Chapter 2

2040 Words
Ruangan steril , selain staff dan artis di larang masuk "Ruang steril? Artis ? Staf? Jadi benar ini gedung agensi? Sebaiknya aku pakai masker saja," Nayla tersentak kaget saat hampir saja dirinya menabrak seseorang yang baru saja keluar dari ruangan itu. "Mata itu? Aku seperti pernah melihatnya" batin pria yang hampir saja bertabrakan dengan nayla. "Sam! Kenapa diam? Gajadi ke toilet?" teriak aditya membuat pria yang di panggil dengan sebutan sam itu tersadar dari lamunannya lalu kembali melanjutkan langkahnya. "Beneran ruangan steril kayaknya. Orang tadi saja menggunakan masker," batin nayla. "Kamu siapa?" "M-maaf aku dari lezat bakery ingin mengantar pesanan kue," jawab nayla saat ada seorang pria yang muncul dari dalam ruangan itu melihatnya berdiri didepan pintu. "Kue? Sebentar aku tanya yang lain dulu," "Loh kamu yang tadi kan?" sepertinya disini terlalu banyak pria tampan, buktinya pria yangNayeon temui didepan lift sekarang sudah berada didepannya bersama sang manager. "Maaf sepertinya kamu salah . kita tidak ada yang memesan kue," "Dia tak salah. Itu aku yang pesan buat kalian," sahut sang manager. "Oh ini kue nya pak," nayla menyerahkan box berisi kue itu. "Terima kasih nay. Syukurlah kamu mengantarkan kue nya dengan keadaan utuh," "Maaf untuk kejadian kemarin pak. Lain kali saya tak akan melakukannya lagi. Hmm kalo begitu saya pamit dulu. Terima kasih dan maaf untuk kesalahan kemarin," pamit nayla sebelum melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu. ,,,, "Kenapa aku tadi gugup ? Ah apa mereka semua tadi manusia ? Aku tak pernah melihat manusia dengan wajah sesempurna mereka. Dan ya tadi siapa yang aku temui di lift ? Aish harusnya aku tanya namanya," Nayla melepas maskernya sambil terus merutuki dirinya yang masih memikirkan pria-pria tampan tadi. Saat sibuk dengan pikirannya, tanpa sengaja nayla menabrak seseorang didepannya. Sepertinya menabrak adalah hobinya sekarang. "Maaf, aku tidak sengaja," "Kamu ?" Mendengar suara yang tak asing ditelinganya membuat nayla langsung mendongakkan kepalanya. "M-maaf apa kita saling mengenal ?" tanya nya kemudian pada pria bermasker di depannya itu. "Ingat aku kan?" Seketika mata nayla melotot kaget "kamu?!. Ya ampun kenapa sih dimana mana ada kamu. Kamu mengikutiku ya?" "Apa? Aku mengikutimu ? Hahaha jangan kepedean jadi orang. Buat apa aku ikutin gadis gila sepertimu," "Aku punya nama dan aku juga bukan bukan gadis gila!. Ckk Dasar pria angkuh,Sombong!" "Who care," balas samudra lalu melangkahkan kakinya pergi meninggalkan nayla. Namun baru beberapa langkah, nayla mengingat sesuatu. Kalung ! Kalung nya masih ada di tangan pria itu. Nayla berteriak memanggil pria itu tapi sepertinya pria itu tidak memperdulikan teriakannya. Buktinya dia tidak berhenti dan malah mempercepat langkahnya. Tidak ada pilihan lain , sepertinya nayla harus melakukan sesuatu. Duk!. Perfect! Pria itu akhirnya berhenti saat sepatu nayla berhasil mendarat sempurna dipunggungnya. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan , nayla berlari menghampiri nya yang masih meringis kesakitan. Dengan santainya nayla mengambil sepatu yang ia lempar tadi lalu memakainya. "kamu gila ya?! Kamu tau gak sepatu murahan mu itu mengenai punggungku!" "Ya aku memang gila. Kenapa ?. Bagaimana lemparanku? Perfect kan?" tanya Nayla sambil tersenyum senangnya. "Kamu ? Kamu gatau siapa aku ha?!. Berani-beraninya kamu melakukan ini. Kamu akan menyesal!" "Ya.. Ya.. Ya.. Aku memang akan menyesal jika tidak melakukan itu tadi. Dan ya kamu bilang aku gatau kamu siapa? memangnya kamu siapa?, Anak presiden?, Anak menteri?, Anak pengusaha?, Atau artis?, aku tidak perduli," "Bodoh! Kamu tidak tahu siapa aku? Apa kamu terlalu miskin sehingga tidak mempunya televisi jadi tak mengenal siapa aku?. Aku Langit samudra, member the seven group yang sangat terkenal di mana-mana," jawab samudra dengan nada angkuhnya berhasil membuat nayla tertawa keras. "Apa yang kamu tertawakan?" "Kamu," "Apa?!" "Gini ya tebakanmu yang pertama salah. Aku mempunyai televisi tapi itu rusak jadi aku tidak bisa menontonnya. Untuk yang kedua tadi kamu bilang apa? Artis? Member apa tadi....,, "The seven dream!" "Ya itulah pokoknya hahaha aku tak peduli kamu member siapa pun atau apalah itu. Aku bahkan tidak tahu dan tidak mau tau sama sekali," "Dasar gila!. Kudet! Bisa gila aku lama-lama berbicara denganmu," gumam samudra berniat ingin langsung pergi namun nayla malah menjitak kepalanya. "Kamu gila ya?!" "aku belum selesai berbicara denganmu!" kesal nayla. "Aku tak ada waktu berbicara dengan gadis gila sepertimu," "Terserah apa katamu. Aku hanya ingin meminta kalungku. Mana kalungku!" "Kalung ?" "Jangan pura pura bodoh!. Kamu kemarin kan yang mengambil kalungku?!" Samudra diam sejenak "oh kalung murahan itu?" "Iya mana?" "Sudah aku buang," "Apa? jangan bercanda!, "Aku tidak bercanda. Memang sudah kubuang. Buat apa aku menyimpan kalung sampah seperti itu," balas samudra sebelum kembali melangkahkan kakinya pergi meninggalkan nayla yang terus berteriak memanggilnya. "Aw benar-benar gadis gila. Badanku jadi sakit semua," gumam samudra sambil memijit pundaknya. ,,,, "Dasar gadis gila. Berani nya dia main-main denganku. Awas saja kalau ketemu lagi akan aku kasih perhitungan," samudra yang baru saja kembali ke ruang latihan terus mengomel tak jelas, member lain yang melihatnya pun di bikin bingung. "Akh sakit!" "Kamu kenapa sam?" tanya jimmy. Samudra tak menggubris pertanyaan jimmy. "aku pulang duluan. Punggungku sakit gara-gara gadis gila tadi jadi sorry aku tidak jadi ikut kalian nongkrong," ucap nya cepat lalu segera melangkahkan kakinya pergi "Siapa yang dia maksud gadis gila?" tanya aditya pada teman-temannya. "Mungkin fans nya," jawab june sekenanya. ,,, Nayla terus menggerutu dan guling gulingan di atas ranjangnya. Sungguh bertemu dengan samudra benar benar membuatnya kesal. Saat sedang asik memgumpati samudra, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. "Nay ada yang cari," "Siapa? Sina? Suruh langsung kekamar saja bu," "Bukan. Tapi Ajun," "Apa?" mendengar nama Ajun membuat nayla langsung beranjak dari ranjangnya kemudian berlari keluar kamarnya. Sang ibu hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak satu-satunya itu. "Kak Ajun!" teriak nayla saat melihat seorang pria yang duduk di sofa ruang tamunya. Gadis bergigi kelinci itu langsung memeluk pria yang bernama ajun itu. "Kak ajun kenapa baru datang?. Kenapa tidak memberiku kabar?" tanya nayla kesal setelah melepas pelukannya. "Jangan cemberut seperti itu. Kamu sangat jelek kalo cemberut," ejek ajun sambil mencubit pipi nayla , membuatnya meringis kesakitan. "Kak ajun kemana saja sih?" "Maaf aku sibuk nay. Oiya aku ada kabar gembira," "Kabar gembira?. Apa itu ? Kak ajun mau membelikanku jam tangan ? Tas ? Sepatu ? Atau apa ?" tanya nayla yang langsung mendapat jitakan di kepala nya "Kamu itu menebak apa nodong?" "Ya.. Ya.. Aku kan hanya menebak saja. Terus kabar gembira apa yang mau kakak kasih tahu?" "Kabar gembira nya adalah aku akan rilis lagu baru nay," jawab ajun girang . "Yah aku kira apaan. Cuma rilis lagu? Kirain kakak bakal ngasih aku kado atau ngajak jalan-jalan," balas nayla yang terlihat biasa-biasa saja dengan kabar gembira yang ajun beritahu. Ajun wijaya, dia adalah anak dari kakak kandungnya ayah nayla. Ajun merupakan satu-satu nya pria yang dekat dengan nya. Nayla sangat menyayanginya begitu juga sebaliknya. bahkan ajun sudah menganggap nayla sebagai adik kandungnya sendiri. ,,,,, Keesokan harinya nayla sengaja bangun lebih pagi karena ingin menemui samudra untuk meminta kembali kalungnya. "Bu, nayla mau pergi sebentar ya?" pamit nayla pada ibunya yang baru saja selesai menyiapkan beberapa bahan untuk di bawa ketoko. "Loh kamu mau kemana ? Kalo kamu pergi nanti yang bantuin ibu di toko siapa ? Pesanan hari ini banyak nay," "Aku cuma sebentar kok bu. Setelah itu aku langsung ke toko. Yasudah aku berangkat ya mumpung masih pagi, bye ibu!" "Hati-hati nay!!" Sesampainya di gedung tempat dia mengantar kue kemarin, nayla langsung memarkirkan sepedanya sebelum masuk kedalam. Tapi lagi-lagi satpam yang waktu itu kembali menahannya. "Kenapa pak? Saya ingin masuk. Saya ingin menemui seseorang," "Siapa ?" "Saya tidak tau namanya. Tapi saya yakin dia bekerja disini," jawab nayla karena terlalu bodoh tidak mencari tahu nama samudra terlebih dulu. "Maaf kamu tidak bisa masuk," "Tapi pak saya ingin bertemu dengannya. Dia... Dia anggota the...thee seven... Apa ya..,, "The seven dream?" sahut satpam itu yang langsung diangguki oleh nayla. "Kamu our dream?" "Our dream ? Maaf itu apa ya?" "Itu nama fans mereka," Nayla hanya diam dengan raut wajah bingung nya. jangankan nama fans nya , siapa the seven dream saja dia tak tahu. Yang dia tahu hanya artis korea lee min ho, itupun hanya sekedar tahu karena pernah menonton dramanya. "Maaf sebaiknya kamu pergi dari sini. Yang bekerja disini itu hanya artis-artia papan atas jadi tak mungkin mereka mengenal orang seperti mu," kata sang satpam dengan nada merendahkan. "Seperti apa maksud bapak? Sudahlah saya mau masuk," nayla berusaha menerobos masuk kedalam gedung namun sang satpam terus saja menghalanginya. Beberapa detik kemudian datanglah sebuah mobil yang berhenti tepat di depan gedung itu. Pintu mobil itu terbuka menampilkan seorang pria yang memakai masker turun dari dalam mobil itu. "Aww," rintih nayla saat satpam tadi mendorongnya hingga terjatuh. "Selamat pagi mas Juna," Juna , pria itu berhenti sejenak lalu melihat ke arah nayla yang sedang mengusap sikutnya yang sedikit berdarah. "Kamu gapapa ?" tanya juna sambil mengulurkan tangannya membantu nayla berdiri. "Juna, ayo cepat! Kamu harus bersiap sekarang," ucap sang manager. "Tapi dia...,, "Dia biar saya yang urus mas" sahut satpam tadi. Juna mengangguk, dia menoleh kearah nayla sekilas lalu segera masuk kedalam gedung. "Dasar satpam nyebelin!" gumam nayla kesal saat satpam itu kembali menghalanginya. ,,,,, Nayla kembali ketoko dengan wajah kusutnya, dia menunduk merasa bersalah karena datang ke toko terlambat. itu semua karena ban sepeda nya yang bocor jadi terpaksa dia berjalan kaki menuntun sepedanya. Sesampainya di toko pun dia harus kembali mengantar pesanan ke pelanggan. "Tapi sepedaku bocor ban, bu," "Kamu berangkat naik bus. Ini ongkos nya dan ingat selesai itu langsung pulang bantuin ibu menyelesaikan semua pesanan kue. Oiya kamu tak usah meminta uangnya, mereka sudah membayarnya," "Siap bu, nayla berangkat dulu!" Butuh waktu setidaknya 20 menit untuk nayla sampai di alamat pelanggan yang memesan makanan di tokonya. Sepertinya pelanggan kali ini dari kalangan selebriti lagi mengingat gedung yang dia datangi ini adalah gedung stasiun tv. Menurut perintah satpam , nayla harus naik ke lantai 3, namun saat sampai di lantai 3 dia menemukan beberapa ruangan yang membuatnya bingung. "Maaf apa yang kamu lakukan disini ?" tanya seorang staf yang sepertinya seumuran dengan nya. "Hmm maaf apa benar disini alamat ini ?" Staf itu mengambil kertas yang diberikan nayla. "Inikan ruangan the seven dream ? Ada perlu apa dia kesini ? Apa dia our dream" batin staf itu sambil memperhatikan penampilan nayla. Nayla yang merasa di perhatikan pun sedikit merasa risih "ekhe, apa benar alamatny ?" "Iya benar. Ada perlu apa ?" "Aku ingin mengantar pesanan," jawab nayla mengangkat box yang dia bawa. Tak lama kemudian datanglah beberapa orang yang berjalan melewati nayla dan staf itu. Mereka adalah member the seven dream yang baru saja selesai syuting acara musik. "Itukan ?" "kamu mau kemana?" cegah staf tadi saat Nayla ingin mengikuti member the seven dream. "Aku ingin bertemu dengannya. Dia yang memakai jaket merah tadi," "Samudra?" Nayla hanya mengangguk , entahlah siapa namanya karena itu tak penting baginya. Yang terpenting baginya adalah menemui pria itu lalu meminta kalung nya. "Maaf kamu tudak bisa masuk kedalam. Itu ruangan khusus artis dan staf," "Tapi..Hmm aku ingin mengantar ini..bukankah tadi km bilang disini alamatnya ?" "Kamu bisa menitipkannya padaku. Aku salah satu staf mereka jadi berikan padaku. Terima kasih dan kamu bisa pergi sekarang," staf itu mengambil box dari tangan nayla lalu melangkah masuk kedalam ruangan yang sama dengan anggota the seven dream. Nayla membaca tulisan yang berada di pintu itu. The seven dream , dia seperti mengingat sesuatu dengan nama itu. "Astaga sina!! Dia pasti bisa membantuku!" pekiknya kemudian setelah mengingat jika group tadi adalah idola sahabatnya, sina. ,,,,, "Jadi kamu mulai menyukai mereka? Hahaha apa aku bilang . mereka itu tampan tampan jadi tak mungkin kamu tak menyukai mereka," Nayla hanya memutar bola matanya malas , baru saja dia meminta bantuan sina agar bisa bertemu dengan member the seven dream terutama samudra. "Jadi siapa?" tanya sina membuat nayla mengerutkan keningnya bingung. "Siapa yang kamu suka nayla putri ananda?. Awas saja kalau kamu menyukai kak aditya," "Tidak ada," balasnya singkat. "Apa? Kamu tidak punya idola yang kamu suka? atau kamu suka semuanya ?" "Tidak! Mana mungkin aku suka mereka!" "Lalu? Buat apa kamu ingin menemuinya ?" Nayla muli menceritakan semuanya kejadian yang menyebabkan kalungnya ada di tangan samudra, sina yang mendengar itupun hampir saja berteriak histeris. "Kamu serius?!," "Jangan berteriak!" teriak nayla setelah berhasil menjitak kepalanya membuat sina meringis kesakitan. "Kamu juga teriak," "Sdahlah. Jadi kamu mau membantuku atau tidak ?" Bukannya menjawan, sina malah tersenyum smirk membuat nayla merinding ngeri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD