Papap Owka baru saja tiba di rumah setelah terbang selama tiga hari ke Melbourne. Malam belum cukup larut, hampir pukul delapan lewat sedikit. Lampu - lampu rumah sudah temaram karena tidak ada lagi yang di luar kamar, hanya ruang tengah yang masih dibiarkan menyala lembut. Tubuhnya terasa berat dan pegal, tapi aroma rumah yang familiar membuat lelahnya sedikit berkurang. Ia menjatuhkan diri ke sofa, melepaskan sepatu, lalu menarik napas panjang. "Banyak banget titipan Bitha, A’," kata Mama Jani sambil membongkar isi tas kerja suaminya. Tangannya cekatan memisahkan oleh-oleh, makanan, dan titipan kecil lain. "Masih ada di tas kecil itu buat Aunty Ana. Besok suruh Rudi antar ke sana," jawab Papap Owka sambil mengendurkan dasi. Mama Jani mengangguk, menatap suaminya dengan senyum lelah ta

