BAB 55

2039 Words

Saat aku membuka mata, yang terlihat hanya pemandangan yang sama, selang, monitor, dokter Rian dan perawat yang berbeda-beda. Aku tidak terlalu menghitungnya. Namun, mereka selalu berusaha menyapaku setiap kali melihatku sadar. Tidak ada jawaban yang bisa aku berikan karena selang di hidung dan mulutku. Jemariku juga terasa kaku, sepertinya infus sudah membuat tangan kiriku berubah menjadi batu, kaku dan beku. Aku tidak terlalu yakin dengan tangan kananku, tetapi aku sama sekali tidak bisa mengangkatnya, hanya mampu sebatas menggerakkan satu-dua jari. Walau begitu, aku tidak terkejut. Setiap kali membuka mata setelah kesakitan yang dasyat, aku selalu seperti ini. Bahkan, pernah aku tidak bisa menggerakkan semua anggota tubuhku sama sekali. Seolah, aku dalam keadaan sadar, tetapi tubuhku ti

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD