Rene menghempaskan napas saat mendapati lagi pintu apartemen Julian. Pagi-pagi sekali Julian sudah memintanya datang. Ini mungkin akan menjadi momen-momen terakhirnya bersama Julian. Gadis keras hati itu tidak bisa memungkiri bahwa pemikiran itu mengundang rasa perih di batinnya. Rene berusaha keras mengabaikan. Sulit. Ia menghela napas berkali-kali dalam rangka mempersiapkan diri. Rene mengetuk pintu beberapa kali. Tidak lama tuas pintu begerak. “Halo,” sapa Julian saat membuka pintu. Lelaki itu terlihat sangat santai dengan kaos berleher V dan celana bermuda yang sama-sama berwarna biru dongker. Gayanya mengingatkan Rene saat mereka sempat menghabiskan waktu di Jogja. Santainya Julian berbanding terbalik dengan Rene yang datang dengan pakaian seakan hendak menyelesaikan urusan bisni