“Zio!” Yola melambai tepat setelah melihat sosok Zio yang terlihat celingak-celinguk mencarinya. Mereka berdua janjian untuk bertemu di selasar dekat lapangan basket sekolah. Begitu melihat Yola, Zio segera menghampiri gadis itu dengan senyuman lebar. Yola menyodorkan jus jeruk kemasan ke hadapan Zio. “Untuk si penyuka warna kuning.” Zio terkekeh dan menerima jus jeruk itu. “Ini oranye kali.” “Ya, masih sodara lah. Heheh.” Mereka berdua duduk di gazebo yang kebetulan sepi. Tampaknya semua siswa masih takut pada Zio. Padahal Zio tidak menakutkan sama sekali. Semua ini gara-gara si biang onar kembarannya Gio yang punya image beringas dan berandal, Zio juga yang kena imbas. Anehnya, Zio menikmati ketenangan ini. Tidak seperti di sekolah sebelumnya, di mana ia dikejar cewek-cewek y

