94. Orang Iseng?

2215 Words

“Mas mimpi buruk, Shen,” ucap Mas Rifqi setelah minum air putih yang baru saja kuambilkan untuknya. Napasnya sudah mulai teratur, keringat dingin juga sudah dia lap dengan tisu. Kondisnya kini terlihat jauh lebih baik daripada tadi. “Mimpi apa, Mas? Aku boleh tahu?” “Kamu naik sini dulu.” “Ok, bentar.” Aku meletakkan gelas di nakas, lalu mengunci pintu. Setelah itu, aku duduk di sebelah Mas Rifqi. Detik itu juga, dia langsung menyandar padaku. Dia juga meraih tanganku dan menggenggamnya erat. Aku sendiri memilih diam, menunggu Mas Rifqi bicara lebih dulu. Barangkali dia butuh menyiapkan kalimat yang tepat untuk menceritakan mimpinya. Aku masih ingat betul betapa ketakutannya dia tadi. “Mas tadi mimpi kamu hampir diculik lagi, Shen.” Deg! Diculik lagi? “Gimana ceritanya, Mas?” “En

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD