Ryu menoleh ke arah Rei. Ia menahan senyumnya. Rei hanya mengerucutkan bibirnya, "Jangan berasumsi.." "Lalu kenapa kamu pergi?" Ryu berbisik di telinga Rei. Rei tak sanggup menahan desiran yang menggetarkan perutnya. Oh! Satu bisikan dan aku hanya bisa terdiam. Dia seperti menghipnotisku. "Jawab pertanyaanku," Ryu kembali bicara. "Aku harus mengecek lokasi syuting berikutnya," jawab Rei sambil memalingkan muka. Ryu tersenyum lebar, "Ok. Aku percaya.." "Ka-kamu harus percaya, karena itu betul adanya," ucap Rei lagi. Ryu tiba tiba mengeluarkan satu bungkus coklat kecil dari saku celananya, "Untukmu." Rei menatapnya kaget. Coklat adalah makanan kesukaannya. "Ini. Ambil," Ryu menyimpan coklat tersebut di telapak tangan Rei. "Aku membawanya di koper. Coklat jadi makana