Mei Zuo yang datang bersamaan dengan Qi Qi hanya bisa geleng-geleng kepala. Tapi pemuda itu tidak mau menahan rasa penasarannya juga, jadi Mei Zuo dengan santai bertanya pada orang yang tengah berdiri di sampingnya, “Kakak senior yang cantik, apa yang sedang terjadi?’
Qi Qi, “…..”
Mahasiswi yang tiba-tiba dikejutkan oleh ucapan Mei Zuo itu tidak bisa membantu tapi wajahnya tampak tersipu ketika ia berkata, “Ah, ini..Bai Xiuli tengah melabrak gadis yang berusaha merayu Xue Ying. Hmmph, tentu saja dia akan marah jika pacarnya yang tampan itu digoda oleh wanita lain. Aku juga pasti akan melakukan hal yang sama.”
Mei Zuo menganggukkan kepalanya seperti tengah menumbuk bawang putih dan berkata dengan penuh senyuman, “Kakak senior cantik, terima kasih atas informasimu.”
Mei Zuo kemudian mengalihkan pandangannya pada Qi Qi, “Da Jie, apa kau sudah mendengarnya?”
(Da Jie ; Big Sister/ Panggilan Mei Zuo disini mengacu pada ketua gank atau bos.)
Mo Qi Qi mengangguk seperti orang bodoh sebelum akhirnya menepuk pundak Mei Zuo. Keduanya kini kembali memperhatikan keributan yang tak kunjung usai itu. Di tengah-tengah kerumunan banyak orang, Bai Xiuli yang cantik masih terus meraung dengan ganas pada gadis yang nampak tidak berdaya itu, “Apa kau tidak tayu kalau Xue Ying itu milikku?, dan lihatlah kau mencoba menggodanya? Dasar perempuan tidak tahu diri!”
“Aku benar-benar tidak…”
Gadis itu baru saja akan membela dirinya tapi Xiuli terlebih dahulu berbicara, “Memang ada pencuri yang akan mengaku. Dasar jalang terkutuk!!”
Qi Qi sedari tadi ingin maju dan menengahi masalah, tapi Mei Zuo terus menghalanginya. Walau kata-kata Bai Xiuli sudah sangat keterlaluan, tapi tidak ada satu pun mahasiswa yang berani maju untuk memblokirnya. Hingga akhirnya kesabaran Mo Qi Qi sudah habis saat tangan indah Bai Xiuli melayang dan akan menampar pipi putih gadis malang itu. Qi Qi melepaskan genggaman Mei Zuo dan berlari ke tengah-tengah kerumunan, ““Kau tidak boleh memukulnya."
Tangan panjang Mo Qi Qi meraih lengan Bai Xiuli sehingga tamparan itu tidak berhasil menyentuh kulit gadis lemah itu. Sementara itu Mei Zuo hanya bisa menggertakkan giginya dan maju untuk melindungi Qi Qi.
Xiuli sudah kesal karena pacarnya hampir di rebut, dan sekarang Mo Qi Qi yang entah dari mana datang tiba-tiba mengacaukan ajang balas dendamnya. Alhasil Xiuli meraung pada Qi Qi, “Kau siapa? Berhentilah ikut campur atau kau akan menyesal!"
“Kau terlihat cantik, tapi kau sangat kasar nona.” Mei Zuo tiba-tiba maju dan berkata dengan acuh tak acuh.
“Dan kau? Kau siapa? Apa urusanmu denganku? Apa kalian bodoh?” Xiuli membentak ke arah Qi Qi dan Mei Zuo dengan suara keras.
Tapi Qi Qi bukanlah gadis yang akan mudah menyerah. Ia mungkin jelek dan culun, tapi ia adalah pemenang lomba debat tingkat nasional. Berdebat adalah keahliaannya, jadi ia dengan percaya diri berkata, “Aku kasihan pada gadis itu, jadi aku tidak bisa tinggal diam. Gadis itu mungkin saja salah, tapi caramu memperlakukannya sudah sangat keterlaluan. Kau mempermalukan gadis itu di depan semua orang, kau bisa saja berbicara baik-baik tapi kau malah membuat keributan di kampus. Sikapmu sungguh tidak sepadan dengan wajahmu yang cantik.”
Para mahasiswa tiba-tiba hening ketika mereka mendengar ucapan Qi Qi. Awalnya mereka berharap jika perkelahian ini akan di menangkan oleh Xiuli, tapi siapa yang menyangka jika gadis culun itu bisa berbicara dengan begitu fasih? Melihat ekspresi Xiuli sedikit getar, para mahasiswa yang menonton kini beralih dan memihak Mo Qi Qi.
Xiuli tidak mengenal gadis culun yang dengan berani menyelanya itu. Tapi Bai Xiuli adalah Bai Xiuli. Ia tidak pernah dipermalukan sebelumnya, jadi ketika emosinya sudah tumbuh semakin besar tapi mulutnya tidak bisa berkata-kata lagi, ia hanya bisa mengambil botoh air yang dipegang oleh salah seorang mahasiswa dan menyiramkan isinya pada wajah Qi Qi. Dan dalam sekejap wajah Qi Qi basah kuyup karena air itu.
“Apa yang kau lakukan? Kau wanita gila!!” Mei Zuo meraung pada Xiuli.
“Itu salahnya karena telah berani mencampuri urusanku.” Bai Xiuli membalas ucapan Mei Zuo dengan tatapan ganas di wajahnya.
Selagi Mei Zuo dan Xiuli berdebat, Qi Qi yang masih basah kuyup mengalihkan pandangannya pada gadis yang telah dipermalukan oleh Xiuli itu. Gadis itu hanya bisa duduk di tanah sambil terus menangis.
Qi Qi menghampiri gadis itu dan mengulurkan tangannya, “Ayo, biar aku bantu berdiri.”
Gadis itu seperti tengah melihat malaikat yang datang untuk menolongnya. Dan baru saja ketika gadis itu ingin menerima uluran tangan Qi Qi, Xiuli yang terlebih dulu melihatnya sudah meledek dengan wajah cantiknya, “Kau masih mau menolongnya? Kau bahkan tidak bisa menolong dirimu sendiri.”
Mo Qi Qi sudah berusaha menahan emosinya dan berniat untuk tidak melewati batas. Tapi perempuan iblis itu masih tidak mau menyerah dan terus berkata-k********r, jadi Qi Qi hanya bisa membalikkan badannya setelah menolong gadis itu dan berkata, “Kau memang cantik dan terlihat seperti seorang dewi, tapi perilakumu tidak jauh berbeda dari seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Kau tidak hanya mempermalukan dirimu sendiri, tapi kau juga memberitahu semua orang kalau adalah perempuan tanpa etiket.”
“Apa kau bilang?!!” bentak Xiuli.
Qi Qi masih tenang ketika ia berkata, “Kenapa? Kau marah?”
Kebencian Xiuli sudah hampir mencapai batasnya, ia begitu marah ketika Qi Qi mempermalukannya. Dan tangan indah miliknya itu dengan cepat meraih pipi Mo Qi Qi. Tamparan itu begitu keras sehingga Qi Qi jatuh ke tanah, ada bekas merah muda di pipi putih Qi Qi. Mei Zuo yang tidak mengira hal seperti ini akan terjadi tiba-tiba meraung, “Kau benar-benar tidak waras.!!
Baru saja Mei Zuo berbalik dan akan menolong Qi Qi yang tengah memegang pipinya, tapi ia sudah didahului oleh orang lain. Suara orang itu begitu renyah dan enak didengar ketika ia berkata, “Kau tidak apa-apa?”
“Xue Ying!!!” Xiuli melihat kekasihnya itu datang dan menolong gadis yang baru saja ditamparnya itu. Emosinya kini tumbuh semakin besar.
Sementara itu Qi Qi masih kaget karena Xue Ying tiba-tiba muncul. Xue Ying masih mengabaikan Xiuli dan lebih memilih untuk membantu Qi Qi berdiri. Dan tentu saja kerumunan menjadi semakin ramai ketika melihat adegan ini. Sebagian besar kerumunan mahasiswa itu senang karena Xiuli kalah, ada juga beberapa mahasiwa yang mengungkapkan kekesalannya karena cemburu pada Qi Qi yang berhasil mendapatkan perhatian Xue Ying.
“Terima kasih senior, aku baik-baik saja. Xiao Zuo, ayo kita pergi.” Qi Qi tidak mau lagi terlibat lebih jauh. Walau sudah terlambat untuk mengatakan jika ia bukanlah pusat perhatian hari ini, tapi Qi Qi tidak mau lagi menambah masalah dan memutuskan untuk pergi.
Mei Zuo, “Tapi kau berdarah, kau harus..”
Mei Zuo bahkan belum selesai dengan kata-katanya dan Qi Qi sudah terlebih dahulu menyelanya, “Aku tidak apa-apa, lagi pula kita masih harus ke perpustakaan. Ayo pergi.”
“Oh.” Mei Zuo dengan pasrah membawa Qi Qi keluar dari lingkaran neraka itu.
Sementara itu Xiuli yang tidak berniat melepaskan Qi Qi masih berteriak, “Hei, kau mau kemana? Kita belum selesai…”
“Xiuli!! Hentikan.” Melihat kelakuan Xiuli yang sudah semakin gila itu, Xue Ying akhirnya membuka mulutnya dan berbicara dengan suara keras.
Xiuli mengeluarkan suara yang seratus delapan puluh derajat berbeda ketika ia berbicara pada Xue Ying. Suaranya tampak menggemaskan ketika ia berbicara, “Xue Ying, ini bukan salahku. Ini salah mereka, aku..”
“Ikut aku.” Xue Ying menarik tangan Xiuli dan menyeretnya keluar dari kerumunan.
Dan tentu saja tontonan menarik yang baru saja terjadi itu secara alami telah berakhir.
Berita kekacauan yang melibatkan Mo Qi Qi dan Bai Xiuli itu menyebar begitu cepat di seluruh penjuru kampus.
Sementara itu, Mo Qi Qi baru saja keluar dari ruangan staff mahasiswa, wajahnya tampak suram. Seorang mahasiswa dengan beasiswa berprestasi dilarang untuk membuat onar dengan alasan apapun. Dan karena kejadian tadi, Qi Qi hampir kehilangan beasiswanya.
Di luar, Mei Zuo sudah menunggunya dengan gelisah. Di saat yang bersamaan, Lu Bao Ni terlihat berlari ke arah keduanya. Ia masih terengah-engah saat berkata, “Kau tidak apa-apa? Coba aku lihat? Ya Ampun Qi Qi..kau kenapa berkelahi dengan ular itu? Kau tenang saja, aku akan mendatanginya.”
Bao Ni yang baru sampai itu berniat untuk pergi lagi dan melabrak Xiuli, tapi Mei Zuo terlebih dahulu menariknya dan berkata, “Eh..kau mau kemana?”
“Apa kau bodoh, lihatlah Qi Qi ku yang berharga ini.” Bao Ni melotot ke arah Mei Zuo yang masih merangkulnya.
Qi Qi menggenggam erat tangan Xiuli lalu kemudian mengambil tangan Mei Zuo dengan tangannya yang satu seraya berkata, “Sudahlah, aku tidak apa-apa. Selain itu aku pikir ini lebih baik, jika aku kembali terlibat dengannya aku akan kehilangan beasiswaku. Jadi aku mohon pada kalian untuk tidak membuat masalah, jangan sampai kalian bernasib sama denganku.”
Bao Ni hampir menangis, “Qi Qi…”
“Sudah, sudah. Eh, Xiao Zuo kita masih harus pergi untuk pertemuan anggota kelompok. Ayo kota pergi.” Qi Qi segera mengalihkan pembicaraan.
Mei Zuo tampak ragu-ragu, ia menggaruk kepalanya seolah kepalanya itu penuh dengan kutu, “Aheheheh, Qi Qi hari ini kau bantu aku untuk minta izin yah. Ibuku menyuruhku untuk menemaninya hari ini, jadi…”
“Anak mama, kau sungguh berbakti.” Lu Bao Ni membelai rambut Mei Zuo seolah itu adalah bulu anak anjing yang lembut.
“Baiklah, kau boleh pergi.” Ujar Qi Qi.
“Maafkan aku Qi Qi, kau harus pergi sendirian hari ini.” Ujar Mei Zuo.
*_
Mo Qi Qi duduk di dalam aula bersama para anggota kelompok lain. Senior Mo yang tiba tepat waktu memberikan beberapa arahan pada para juniornya. Tapi Xue Ying yang berstatus sebagai senior lain tidak kunjung datang, dan tentu saja para anggota kelompok perempuan termasuk Qi Qi menjadi kurang bersemangat.
“Senior Mo, kapan senior Li akan datang?” Ujar salah seorang anggota kelompok.
“Aiya, kau yah..dia akan datang sebentar lagi. Senior Li Xue Ying kalian itu sangatlah sibuk. Lebih baik kalian pahami apa yang aku katakan tadi.” Senior Mo sudah sedari tadi mengeluh karena Xue Ying belum juga sampai.
Hingga selang beberapa saat, seseorang yang sedang ditunggu-tunggu itu akhirnya tiba. Kelompok yang sebelumnya terlihat seperti kelompok orang melayat itu tiba-tiba riuh. Sebelumnya anggota kelompok terakhir tampak seperti sekolompok orang yang hadir di pemakaman, tidak ada semangat maupun senyum. Tapi begitu Xue Ying tiba, seolah musim semi datang di tengah musim dingin, semua anggota perempuan dalam kelompok tampak gembira.
“Senior Li, kenapa kau terlambat? Kami sudah menunggumu.” Salah seorang aggota kelompok berkata.
Anggota lain kemudian menambahkan, “Benar sekali, senior Mo tidak mengajar kami dengan baik.”
Senior Mo, “…..”
Xue Ying hanya tersenyum tipis sebelum akhirnya duduk di samping Mo Weiyu dengan acuh tak acuh. Mata phoenix Xue Ying kemudian secara tidak sengaja bertatapan dengan mata bulat Mo Qi Qi. Xue Ying tersenyum pada Qi Qi dan Qi Qi membalasnya dengan tatapan bodoh.
“Sebelumnya aku minta maaf karena terlambat. Ah, untuk materi orientasi kampus ini akan aku jelaskan sendiri, tapi sebelum itu aku ingin meminta maaf untuk kedua kalinya. Aku tahu kejadian di kampus tadi cukup menggemparkan, dan aku benar-benar merasa tidak enak karena ini.” ujar Xue Ying
Para anggota kelompok perempuan seperti akan menangisi pahlawannya ketika mereka semua merengek dengan suara manja, “Senior, kau baik sekali.”
Xue Ying tidak merespon semua rengekan itu, sebagai gantinya ia hanya menatap Qi Qi sambil berkata, “Qi Qi, aku harap kau mau memaafkan Xiuli. Dia benar-benar sudah keterlaluan tadi.”
Mo Qi Qi cukup tersentuh dengan ucapan Xue Ying itu, tapi hatiya kembali hambar ketika ia berpikir ucapan Xue Ying itu hanyalah untuk membela pacarnya. Jadi Qi Qi hanya bisa berbicara dengan suara tenang, “Tidak senior. Aku benar-benar sudah melupakan kejadian tadi. Aku harap masalah seperti itu tidak di bawa ke dalam situasi seperti ini.”
Xue Ying merasakan sapuan aura dingin di hatinya ketika kata-kata Qi Qi itu menampar telinganya. Jadi ia hanya bisa tersenyum tipis sebelum kembali berbicara, “Kau benar, maafkan aku karena mencampuradukkan masalah pribadi dengan masalah kelompok.”
Suasana menjadi sedikit canggung ketika keduanya selesai berbicara. Jika ada Mei Zuo di sana, Qi Qi mungkin masih bisa sedikit gembira, tapi kali ini laki-laki usil itu sedang absen, jadi Qi Qi hanya bisa menelan giginya ketika semua anggota perempuan dalam kelompok menyudutkannya.
Mata Mo Qi Qi sesekali mencuri pandang pada Xue Ying yang tengah menjelaskan sesuatu. Semakin ia menatap wajah tampan itu maka semakin besar perasaan Qi Qi untuk Xue Ying. Tapi hati pangeran kampus itu sudah ada yang memiliki, jadi untuk apa dia terlalu banyak berpikir. Mengingat hal ini, Qi Qi kembali fokus pada pekerjaannya dari pada harus membuang banyak tenaganya untuk memikirkan seseorang yang bahkan tidak pernah memikirkannya.
“Kita akan ketemu lagi minggu depan, dan aku harap kalian mengerti penjelasan yang telah kami sampaikan tadi.” Senior Mo berkata, “Kalian sudah boleh pulang.”
Para anggota kelompok perlahan-lahan membubarkan diri mereka. Qi Qi hari ini memiliki bad mood yang jauh lebih buruk daripada hari-hari biasanya. Ini bahkan jauh lebih buruk dari pada di bully. Ia pulang terlebih dahulu bahkan ketika para anggota kelompok yang lain masih sibuk dengan Xue Ying.
Qi Qi sedang membuka bungkus roti coklatnya ketika ia di saat bersamaan sedang berjalan. Dan tiba-tiba saja roti yang baru saja akan ia masukkan ke dalam mulutnya itu jatuh ke aspal jalan. Perutnya sudah kelaparan sejak tadi, berkat kejadian menghebohkan di kampus yang ia alami itu, Qi Qi tidak bisa mendapatkan daging iga asim manis di kantin. Ia lebih memilih kelaparan dari pada harus menerima bully-an lain ketika sedang makan di kantin.
“Apa aku harus sesial ini?” Qi Qi menghela napas panjang ketika ia sudah tidak bisa memakan roti coklatnya lagi.
“Qi Qi…” Suara yang begitu akrab tiba-tiba bergema di sepanjang lorong. Suara bercampur dengan napas yang terengah-engah itu kian mendekat. Qi Qi berbalik dan menemukan sosok yang masih ia kagumi, secara alami itu adalah Xue Ying.