“Menurut lo itu hantu Mary?” tanya Sirin sedikit berbisik. “Menurut gue, bel rumah gue rusak,” jawab Pandu melangkah memasuki area ruang tamu. Sirin paham jika Pandu berusaha membuatnya tenang dengan jawaban santai seperti itu. Tapi asal Pandu tahu saja, itu tidak berhasil. Sirin tetap saja gelisah menebak-nebak siapa yang memainkan bel rumah seperti itu. Ketika Pandu hendak membuka pintu di hadapannya, tangan Sirin terangkat untuk menarik lengan baju Pandu. “Perasaan gue nggak enak,” kata Sirin. “Nggak usah khawatir,” balas Pandu tersenyum menenangkan. Sirin mengangguk, membiarkan Pandu membuka pintu di hadapan mereka. Angin malam berembus menerpa tubuh Sirin. Udara malam ini cukup dingin. Sirin mendekap tubuhnya erat, mencoba menghalau rasa dingin yang menusuk kulitnya. Pandu yang b