"Annisa kenapa kamu biarkan Mika pergi dari ruangan saya? Saya sudah perintahkan kamu agar menjaga Mika untuk tetap disini selama saya meeting." Kata Elang marah besar
"Maaf pak. Tapi Nona Mika langsung pergi begitu saja. Saya sudah meminta nona Mika untuk menunggu bapak selesai meeting tapi nona Mika bilang ia bosan menunggu bapak meeting. Jadi nona Mika langsung pergi dari sini. Tadi non Mika juga bilang akan langsung menghubungi bapak. Dan katanya kalau bapak tidak percaya bisa menghubungi dr. Irvan langsung." Kata Anissa takut
"Shitttt." Kata Elang emosi
Ia segera mengambil hpnya. Ia benar-benar marah karena adik kesayangannya lagi-lagi membantah perintahnya. Ia tahu adiknya ini sangat susah diatur.
Rahang Elang semakin mengeras ketika teleponnya tak kunjung diangkat oleh sang adik. Dan itu membuatnya semakin marah.
"Iya Kak." Jawab Mika melalui sambungan telepon
"kenapa kamu ga nungguin kakak? Udah kakak bilang tunggu kakak sebentar nanti kita ke rumah sakit sama-sama. Kenapa kamu selalu saja membantah apa yang kakak perintahin" Omel Elang
"Iya kak maaf karena ga menuruti apa yang kakak perintahkan. Tapi aku udah dewasa kak. Kalau cuma buat kontrol ke dokter aja aku bisa sendiri. Ga usah Kakak antar. Apalagi yang meriksa aku juga kak Irvan kan? Apalagi kakak kan udah kenal Kak Irvan jadi kakak tenang aja semuanya baik-baik saja. Lagian aku bosen nungguin kakak meeting. Mana lama banget. Trus aku juga udah capek dan lapar. Mending aku berangkat ke tempat Kak Irvan sendiri aja." Kata Mika berargumen
“Hahhhhh.....”
Elang hanya bisa menghela nafas. Ia tak bisa berkata apa-apa lagi. Biarpun ia marah pada Mika tapi tetap saja adiknya itu pasti akan bisa mencari alasan. Bukannya Elang tidak bisa percaya pada Mika hanya saja Elang masih takut membiarkan Mika pergi sendiri. Ia hanya tak ingin terjadi hal buruk pada adiknya. Karena hanya Mikalah yang ia punya di dunia ini. Karena kedua orang tua mereka sudah meninggal 10 tahun yang lalu. Maka dari itu Elang harus menjaga Mika sebaik mungkin.
"Sekarang kamu dimana?" Tanya Elang menyerah dengan sikap adiknya
“Aku udah dalam perjalanan pulang Kak. Kakak ga usah khawatir deh. Aku ga bakal main kemana-mana lagi. Karena setelah ini aku langsung pulang dan tidur. Karena aku udah ngatuk dan capek banget." Kata Mika memberitahukan kepada sang kakak
"Ok kakak percaya sama omongan kamu. Setelah sampai rumah langsung kabarin kakak." Kata Elang mengingatkan
"Siap bos." Jawab Mika santai
Sambungan telepon terputus. Elang bisa sedikit bernafas lega karena Mika dalam kondisi baik-baik saja. Dan ia akan tetap akan mengecek keberadaan Mika setelah ia sampai rumah. Untuk saat ini ia akan percaya dengan adiknya itu. Karena ia tidak bisa pulang sekarang karena ia masih memiliki banyak pekerjaan. Mika bisa bernafas lega karena untuk sekarang sang kakak tidak marah. Mungkin nanti ia juga tidak tahu lagi. Saat ini Mika dalam perjalanan menuju rumahnya. Dan hari sudah semakin gelap. Mika benar-benar sangat lelah. Sesampainya di rumah ia akan langsung mandi dan tidur. Karena itu yang ia butuhkan sekarang.
Sementara di tempat lain Karrell baru saja menyelesaikan meetingnya. Dan ia kembali ke ruangannya. Karrell tak menyadari kedatangan dari John pengawal pribadinya karena ia sibuk memikirkan gadis yang sudah memikat hatinya.
"Sore Tuan." Sapa John
Karrell tersadar dari lamunannya karena mendengar ada yang memanggil namanya.
"Apa sudah mendapatkan apa yang saya perintahkan." Tanya Karrell to the point
"Iya Tuan saya sudah mendapatkan apa yang Tuan perintahkan. Ini semua yang Tuan minta." Kata John sambil menyerahkan apa yang Karrell minta
"Ok biar saya periksa semuanya. Dan siapkan mobil sekarang. Saya akan pulang sekarang." Perintah Karrell
"Baik Tuan." Jawab John dengan patuh
Karrell pun segera membaca dokumen yang John berikan padanya.
"Mikayla Wardhana. I found You Baby." Kata Karrell sambil melihat foto Mika
Senyum tak hilang dari wajah Karrell. Karena akhirnya ia tahu siapa gadis yang berhasil menarik perhatian Karrell White. Dan untuk pertama kalinya seorang Karrell White begitu penasaran pada seorang gadis. Karena biasanya gadis-gadis yang mencoba menarik perhatiannya tapi kali ini kasusnya lain. Dan itu membuat Karrell sangat penasaran dengan sosok Mikayla Wardana.
"I'm home." Kata Mika ketika masuk ke rumah
"Eh Non Mika udah pulang. Mau bibi buatkan apa?" Tanya Bi Minah pada Mika
"Bisa buatin s**u hangat bi. Aku mau mandi terus mau langsung tidur. Hari ini aku benar-benar capek." Kata Mika sambil memeluk Bik Minah manja
"Ya udah bibi siapin susunya. Non mandi dulu. Nanti susunya bibi taruh di meja kamar Non." Kata Bi Minah
"Makasi ya bi aku ke kamar dulu." Kata Mika yang langsung berjalan menuju kamarnya
Mika pun segera ke kamar untuk mandi karena badannya udah gerah banget. Bi Minah bagi Mika adalah pengganti ibunya yang sudah meninggal. Mika sangat menyayangi Bi Minah. Walaupun kakaknya selalu sibuk dengan pekerjaannya tapi Bi Minah selalu ada ketika Mika merasa kesepian.
Sementara itu Elang masih berkutat dengan seabrek pekerjaan yang belum diselesaikan. Apalagi sekarang perusahaan sang ayah mengalami krisis. Apabila Elang salah langkah dalam mengambil keputusan maka perusahaan yang sang ayah bangun dari kecil akan hancur sia-sia. Dan Elang tak akan membiarkan itu. Sekarang yang perusahan butuhkan adalah investor baru agar perusahannya tidak mengalami kebangkrutan. Dan Elang sedang berusaha untuk mendapatkan investor itu.
“Tok....Tok....”
Suara pintu ruangan Elang berbunyi.
"Masuk." Kata Elang yang masih fokus dengan pekerjaannya.
"Maaf pak apa bapak masih butuh saya? Kalau tidak saya mau permisi pulang." Tanya Anissa
"Ooooo. Jam berapa sekarang?" Tanya Elang
"Sudah jam 8 pak." Jawab Annisa sopan
Elang pun melihat jam tangannya dan memang waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya sampai-sampai ia tak sadar waktu sudah beranjak malam.
"Ooooo kamu boleh pulang sekarang. Dan sebelumnya tolong minta supir buat siapin mobil saya. Saya mau pulang sekarang." Perintah Elang
"Baik pak." Jawab Annisa patuh
Annisa pun segera pulang dari ruangan bosnya dan segera menjalankan perintah bosnya. Sementara itu Elang bersiap-siap untuk pulang. Pekerjaannya memang belum sesekali tapi ia benar-benar lelah. Selain itu ia ingin melihat keadaan sang adik.
"Enggak, lepas... Jangan sakitin mama Lepasin papa jangan pukul lagi. Jangan.....Jangan........" Kata Mika mengigau
Keringat bercucuran membasahi keningnya. Air mata mengalir dari mata indahnya.
"Jangan....." Teriak Mika keras
"Kamu kenapa?" Tanya Elang yang langsung lari ketika mendengar Mika berteriak
"Kak, mimpi itu datang lagi. Seandainya waktu itu aku ga minta mama dan papa nganterin aku beli boneka mungkin mereka masih disini. Ini semua salah aku kak? Aku yang buat mama dan papa pergi dari kita." Kata Mika frustasi
"Ga sayang ini bukan salah kamu. Ini salah penjahat yang udah buat mama dan papa pergi. Ini bukan salah kamu." Kata Elang mencoba menenangkan Mika
"Ini salah aku kak. Salah aku kak." Kata Mika yang menangis di pelukan Elang
Elang hanya bisa memberikan pelukan untuk sang adik. Karena Elang tahu Mika masih mengalami trauma karena dia melihat papa dan mamanya meninggal di depan matanya semdiri. Selain itu Mika juga mengalami pelecehan seksual oleh para penjahat itu. Jadi itu yang membuat Mika mengalami trauma yang sangat besar. Dan ini juga yang menjadi salah satu alasan kenapa Elang begitu over protective pada Mika. Karena ia tak ingin kejadian buruk itu terjadi pada Mika. Karena baginya Mika sangatlah penting.