“Silahkan.” Wanita berambut panjang tersebut kembali menegakkan badan setelah sebelumnya setengah membungkuk meletakkan secangkir teh hangat ke atas meja di depan Rai. Diamatinya Rai dalam diam selama beberapa saat sampai akhirnya ia mengalihkan pandangan setelah mendapat deheman dari Nohara. “Ehm.” Nohara berdehem dan melirik sang kekasih memberi isyarat agar meninggalkannya hanya berdua dengan Rai. “Sayang, bisa memasakkan sesuatu untuk tamu kita? Aku yakin dia akan menyukai masakanmu yang sangat lezat,” ucap Nohara pada kekasihnya tersebut. Najimi, nama wanita berambut panjang tersebut hanya berkacak pinggang dan memutar bola mata malas kemudian melenggang pergi meninggalkan Nohara dan Rai. Nohara menatap mengikuti arah langkah kaki kekasihnya dan melambai. “Terima kasih, Sayang,