Bab 12 Tak Bisa Menolak

1236 Words

Bibi Dina mengulurkan tangan dan menggenggam jemari Elenora yang dingin. "Kalau lelah, istirahatlah. Tapi jangan menyerah, Nak. Kau gadis yang kuat." Elenora mengangguk kecil. Kata-kata sederhana bibi Dina sangat menguatkan. Ia melanjutkan makan dalam diam, menikmati kehangatan sup dan juga kehangatan yang ditawarkan oleh satu-satunya orang yang benar-benar peduli padanya di rumah ini. Setelah selesai, ia meletakkan sendoknya dan menghela napas pelan. "Terima kasih, Bi," katanya tulus. Bibi Dina tersenyum lembut. "Ayo, sekarang kamu istirahat lagi. Besok pasti ada banyak pekerjaan yang akan kau hadapi." “Iya, terima kasih, Bi.” Bibi Dina memperhatikan wajah Elenora yang tampak lebih pucat dari biasanya. Lingkaran gelap di bawah matanya semakin jelas. Ada banyak hal yang ingin ia tany

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD