Chapter 3

1583 Words
"Sin kita ngapain sih kesini? Ini juga kenapa kita harus berpakaian seperti ini?" Nayla terus saja mengoceh saat sina menyuruh nya untuk memakai topi dan masker. Mereka sekarang sedang berada di salah satu acara M&G the seven dream. Kedatangan mereka kesini bukan untuk mengikuti acara melainkan menguntit member the seven dream secara diam-diam. "Sstt diem dong nay, jangan berisik," "Aku gakan diem sebelum kamu jelasin semuanya ke aku," Sina menghela nafasnya panjang, sahabatnya ini benar-benar sangat cerewet. "Oke, kamu pernah nonton kdrama tentang seorang idol dan penggemarnya?" tanya sina dibalas gelengan oleh nayla. "aku tidak punya waktu untuk menonton drama lagi pula tv di rumah ku rusak," "Baiklah aku jelasin. Kamu tahu yang namanya penggemar fanatik?. Fans yang selalu mengikuti kemanapun idolanya perg. Ibarat bahasa kasarnya menguntit," Nayla mengangguk, namun seketika kemudian dia berteriak. "Kita mau jadi menguntit?!" "Sstt nay jangan teriak!" sina langsung membungkam mulut sahabatnya itu dan lalu segera membawanya pergi karena orang-orang di sana mulai memperhatikan mereka berdua. "Kamu hampir saja membuat nyawa kita dalam bahaya nay," omel sina saat setelah mereka sudah keluar dari tempat tadi. Belum sempat sina melanjutkan protesannya lagi, dia dikejutkan dengan melihat anggota the seven dream keluar dari gedung menuju mobil mereka. "Itu dia! Ayo cepat kejar mereka nay!" serunya kemudian berlari meninggalkan nayla yang masih berdiam diri karena bingung. ,,,,, "Selamat pagi tante," "Ajun? Ayo masuk," seru ibu ayu saat melihat keponakannya datang berkunjung ke kedai nya. "Kamu mau minum apa? Biar tante buatkan," Ajun menggeleng "nggak udah tan, ngerepotin," tolaknya halus namun ibu ayu tetap membuatkannya minum. "Ada keperluan apa kesini? Tumben?" tanya ibu ayu setelah meletakkan secangkir teh hangat untuknya. "Aku ingin menemui nayla. Apa dia disini ? Aku tadi ke rumah tapi tidak ada orang , hp nya juga tidak aktif," "Dia pergi bersama sina. Katanya mau lihat the seven dream," "Serius tan? Tumben?" ,,,, Sina membawa nayla ke sebuah rumah yang cukup besar dan mewah. Sejak menginjakkan kakinya di sini, dia tidak berhenti menanyakan ini dimana dan rumah siapa. "Jangan brisik nay. Ini rumah the seven dream," jawab sina yang langsung membuat mata nayla melotot kaget. "Jadi ini rumah mereka!" teriak nayla tanpa sadar membuat satpam yang bertugas menjaga keamanan disana berteriak. "Siapa disana ?" teriak satpam tadi mencoba melihat keadaan sekitar rumah. "Sin aku takut," bisik nayla saat satpam itu mulai berjalan menuju tempat persembunyian mereka. "Sin, ini gimana dia semakin mendekat," "Oke aku punya ide. dalam hitungan ketiga kita lari ya. Cari tempat sembunyi yang aman jangan sampai ketahuan," "Tapi sin... "Sudahlah daripada kita ketahuan. Aku akan mengalihkan perhatiannya. nanti kalo sudah aman aku hubungin kamu," Belum sempat nayla melayangkan protesannya, sina sudah berlari lebih dulu untuk mengalihkan perhatian satpam tadi. Karena panik nayla pun segera berlari memasuki rumah mewah itu untuk mencari keberadaan samudra yang membawa kalungnya.. "Ahirnya bebas juga dari kejaran satpam tadi," sina yang berhasil lolos dari kejaran satpam mencoba mengatur nafasnya yang ngos ngosan. Beruntung dia sudah hafal jalan tikus di sekitar tempat tinggal the seven dream jadi dia bisa lolos. "Sina!" "Jeje?" "Hai kita ketemu lagi. Kamu ngapain disini?" tanya Jeje yang kebetulan lewat. "Eh ? Hmm ceritanya panjang. Ayo kita ke cafe dekat sini aku akan ceritakan semuanya," "Apa ? Astaga sin kamu nekat ya ? Bagaimana kalo kamu ketangkap?" jeje kaget saat sina bercerita tentang dirinya yang baru saja menjadi penguntitnya the seven dream. "Aku disini sekarang berarti semuanya aman," balas sina santai Jeje hanya geleng-geleng tak percaya "Terus kamu sendirian kesananya ?" "Astaga nayla!" pekiknya saat baru menyadari nayla masih disana. ,,,, Nayla terlihat kebingungan mencari jalan keluar di tempat ini, rumah ini ternyata lebih besar dari yang dia duga. Saat sibuk mencari jalan keluar , dia dikejutkan dengan suara langkah kaki yang mendekat kearahnya. Karena panik dia pun segera mencari tempat persembunyian, dia melihat sebuah ruangan yang terlihat seperti kamar. Tak ada pilihan, dia harus bersembunyi disana. Tapi sialnya orang tadi justru masuk ke dalam ruangan yang sama tempat nayla bersembunyi. Belum selesai dengan keterkejutannya, nayla kembali dikejutkan saat melihat pria itu membuka bajunya. Hampir saja nayla berteriak kalau saja dia tidak cepat menutup mulutnya sendiri. "Kak aku pinjam chargeran dong," ucap Juna tiba-tiba masuk kedalam ruangan itu. "Kalau mau masuk ketuk pintu dulu dong! Aku lagi ganti baju!" kesal si pemilik kamar membuat Juna langsung tersenyum smirk. "harusnya aku datang saat kamu sudah membuka bajumu kak," "Dasar tidak waras! Itu ambil sendiri charger nya di meja!" Juna tertawa puas karena berhasil mengerjai kakaknya itu , dengan cepat dia mengambil chargeran sebelum kakaknya kembali murka. Kryuk.. Nayla merutuki dirinya sendiri saat mendengar suara perutnya yang kelaparan. Dia baru sadar sejak semalam belum makan sama sekali. Saudara selaku pemilik kamar yang mendengar bunyi samar samar itupun mulai mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamarnya. dia bahkan mengurungkan niatnya untuk berganti pakaian. "Bunyi apa tadi ?" Jduk! Dasar nayla ceroboh! Dia berteriak sangat keras saat kepalanya tidak sengaja membentur meja yang dia gunakan untuk bersembunyi. "Siapa itu ?!" tanya samudra menatap kearah meja tempat biasa dia gunakan untuk melirik lagu sekaligus tempat nayla bersembunyi. "Please jangan kesini please," nayla terus mengucapkan doa saat melihat langkah kaki yang berjalan mendekat kearahnya "Tae makan malamnya sudah siap . ayo kita makan sama-sama," ucap aditya yang baru saja masuk kedalam kamar samudra. "Iya kak," jawab samudra mengurungkan niatnya untuk melihat kolong meja tempat nayla bersembunyi. "Fyuh hampir saja. Aku harus segera mencari dimana kalungku sebelum peia sombong itu kembali," nayla keluar dari tempat persembunyiannya lalu memerika setiap tempat di kamar itu berharap bisa menemukan kalungnya. Butuh waktu setidaknya 10 menit untuknya menggeledah kamar itu walaupun hasilnya nihil. Dia tidak menemukan keberadaan kalungnya. "Dimana dia sembunyikan kalungku?. Jangan- jangan benar dia sudah membuangnya ? Astaga lalu bagaimana ini," Tak ingin menyerah begitu saja , nayla pun mencoba mencari lagi. Tinggal 1 tempat yang belum ia geledah yaitu lemari. Dengan cepat dia membuka lemari pakaian samudra kemudian mengeluarkan semua isi pakaian yang ada di dalam lemari itu. "Cari ini?" Nayla diam mematung saat mendengar suara seseorang , dengan sedikit takut dia berbalik badan , matanya melotot sempurna saat sang pemilik kamar sudah berdiri bersender di dinding dekat pintu. Samudra , dia menatap tajam kearahnya sambil mengangkat kalung yang nayla cari. "Cari ini ?" tanya nya lagi kemudian menutup pintu nya sebelum berjalan menghampiri nayla. "Kamu cari ini kan ?" "Aku tanya, kamu cari ini ?" "Jawab!!" bentak samudra membuat nayla tersentak kaget sekaligus takut Samudra tersenyum miring "kamu gapunya mulut? Atau tidak bisa berbicara? Bukankah waktu itu kamu cerewet memakiku kenapa sekarang mendadak bisu?" "Ya.. Aku mencari kalungku. Kenapa? Sekarang kembalikan kalungku!" balas nayla berusaha keras untuk menyembunyikan rasa takutnya. "Etts," samudra mengangkat tangannya tinggi saat nayla ingin mrrebut kalung itu. "Wah masih bisa galak juga ternyata hehehe oke menarik," Sedetik kemudian samudra melangkahkan kakinya maju kearah nayla. Nayla diam mematung , jantung nya berdetak sangat cepat. Matanya mulai terpejam saat hidungnya dengan samudra saling bersentuhan. Melihat nayla memejamkan matanya tentu membuat samudra tersenyum menang. "Aku akan kembalikan kalungmu asalkan dengan 1 syarat," bisik samudra tepat di telinganya. Bahkan deru nafas pria itu mampu membuat bulu kuduknya merinding. "Jadi bagaimana ?" lanjutnya kemudian kembali menjauhkan tubuhnya. "Tidak mau! Cepat kembalikan kalungku !!" "Terserah . semuanya ada ditanganmu. Aku bisa saja melaporkan mu atas dugaan penyusupan. ditambah pencurian mungkin ? Karena kamu mengobrak abrik kamarku mencari sesuatu," "Aku mencari kalungku jadi aku tak mencuri apapaun! Yang ada kamu yang pencuri karena sudah mengambil kalungku !!" teriak nayla tak terima. "Kamu pikir polisi akan percaya padamu ? Kamu lihat itu, semua yang kamu lakukan sudah terekam disana. Aku rasa itu sudah cukup untuk bukti," ancam samudra menujuk sebuah cctv yang berada di kamar nya. Nayla merutuki dirinya yang terlalu bodoh, harusnya dia sadar jika dirumah ini pasti ada cctv. Oke tidak ada pilihan dia harus mau dengan persyaratan yang samudra ajukan. "Aku anggap diammu itu adalah jawaban yes. Karena aku tak memberimu jawaban no. Okay sebelum aku sebutkan apa syaratnya , kamu harus merapikan semua kekacauan yang sudah kamu perbuat ini," ,,,, Keesokan harinya , nayla terus saja mengumpat mengeluarkan semua sumpah serapahnya. Jangan tanya kenapa. Itu karena semalem samudra menyuruhnya datang ke taman yang letaknya tidak jauh dari gedung star entertainment. Dia bilang ingin memberitahu syarat yang kemarin diajukan. Tapi sudah lebih dari 4 jam nayla menunggu, pria itu tidak juga datang. "Mana sih pria sombong itu. Tadi menyuruhku datang pagi- pagi tapi sampai sekarang dia belum juga datang," gumam nayla kesal. Tak lama kemudian pria sombong yang dicarinya itu mengiriminya pesan, menyuruhnya untuk datang ke gedung star entertainment. Pria itu memberinya waktu 5 menit untuk sampai disana jika tidak maka perjanjian batal. Benar benar gila. Karena sudah sangat panik, nayla segera berlari menuju gedung yang letaknya tidak jauh dari tempatnya berada. ,,,, "Nayla kemana sih ? Dari semalam aku tlp ga di angkat. Apa dia marah karena aku tinggal kemarin ?" gumam sina yang sedari tadi mondar mandir di kelasnya. "Sebaiknya aku kerumahnya. Mungkin dia sibuk di toko kue nya," Saat sedang mengemasi buku-bukunya , sina dikejutkan dengan suara teriakan Jeje yang memanggilnya. "Jeje? Kok kamu disini ? "Aku kuliah disini juga," "Apa ? Sejak kapan ? Aku tak pernah melihatmu," "Sejak hari ini. Aku pindah kampus eh malah ketemu kamu hehe, Kamu mau kemana ? Gada kelas?" "dosen ku sedang tidak masuk jai aku mau kerumah nayla saja. Dari kemarin dia tidak mengangkat tlp ku. Aku takut terjadi sesuatu," "Nayla teman yang kamu tinggal kemarin?" Sina mengangguk "Aku ikut ya ? Aku mau kenal dia juga hehe," "Yaudah ayo," ,,,, "Kamu telat 1 menit 25 detik," Nayla diam di tempat sambil mengatur nafasnya yang ngos ngos an. Bagaimana tidak dia berlari dari taman ke gedung ini . Jaraknya memang tidak jauh tapi tadi semua lift penuh terpaksa dia naik tangga darurat ke lantai 5. "Aku hanya telat 1 menit! Lagi pula itu juga karena lift nya penuh. Aku terpaksa naik tangga darurat," balas nya saat dikira nafasnya sudah teratur. "Siapa yang menyuruhmu duduk disitu ?" pekik samudra saat melihat nayla ikut duduk di sofa depannya "Kenapa?" "Itu sofa mahal. Jadi kamu tidak boleh duduk disitu," "Apa? dasar pria sombong tak punya hati. aku capek lari ke sini dan sekarang kamu melarangku duduk?" "Aku tidak melarangmu duduk. Hanya saja jangan duduk di sofa. duduk di bawah," "Sudahlah langsung saja aku tak punya banyak waktu. Ini tanda tangani kontrak perjanjian," Nayla yang memilih berdiri daripada duduk di bawah pun langsung mengambil kertas itu dan membacanya. •PIHAK PERTAMA : SAMUDRA •PIHAK KEDUA : NAYLA 1. PIHAK KEDUA HARUS MENJADI ASISTEN PRIBADI PIHAK PERTAMA SELAMA 1 BULAN PENUH TAK ADA LIBUR "Baca dulu sebelum berkomentar," sahut samudra saat nayla ingin melayangkan komentarnya. 2. PIHAK KEDUA TAK BOLEH MEMBERITAHU TENTANG PERJANJIAN INI, JIKA BOCOR MAKA PIHAK KEDUA HARUS MEMBAYAR DENDA SEBESAR 10JT. 3. PIHAK KEDUA HARUS MENURUTI APAPUN YANG PIHAK PERTAMA SURUH (TANPA TERKECUALI) 4. JIKA PIHAK KEDUA MELANGGAR ATAU MENENTANG PIHAK PERTAMA MAKA PIHAK KEDUA AKAN DILAPORKAN KE POLISI TENTANG DUGAAN PENYUSUPAN + PIHAK KEDUA DIKENAI DENDA SEBESAR 100JT. "apa ? Perjanjian macam apa ini ? Kenapa disini aku di rugikan? Dan apa ini tak ada libur ? Aku tidak mau!" teriak nayla marah. "Terserah semua pilihan ada di tanganmu. Jadi cepat tanda tangan, aku tidak punya bnyak waktu. atau kamu ingin aku melaporkanmu ke polisi ?" "Kamu tidak busa melakukannya !!" "Benarkah ? Aku sudah membawa semua bukti-bukti nya. Sekarang pun aku bisa menjebloskan mu ke penjara," ucap samudra enteng. "Dan ya untuk jam kerja kamu harus datang kapanpun aku suruh . tidak ada batasan jam kerja," "Dasar gila! Lalu bagaimana dengan ibuku? Aku harus membantunya di toko," tanya nayla namun samudra hanya acuh. "Setidaknya ijinkan aku membantu ibuku. Dia hanya sendiri di toko," "Oke. Aku akan membayarmu sesuai gaji asisten. Jadi uangnya bisa kamu gunakan untuk menyewa pekerja untuk membantu ibumu. Tidak ada penolakan lagi atau perjanjian batal dan kamu aku masukan ke penjara," ,,,, "Selamat siang tante ayu," sapa sina yang baru saja datang ke toko kue bersama Jeje. "Eh sina ? Ayo ayo masuk," Sina mengangguk lalu masuk bersama jeje. "Tante, kenalin ini jeje temanku," "Siang tan. Saya jeje," Sina mengatakan kalau datang kesini untuk mencari nayla. Tapi ibu ayu bilang nayla pergi dari pagi dan belum pulang sampai sekarang. Sudah lebih dari 30 menit mereka menunggu nayla , sedangkan ibu ayu sedang melayani pelanggan. Tadinya mereka ingin membantu sebentar tapi ibu ayu malah menyuruh mereka untuk duduk saja. Tak lama kemudian yang di tunggu pun datang. "Loh sina kok disini?" tanya nayla menyadari keberadaan sahabatnya itu. Sina langsung beranjak berdiri menghampiri nayla. "Nay kamu gapapa kan? Kamu ga di apa-apain kan kemarin ? Kamu ga disakitin kan ? Kamj masih utuh kan ? Nay ayo jawab jangan cuman diam saja!!" tanya nya sambil menggoyangkan bahu nayla. "Sina hentikan!" teriak nayla melepas tangan sina dari bahunya. "Bagaimana aku bisa jawab kalo kamu saja terus berbicara. Aku gapapa, tidak ada yang terluka sama sekali," "Syukurlah kamu baik-baik saja. Aku sangat khawatir nay," "Ya aku baik-baik saja.. Tapi..,, "Tapi ?" ,,, Pukul 6 pagi nayla sudah berdiri didepan gedung star ent. Ini masih terlalu pagi bahkan suasana di sekitar gedung masih sangat sepi. Kemarin samudra memintanya untuk datang lebih dulu sebelum dirinya, jika terlambat 1 detik saja maka hukuman nya akan bertambah 1 hari jadilah nayla berangkat pagi-pagi sekali. Menyebalkan bukan? Ngomong ngomong ini adalah hari pertama nayla bekerja, lebih tepatnya dipaksa untuk bekerja. Nayla sudah bilang pada ibunya jika mulai hari ini dia akan bekerja , awalnya ibunya tidak setuju tapi karena dia meyakinkan ibunya itu maka diapun diizinkan. nayla tidak bilang kalau dia terpaksa bekerja karena terikat perjanjian , dia hanya bilang jika dia diterima bekerja sebagai staff di salah satu agensi. Menggunakan sweater berwarna pink nayla menahan rasa dingin yang menerpa kulitnya. Cuaca disini sudah mulai memasuki musim hujan ditambah ini masih sangat pagi jadilah sangat dingin. "Kemana sih pria sombong itu. Aku sudah berdiri disini selama 2 jam tapi dia tak datang juga !!" Ini sudah pukul 8 pagi tapi yang ditunggu tak kunjung datang. Nayla tak henti hentinya mengucapkan sumpah serapahnya kepada pria itu. Oh ayolah siapa yang tak kesal karena menunggu lama ditengah cuaca yang dingin. Sebenarnya bisa saja dia menunggu di dalam tapi kalian tahu kan satpam disini bagaimana ? Dia tidak akan mengijinkannya masuk begitu saja. "Oh ayolah kenapa lama sekali . aku sudah sangat kedinginan," Tak lama kemudian tibalah sebuah mobil yang berhenti tepat di depan gedung itu. Nayla menatap seseorang yang turun dari mobil itu. Samudra , dengan balutan coat berwarna coklat turun dari mobil nya diiringi beberapa bodyguart. Seketika pandangan samudra langsung terarah kepada gadis yang sedang berdiri tak jauh darinya. Dia tersenyum smirk lalu berjalan menghampirinya "Bagus kamu datang tepat waktu. Ikut aku," ucap samudra sebelum nayla mengeluarkan semua sumpah serapahnya. Samudra membawa nayla kesebuah ruangan yang cukup besar. Banyak sekali alat alat musik disana. Nayla hanya diam sungguh dia masih merasakan kedinginan. Samudra sadar jika gadis itu kedinginan, terlihat jelas pada bibir nya yang sedikit memucat namun dia sama sekali tak peduli. "Tugasmu hari ini adalah menyiapkan segala keperluanku. ini kamu baca dan hafalkan jadwalku selama 1 bulan kedepan. Aku tak ingin kamu membuat kesalahan sedikitpun. Jika kamu melakukannya maka-.. "Kamu akan menjebloskanku ke penjara! Aku sudah tau," sahut nayla merampas sebuah note agenda jadwal pekerjaan samudra. Nayla mulai membaca isi agenda itu, jadwal samudra selama 1 bulan ini benar-benar full. Dia sama sekali tidak bisa membayangkan betapa capeknya dia nnti menjadi asisten pria itu. "Sebanyak ini? Kenapa tidak ada libur?" "Bukankah didalam kontrak perjanjian sudah tertulis kamu harus bekerja full tanpa libur ?" "Tapi kan-... "Kamu sudah menandatangani nya jadi aku rasa tak ada lagi yang perlu di debatkan. bahkan kamu hanya sebulan menjadi asistenku , kamu tidak tahu jadwalku selama 5th kedepan saja sudah penuh," ucap pria itu sombong. "Cih sombong sekali , bagaimana kalo dia mati sebelum 5th kedepan," gumam nayla.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD