"Sudah siap Lila?" Tanya Ken yang saat ini tengah menggunakan kemeja pantai yang
didalamnya terdapat kaos putih tanpa lengan yang dipadukan dengan celana pantainya.
Lila sedikit terpana karena ketampanan yang dimiliki bosnya."Lila..?" Panggil Ken.
"Eh iya pak. Sudah kok, pakaian bapak juga sudah saya siapkan dengan rapih." Ujar Lila.
Ken mengangguk lalu ia mengambil ponsel dari kantongnya."Bagaimana dengan helikopter..?"
Tanya Ken lewat telpon.
"Bagus, kalau begitu siapkan dengan rapih, saya akan tiba dua puluh menit lagi." Ujar Ken
seraya menutup telponnya.
"Helikopter untuk apa?" Tanya Lila.
"Kita ke pulau saya Lila."
������
"Pengang tangan saya."
"Kita tidak akan jatuh kan pak?" Tanya Lila panik, ini pertama kali seumur hidupnya Lila naik
helikopter.
"Tidak selama kamu tetap bersama saya." Ujar Ken.
Lila mengangguk seraya menggengam kembali tangan Ken. Mereka sudah didalam helikopter,
menempuh perjalanan hanya butuh beberapa jam saja mereka sampai."Wah bagus banget pak."
"Ini pulau baru Lila, hati-hati masih banyak binatang buas." Ujar Ken yang sukses membuat
wajah Lila jadi ketakutan.
"Lila, saya ingin mengingatkan sekali lagi. Saat ini kita sudah resmi pacaran."
"Bohongan." Ujar Lila datar.
Ken menarik bibir nya membentuk seringai, lalu menarik lengan Lila dan mendekatkan
wajahnya dengan wajah milik Lila."Mau saya buktikan kalau ini bukan sekedar bohongan?"
Ken memajukan wajahnya berniat menempelkan bibirnya pada bibir Lila untuk kedua
kalinya."Kita sudah sepakat Lila tadi malam kamu menyetujuinya. Ayo mulai dari awal."
Ken melirik sensual bibir Lila. Ken akan menggigitnya memasukan nya dalam mulutnya yang
hangat. Agar menambah daya tarik tersendiri pada rasa bibir Ken."Tunggu." Ujar Lila.
"Apa lagi?" Ujar Ken tak sabar.
"Saya bawa majalah dewasa bapak." Bisik Lila seraya terkikik. Niat Lila hanya ingin meledek,
tapi malah jadi boomerang baginya.
"Saya sudah bilang Lila jangan bahas itu didepan orang lain, mau saya perkosa kamu disini,
Hm?!" Bisik Ken penuh penekanan.
Disikapnya syal milik Lila dari tempatnya oleh Ken. Ken mendekatkan bibirnya pada leher Lila
lalu menggigitnya sampai Lila melenguh."Akhhhhhssh.., perih."
"Ini hukuman untuk sekertaris nakal saya." Ujar Ken menyeringai.
������
Lila masih marah karena Ken yang memaksa Lila untuk tidur dengannya selama seminggu.
Bagaimana kalau Ken khilaf. Lalu Lila diserang. Bisa gawat! Lila tidak mau kegeeran. Tapi ada
baiknya mencegah lebih dulu. "Ayo Lila, masuk." Ujar Ken. Lila masih menggeleng didepan
pintu.
"Ck..!"
Ken segera menarik kaki Lila membawa lila dalam gendongannya. "Masih berani nakal juga?
Hati- hati, saya bisa hukum kamu sepuasnya." Ujar Ken seraya memukul p****t Lila yang
sedang ia gendong seperti karung.
"Sakit pak, memang saya anak kecil yang harus dihukum segala..!" Ambek Lila.
"Kamu memang bukan anak kecil lagi Lila tapi kamu bahkan sudah bisa membuat anak kecil.
Mau coba dengan saya..?" Ucap Ken menyeringai.
Ken melemparkan Lila keatas kasur, setelah itu membuka bajunya dihadapan Lila. Lila menutup
matanya."Buka matamu Lila. Kamu harus terbiasa melihat saya yang seperti."
Hanya milikku, bukan pria lain.
������
Bayangan Lila tentang tubuh Ken yang sangat keren muncul terus dipikirannya. Lila menggigit
bibir bawahnya seraya menunggu makanan tiba."Jangan menggigit bibirmu begitu dihadapan
pria lain..!" Ujar Ken.
Lila baru sadar didepannya sudah ada Ken yang tengah memperhatikannya dari tadi.
"Mau saya yang gigit?" Tanya Ken jahil. Lila menggeleng cepat dengan muka yang memerah.
Ingin rasanya Ken tertawa tapi ia urungkan, biar tertawa dalam hati saja.
"Sudah pesan makanannya, kenapa lama sekali?" Tanya Lila dengan gugup. Ken hanya
memanyunkan bibirnya seraya menggeleng santai.
"Lila." Panggil Ken.
Lila melirik Ken., lalu Ken terlihat menepuk kedua pahanya.
"Ayo kemari." Pinta Ken.
"Kemana?"
"Duduk dipangkuan saya Lila, ada yang ingin saya lakukan denganmu.." Ken menyeringai.