65. Dia Kembali

2114 Words

Sesuai janji Mas Rifqi kemarin, malam ini aku kembali diajak keluar. Kami berangkat dari rumah kisaran pukul tujuh. Tentu, lebih dulu kami pamit dengan Om Hisyam dan Tante Fiza. Jujur, sampai detik ini aku belum tahu Mas Rifqi akan membawaku ke mana. Tempat yang katanya satu milyar persen aku pasti suka, aku tidak bisa menebak sama sekali. Pasalnya, kami keluar bersama di Semarang juga baru kemarin. Itu pun baru ke tempat-tempat yang kami anggap penting dan iconic saja. “Kita mau ke mana, sih, Mas?” tanyaku di tengah-tengah perjalanan. “Makan dulu. Aku lapar.” “Oke, makan. Makan di mana?” “Di warung makan olahan unggas. Ada ayam, bebek, burung puyuh, juga mentok. Mau?” Aku tersenyum, lalu mengangguk. “Mau, Mas. Tadi siang udah enggak makan nasi soalnya. Jadi, rencana emang mau reques

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD