Ehm..aku rasa kau tidak perlu mengantarku, selain itu aku tidak ingin membuat masalah lagi. Aku..” Xue Ying, “Masalah apanya? Kau masih memikirkan kejadian tadi yah? Aku dengar beasiswamu hampir dicabut karena masalah tadi, apa itu benar?” “Senior terima kasih atas perhatianmu, tapi aku akan memastikannya kalau itu tidak akan terjadi lagi." Qi Qi tentunya tidak heran lagi jika Xue Ying tahu akan hal ini. Tapi untuk apa dia khawatir pada gadis yang sudah berkelahi dengan pacarnya sendiri? “Baguslah kalau begitu. Aku senang kau sudah kembali bersemangat.” Xue Ying tersenyum saat ia berkata, “Karena kau tidak mau aku mengantarmu pulang, maka aku tidak akan memaksamu.” “Terima kasih senior. Aku sekarang akan kembali ke asrama. Sampai jumpa lagi.” Qi Qi kemudian berjalan lurus ke depan, meninggalkan laki-laki yang ia idolakan itu sendirian. Sementara itu, Xue Ying tidak langsung pergi setelah itu, ia masih berdiri dan menatap punggung gadis culun yang sudah berkelahi dengan pacarnya itu. Tidak ada senyuman di wajah tampannya, hanya ada tatapan kosong dan raut wajah yang sulit untuk ditebak. “Aku pulang.”Qi Qi masuk ke dalam asrama kamarnya dengan wajah gembira. Perubahan raut wajah yang terjadi begitu tiba-tiba ini tentu saja karena Xue Ying. Hanya dengan obat pemberian Xue Ying itu, wajah cemberut Mo Qi Qi langsung berubah menjadi raut wajah yang menyenangkan. “Kau baru pulang, kemarilah aku obati lukamu itu. Xiuli itu perempuan atau seorang petinju sih? Dia bahkan menamparmu di depan semua orang.” Bao Ni berdiri dan segera mengambil kotak obat. Mo Qi Qi memblokir jalan Bao Ni dengan tubuhnya, ia kemudian mengeluarkan kantung plastik yang berisi obat pemberian Xue Ying. Dengan wajah gembira Mo Qi Qi menunjukkannya pada Xiuli, “Sudahlah, eh lihatlah ini. Xue Ying memberikan obat ini padaku.” Bao Ni merampas obat itu dan berkata dengan ekspresi tak percaya, “Wah, benarkah? Kau beruntung sekali.” Bao Ni yang masih semangat kemudian menarik Qi Qi dan berkata, “Eh, aku dengar dari para mahasiswa penggosip kalau Xue Ying datang untuk membantumu yah? Aiya…apa ini adalah kasih sayang surga padamu?” “Oh, dia membantuku. Tapi aku rasa itu bukanlah sebuah keberuntungan, bibirku nyaris robek karena kuku Bai Xiuli itu begitu panjang. Apa dia rubah?” Mo Qi Qi secara mengejutkan mengutuk Bai Xiuli. “Aku jadi penasaran dengan hubungan mereka, aku harap Xue Ying memutuskannya.” Bao Ni yang sudah geram juga tidak bisa tidak mengutuk Xiuli. *_ Hari kemarin berlalu dengan cepat, dan hari ini Qi Qi siap untuk memulai harinya. Ia dan Bao Ni pergi ke kampus bersama, tidak ada hal baru yang mereka dapat sebelum akhirnya keduanya mendapatkan kabar yang sedang hangat diperbincangkan di kampus. Entah Lu Bao Ni benar-benar dewi atau dia adalah seseorang yang bisa mengutuk, tapi harapannya semalam benar-benar terjadi. Berita yang mengemparkan seluruh kampus itu adalah berita putusnya pasangan surga, Bai Xuili dan Xue Ying!! Qi Qi tidak bereaksi apa-apa, tapi sebaliknya ia malah khawatir. Baru kemarin sejak Xue Ying meminta maaf padanya atas nama Xiuli dan sekarang sudah ada berita yang mengatakan mereka berdua putus? Selain itu, hal memalukan sekaligus mengejutkan lain yang tidak kalah panas adalah, Xue Ying lah yang memutuskan dewi kampus itu secara sepihak. “Aku pikir dia akan sedih?” Salah seorang mahasiswi berkomentar. Dan mahasiswi yang lain menjawab, “Kau benar, dia memang dewi jahat. Biarkan saja dia.” Qi Qi berusaha untuk tidak ikut campur lagi dalam masalah Xue Ying dan Xuili. Ia hanya akan membiarkan telinga kelincinya itu mendengar lalu mengabaikannya. Tapi meskipun demikian, hati kecil Mo Qi Qi yang selalu menyukai Xue Ying tidak mau bekerja sama dengan otaknya yang cerdas. Kekhawatiran tumbuh semakin besar ketika ia memikirkan Xue Ying. Qi Qi berpikir jika Xue Ying pasti akan sedih karena ia harus kehilangan wanita yang ia sukai. “Kau dari tadi diam saja? Ayo kita pergi menjemput Bao Ni dan makan bersama di kantin.” Mei Zuo adalah manusia dengan kulit tebal yang tidak akan pernah mengerti perasaan seseorang. Ia adalah manusia paling ceria yang tidak pernah mempunyai masalah. Jadi ia dengan sembrono menarik Mo Qi Qi yang sudah kehilangan minatnya untuk makan itu lalu pergi ke ruangan Bao Ni. Bao Ni baru saja membereskan buku-bukunya ketika ia kemudian berkata, “Eh kalian sudah datang? Aku lapar, ayo ke kantin.” “Ayo, ayo. Aku benar-benar lapar.” Mei Zuo bahkan lebih semangat. Kantin Universitas Fudan tidak pernah sepi saat jam makan siang, tapi keramaian yang selalu terjadi setiap hari itu bahkan terlihat lebih ramai lagi ketika Xue Ying dan teman-temannya datang untuk makan siang. Ketika Mo Qi Qi, Bao Ni dan Mei Zuo sudah duduk dan bersiap untuk memakan makanan mereka, mereka dikejutkan dengan kedatangan pangeran kampus yang selalu dipuja oleh semua mahasiswi. Yah, itu adalah Xue Ying dan teman-temannya yang baru saja datang dan langsung menjadi pusat perhatian. “Tidak diragukan lagi. Dia memang raja di kampus ini…” Bao Ni melirik ke arah empat laki-laki yang kini menjadi pusat perhatian itu. “Kau benar.” Qi Qi dengan malas melahap makanannya. Mata malas Mo Qi Qi tiba-tiba membelalak ketika ia melihat Xue Ying dan teman-temannya itu berjalan ke arah mereka. Tidak bisa menahan kebahagiaannya, Qi Qi berbisik pada Bao Ni, “Dia kemari, Bao Ni lihatlah.” “Kalian sedang bicara apa sih? Kenapa bisik-bisik?” Mei Zuo yang duduk dikursi berlawanan tampak jengkel saat kedua temannya itu mengabaikannya. Kali Bao Ni tidak mengatakan apa-apa karena ucapan Qi Qi itu benar adanya. Xue Ying dan kedua temannya itu sudah tepat di depan mereka, Xue Ying dengan senyuman ramah berkata, “Mo Qi Qi, boleh kami gabung bersama kalian? Sudah tidak ada tempat duduk lagi.” Benar saja, semua tempat duduk di kantin sudah penuh dengan mahasiswa lain. Tetapi jika Xue Ying meminta mereka untuk pergi, maka siapa yang akan berani menolak? “En. Tentu saja boleh!! Senior-senior sekalian silahkan duduk.” Bao Ni yang tidak sabar menunggu Qi Qi menjawab akhirnya mengambil alih dan berbicara untuk Mo Qi Qi. Bao Ni kemudian melirik Mei Zuo yang tampak acuh tak acuh, “Xiao Zuo, kemarilah dan duduk disampingku.” “Memangnya kenapa?” Mei Zuo tampak jengkel. “Kemari atau aku akan menendangmu.” Bao Ni menggertakkan giginya ketika ia melirik Mei Zuo dengan tatapan ibu tiri. Meja tempat di mana Qi Qi dan kedua sahabatnya makan itu awalnya dipenuhi dengan guyonan dan omong kosong. Tetapi saat Xue Ying dan kelompoknya sudah duduk dan bergabung bersama mereka, ketiga orang itu diam dan hanya fokus menguyah makanan mereka masing-masing. “Bukankah kau Lu Bao Ni.” Suara ramah tiba-tiba terdengar. Itu adalah salah seorang teman Xue Ying yang terlebih dahulu membuka percakapan. Pemuda yang berbicara itu tampan dan manis, ada lesung pipit di pipi kirinya ketika ia tersenyum pada Bao Ni. Dan Bao Ni yang ramah langsung merespon pemuda itu, “Senior mengenalku?" “En. Kau masuk ke dalam kategori JIS. Dan kau juga sangat popular.” Senior itu kembali tersenyum kembali dan seketika mengulurkan tangannya pada Bao Ni, “Aku Ryan Ding. Kau bisa memanggilku Ryan.” Melihat tangan senior itu, Bao Ni segera mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Ryan, “Aku Bao Ni. Senior, apa maksudnya kategori JIS?” Ryan tampak ragu-ragu untuk menjawab, Ia hanya menggaruk bagian belakang kepalanya sambil tersenyum dengan canggung. Melihat teman disampingnya tidak mau menjawab pertanyaan Bao Ni, salah seorang senior yang duduk disamping kanan Xue Ying membuka mulutnya, “JIS, Junior Imut dan Seksi.” Bao Ni, “…..” Qi Qi, “…..” Mei Zuo, “Apa-apa itu?!! Memangnya ada kategori seperti itu?!” Nada bicara Mei Zuo dipenuhi dengan emosi, “Tidak masuk akal.” “Eh, junior. Itu hanya main-main saja, kenapa kau harus emosi?” Senior itu kembali berbicara, “Jangan kolot!” “Apa katamu?!!” Mei Zuo bahkan lebih geram. Xue Ying yang sedari tadi diam kini mulai tidak tahan, ia meletakkan sumpitnya dan berkata, “Allen hentikan!!” Seketika senior bernama Allen itu langsung diam. Xue Ying menoleh ke arah Mei Zuo sembari berkata, “Senior Mei….” Allen, “Pfffttt…” Ryan, “…..” Bao Ni, “Pffttt..” Qi Qi menyikut lengan Bao Ni, “Shuut..” “Maafkan aku, bagaimana aku harus memanggilmu? Namamu Mei Zuo, bagaimana dengan nama keluargamu?” Merasa tidak enak, Xue Ying tiba-tiba mengalihkan pembicaraan. (Mei dalam bahasa China berarti Cantik atau indah.) “Hmmph.” Mei Zuo mendengus lalu kemudian melanjutkan, “Kau bisa memanggilku Mei Zuo.” “En, baiklah.” Xue Ying tersenyum sebelum berkata, “Kalau begitu, maafkan kedua temanku ini. Mereka hanya ingin lebih dekat dengan kalian. Aku harap kalian tidak keberatan.” “Tidak, tidak, tentu saja tidak. Senior kau terlalu banyak berpikir. Mei Zuo memang sedikit kurang bersahabat, tapi dia adalah laki-laki yang baik.” Bao Ni dengan ramah berkata pada Xue Ying dan kedua temannya. Mo Qi Qi yang tadinya selalu berbicara, kini hanya bisa diam seperti orang bisu. Ia hanya memakan makanannya sedikit demi sedikit. Ia yang biasanya sangat kelaparan dan rakus akan makanan, kini makan dengan cara yang jauh berbeda dari Mo Qi Qi yang biasanya. Ia hanya mengambil dua butir nasi menggunakan sumpit dan menguyahnya begitu lama. “Kenapa kau tidak makan? Kau tidak suka makanannya yah?” Melihat gadis yang duduk di depannya itu tampak aneh, Xue Ying akhirnya bertanya, “Atau kami membuatmu merasa tidak nyaman?” “Ah, tidak..tidak senior. Tentu saja tidak.” Qi Qi meletakkan sumpitnya dan seketika mengibas-ngibaskan tangannya dengan penuh semangat. Ia kemudian berkata, “Aku hanya sudah kenyang saja.” “Bukankah kau tidak sarapan tadi di rumah? Bagaimana bisa kau kenyang sekarang?” Bao Ni yang tidak mengerti maksud ucapan Qi Qi langsung membuka mulutnya dan membuat Mo Qi Qi malu. Sontak perkataan Bao Ni itu membuat Mei Zuo, Xue Ying dan teman-temannya tertawa. Qi Qi hanya bisa menelan ludah ketika wajahnya berubah menjadi merah. Xue Ying dan teman-temannya makan begitu cepat, mereka bahkan sudah selesai menghabiskan makanan mereka yang tadinya banyak itu. Xue Ying yang pertama berdiri dan berkata, “Kalian semua, kami duluan yah. Oh iya Mo Qi Qi sampai ketemu lagi.” “Baiklah senior.” Qi Qi tersenyum malu-malu saat ia menatap Xue Ying. Ryan kembali membuka mulutnya dan berkata, “Bao Ni sampai ketemu lagi.” Lu Bao Ni bahkan lebih bahagia, “En.” “Bocah tengik, sampai jumpa lagi yah. Jangan lupa untuk menjaga mulutmu.” Allen yang juga tidak mau kalah menepuk pundak Mei Zuo. Mendengar ucapan menjengkelkan Allen itu, Mei Zuo hanya bisa ber-hmmpft sebelum akhirnya menepis tangan ramping Allen itu dari pundaknya. Mo Qi Qi saat ini kembali teringat ucapan Bao Ni yang mengatakan kalau Xue Ying adalah raja es dan raja iblis yang dingin. Ia sama sekali tidak setuju dengan ucapan dan gelar omong kosong itu, melihat bagaimana Xue Ying memperlakukannya dengan begitu baik, bagaimana mungkin dia menjadi raja iblis dan raja es? Mustahil sekali. “Dia bahkan lebih cocok mendapatkan julukan malaikat.” Gumam Mo Qi Qi. “Apa kau mengatakan sesuatu?” Bao Ni bertanya. Qi Qi segera sadar dari lamunananya, “Ah tidak, tidak. Aku tidak mengatakan apa-apa.” *_ Mei Zuo yang biasanya akan keluar dan berjalan pulang bersama Qi Qi kini tidak nampak sema sekali. Hidup Mo Qi Qi yang selalu dipenuhi dengan suara nyaring Mei Zuo hari ini tiba-tiba menjadi begitu sunyi. Tidak ada Bao Ni pula disampingnya, kedua sahabatnya itu tengah berkencan. Berkencan, tapi bukan sungguhan. Bao Ni adalah dewi cantik yang cukup popular selain Bai Xiuli, dan tentu saja karena kecantikannya itu ia sangat disukai oleh para mahasiswa. Dan sudah beberapa bulan terakhir ini, Bao Ni selalu mendapatkan undangan kencan. Ia tidak akan keberatan jika ajakan itu sopan, tapi beberapa hari ini ia mendapatkan undangan kencan dari orang yang sangat terobsesi padanya. Dan karena masalah ini, Mei Zuo harus turun tangan sendiri untuk berakting menjadi pacar bohongan Lu Bao Ni. Bao Ni sendiri bukanlah tipikal perempuan yang akan menyakiti hati laki-laki, dia tidak akan menolak laki-laki yang menyukainya dengan cara yang kasar. Cukup membawa Mei Zuo, dan masalah akan terselesaikan. Dan Qi Qi yang sudah sampai di asramanya langsung melemparkan tubuhnya yang kelelahan ke atas tempat tidur, ia menghela napas panjang sambil menatap langit-langit kamar. Tidak berniat untuk tidur, Qi Qi kemudian bangkit dan berjalan ke arah jendela. Di depan jendela kamar asramanya itu ada sebuah cermin bundar yang berdiri di atas meja. Qi Qi mengambil cermin itu dan ia melihat refleksi dirinya. Qi Qi diam diam menghela napas lagi dan mengerutkan dahinya. Dengan suara putus asa ia berkata, “Aku memang jelek. Hah….”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD