Alea menggeleng. "Enggak. Mendingan kamu makan deh." Jeje tak berhenti tersenyum sembari sesekali mencubit pipi Alea. "Kamu senyum terus, nggak biasa banget." Lea menaruh sepiring nasi goreng, dengan asap yang masih mengepul menguarkan aroma potongan udang dan juga ayam. "Emang kamu lebih suka kalau saya cemberut dan ketus?" Jeje mengambil sendok dan mulai memakan nasi goreng buatan Alea. "Bukan gitu, aku ngerasa kamu berubah aja. Kan Mas itu biasanya nyebelin!" sahut Lea. Ia duduk di depan Jeje sambil menuangkan teh hijau ke cangkir suaminya. "Minum, ini tanpa gula." "Makasih," senyum Jeje lagi-lagi terulas manis. Padahal kemarin kalau Lea ketus, jangankan senyum, menoleh saja Jeje enggan. Sekarang suami Alea itu menjelma menjadi sosok suami yang super duper manis minta ampun.

