Lila masih menggeleng dengan kuat. Ia tak mau duduk dipangkuan Ken, tapi Ken tetap
bersikukuh saja memaksa Lila.
"Ayo Lila. Hanya ada orang-orang saya, mereka tidak akan mempermasalahkan apa yang akan
kita perbuat." Bujuk Ken. Bukan itu yang Lila takutkan, masalahnya ada pada lila yang takut
dengan Ken.
"Oke. Saya janji tidak akan melakukan hal yang tidak wajar." Kata Ken mencoba meyakinkan
Lila.
Lila akhirnya menghampiri Ken, duduk di atas pangkuan ken dengan bantuan Ken. Posisi
mereka sangatlah intim. Lila yang menghadap pada Ken. Bahkan hembusan napas ken dapat Lila
rasakan."Bapak mau ngomong apa?" Tanya Lila ragu. Ken merapihkan anak rambut Lila dengan
jarinya dengan lembut. Ken ingin melihat Lila dari dekat, cantik.
Telapak tangan Ken bergerak semakin kebawah, menelusuri rahang Lila lalu mengelusnya.
Seperti terhipnotis tak sadar Lila memejamkan matanya.
Ken mendekatkan wajahnya pada Lila, menarik tekuk lila lalu menciumnya dengan lembut.
Tangan Ken yang satu lagi menarik pinggang Lila agar tubuh Lila bisa lebih dekat dengannya.
Masih dalam pangkuan Ken. Lila tetap memejamkan matanya sambil berciuman. Senikmat apa
ciuman yang ken berikan?
Tangan ken naik meraba perut Lila. Mata lila seketika terbuka lebar, saat menyadari apa yang
baru saja mereka lakukan. lila dengan cepat turun dari pangkuan Ken.
Brengsek!
Dasar pak Ken b******k!
Lila menyentuh bibirnya yang setengah bengkak. Lila pastikan ini ulah Ken dan bodohnya
kenapa dirinya bisa terbuai..?!
Lila ingin lari, tapi kemana? Lila meninggalkan Ken sendirian di tempat makan.
Lila berjalan menelusuri pantai sendirian. Lila kesal pada dirinya yang semakin hari, semakin
tergoda dengan Ken. Lila tidak suka. Ia bukan w************n. Ken tidak mencintai Lila.
Ditengah jalan Lila merasakan sebuah tangan kokoh yang melingkar diperutnya.
"Kenapa pergi Lila?" Bisik Ken dari belakang.
Lila ingin menghempaskan tangan itu, tapi tidak bisa. Ken terus saja merapatkan pelukannya,
lalu mengecup lembut pipi dan rambut Lila dari belakang. Bersender layaknya sebuah pasangan.
"Kenapa pak Ken melakukan ini pada saya? saya yakin bapak tidak mencintai saya bukan?"
Tanya Lila mencoba memberanikan diri. Ken tidak menjawab, Ken juga bingung dengan
perasaannya, hatinya masih abu-abu. Jujur hanya Lila wanita yang pernah berdekatan
dengannya, tidak ada nama wanita lain dan mungkin tidak akan pernah ada.
Lila menghembuskan napasnya dengan kasar."saya mau pulang." Ujar Lila.
������
Lila tertidur lebih dulu, sedangkan Ken masih memikirkan cara bagaimana supaya hatinya sadar
bahwa ia mencintai Lila atau tidak?
Ken memasuki kamar tidurnya bersama Lila. Dilihatnya tubuh lila yang membelakanginya. Ken
tidak pernah sedekat ini dengan wanita dan terus-terusan menggoda seorang wanita, bahkan Ken
tidak pernah puas mempermainkan Lila. Hanya Lila yang ingin ia goda. Apa karena hanya Lila
yang mengetahui kebiasaan aslinya?
Menyukai majalah dewasa...?
Oh ya ampun. Bahkan Ken baru menyadari, sudah lama ia tidak mengkonsumsi majalah dewasa
semenjak ia bisa dengan mudah menggoda Lila kapan saja.
Ken membongkar isi koper Lila, mencari sesuatu miliknya. Ya, majalah dewasa nya. Haruskah
Ken menggoda Lila dengan ini? Masih seminggu Ken, tenang saja. Waktumu masih banyak. Ken
menyimpan majalah dewasa itu disamping tempat tidur. Membaca sepintas lalu tertidur dengan
memeluk Lila disamping nya.
"Bantu saya menemukan jawabnya Lila." Bisik Ken seraya menggigit kecil daun telinga milik
Lila.
"Ehhhmm....." Lila melenguh.
Membuat Ken ingin melakukan sesuatu yang lebih pada Lila.