11

1121 Words
Kriss terdiam sebentar saat mereka sudah memasuki kawasan bendungan, dengan pelan dirinya melepaskan tangan Tiffany yang merangkul tangannya, setelah itu Kriss mengambil tasnya dan mulai mengeluarkan kertas-kertas yang masih kosong. "Kamu mau ikut masuk atau di sini aja?" Tanya Kriss pada Tiffany yang masih melihat ke sekeliling yang sepi itu. "Ikutlah, ya kali aku di sini sendirian." Jawab Tiffany dengan kesal.. "Sebenarnya nggak ada apa-apa kalau kamu berani." Kata Kriss lagi seraya berjalan dengan memegangi buku dan pensil yang ada di tangannya. "Sebenarnya buat apa kamu keluarin buku sama pensil?" Tanya Tiffany dengan penasaran. "Kalau aku lihat-lihat lagi, lokasinya tuh nggak sama persis, jadi ada beberapa hal yang melenceng." Jawab Kriss dengan jujur. "Seperti kincir angin di sana tuh, kalau di dalam game itu nggak ada." Kata Kriss seraya menunjuk ke arah kincir angin yang tidak jauh dari lokasi. Tiffany pun terdiam mulai mengamati satu persatu tempat yang ada di sana. Setidaknya kalau dia bisa membantu Kriss nanti. Sesuai dengan peta yang ia gambar, Kriss saat ini tengah berjalan ke arah goa yang ada di samping kiri bendungan. Goa itu sebenarnya ada disekitar bendungan persis, bahkan jika air bendungan meluap maka goa itu akan tertutup oleh air. Sebenarnya dirinya tahu karena melihat di dalam game dan juga menyimpulkan semua sendiri, karena pertama kali dia datang saat itu sudah sangat sore jadi tidak bisa meneliti lebih banyak. "Kriss tadi nggak boleh terlalui dekat sama bendungan kan, ini kenapa kamu malah dekat benget?" Tanya Tiffany mengingatkan. "Aku mau lihat ke sana sebentar, kalau kamu takut kamu tunggu sini aja." Jawab Kriss melanjutkan langkahnya. Tiffany sendiri yang merasa ketakutan tentu saja ikut melangkah mengikuti Kriss. Hingga kakinya tidak sengaja menginjak dahan ranting kering dan membuat suara yang membuatnya menjerit karena takut. Kriss yang mendengarnya pun langsung berlari menghampiri Tiffany dan mencoba untuk menenangkannya, bagaimanapun juga Tiffany tidak pernah datang ke tempat seperti ini, jadi dirinya sebagai orang yang mengajaknya datang juga harus membantunya. Setelah Tiffany merasa tenang, Kriss pun mulai melihat lagi ke depan. Kriss berkali-kali mengucek-ucek matanya karena saat ini dirinya berada persis di depan goa. Padahal tadi jelas-jelas dirinya masih ingin berjalan ke depan. Selain itu sekeliling tempat itu tiba-tiba saja terus bergerak, seolah-olah berubah-ubah menjadi tempat lain. "Ayo kita pergi." Ajak Kriss dengan cepat, sebelum Tiffany menyadari sesuatu. Kriss lari dengan cepat dan menarik lengan Tiffany. Dirinya tidak bisa membawa wanita itu dalam bahaya, apalagi tadi terjadi hal yang aneh. Sesampainya di jalan ingin turun gunung, Anand pun akhirnya bisa bernapas lega. Matanya menatap ke arah jalan yang tadi ia lewati untuk menuju bendungan, semuanya sudah kembali normal, tidak seperti tadi yang tiba-tiba berubah-ubah dengan sendirinya. "Kamu melihat sesuatu?" Tanya Kriss pada Tiffany. "Tadi waktu kamu manarik tanganku untuk lari, aku melihat jalan ke arah goa, goanya ada di sisi kanan bendungan. Waktu mau memberitahu kamu aku seperti merasa pohonnya berpindah tempat." Jawab Tiffany masih tidak percaya apa yang dia katakan. Kriss menelan ludahnya kasar, jelas-jelas dirinya tadi melihat goa tepat di depannya. Padahal waktu berjalan sebelum Tiffany menjerit di depannya itu bukanlah goa. Namun setelah Tiffany menjerit tiba-tiba saja sekitar bendungan itu berubah-ubah menjadi aneh, salah satunya goa yang dia lihat dan juga goa yang dilihat Tiffany. "Ayo kita pulang, kapan-kapan aku akan datang lagi ke sini." Ajak Kriss yang langsung saja menarik tangan Tiffany untuk menuruni jalan. Selama jalan menuruni gunung, Kriss tidak bisa berhenti memikirkan apa yang baru saja dia lihat tadi. Jelas-jelas dirinya tidak berkhayal, dan kalau dirinya menuduh Tiffany berkhayal juga bukan hal yang bagus. "Tapi Kriss, kamu juga lihat kalau pohonnya berpindah tempat kan?" Tanya Tiffany pada Kriss. Kriss masih terdiam, dirinya juga bingung harus mengatakan apa. Jelas-jelas dari peta yang ia gambar dari gamenya, goa ada di sisi kiri dan tadi dirinya juga melihatnya. Tapi Tiffany mengatakan jika tadi juga melihat jalan ke arah goa di sisi kanan bendungan. Sebenarnya yang benar yang mana? "Tadi kamu benar-benar melihat jalan ke arah goa?" Tanya Kriss pada Tiffany. "Jelas banget Kriss, bahkan ada plang kayunya yang ditulisi dilarang mendekati area goa." Jawab Tiffany dengan kesal. Tentu saja dirinya kesal karena kata-katanya tidak didengarkan oleh Kriss. "Kau nggak mungkin halusinasi, itu sudah sangat jelas dan aku juga sadar sesadar-sadarnya." Lanjut Tiffany lagi mencoba untuk membuat Kriss percaya. "Kau juga melihat goa di tempat kamu menjerit tadi, bahkan goa itu jelas banget ada di depan kita. Sedangkan yang aku ketahui di bendungan itu hanya ada satu goa." Balas Kriss yang langsung saja membuat bulu kuduk Tiffany berdiri. "Ayo kita lari dulu, nanti kita bicara di dalam mobil." Ajak Tiffany yang langsung saja berlari lebih dulu dan menarik tangan Kriss. Kriss sendiri pun hanya menurut, tentu saja dirinya juga takut, apalagi tempat itu juga di kenal sangat mistis dan dijauhi. Jadi sangat mengerikan jika semua itu benar-benar terjadi. Tiffany berhenti berlari setelah akhirnya hampir sampai menuju mobil. Tiffany menoleh ke belakang dan langsung saja menggenggam tangan Kriss dengan erat. "Kriss, aku nggak pakai lensa game punya kamu kan?" Tanya Tiffany dengan pelan. "Di belakang sana," kata Tiffany lagi yang langsung saja membuat Kriss menoleh dan terkejut saat melihat makhluk yang ada di dalam gamenya tengah berkeliling di atas sana. "Ayo kita pergi dulu, sepertinya hanya kita yang bisa melihatnya." Ajak Kriss yang langsung saja masuk ke dalam mobil setelah Tiffany membuka kunci mobilnya. Tiffany menjalankan mobilnya dengan gugup, matanya tak henti-hentinya menatap ke arah kaca mobilnya untuk melihat makhluk yang ada di belakang sana. Untung saja makhluk itu tidak mengikuti mereka dan hanya berjalan-jalan di sekitar itu saja. "Semuanya terlihat aneh setelah kamu menjerit bukan?" Tanya Kriss dengan tiba-tiba. "Apa yang kamu katakan, maksud kamu aku menghancurkan semuanya gitu?" Tanya Tiffany dengan kesal. "Bukan, aku hanya ingin tahu semua keanehan itu di mulai dari mana. Jelas-jelas yang bisa melihat makhluk itu hanya kita, dan cuma kita juga yang melihat keanehan di sekitar bendungan itu. Seperti yang kamu katakan tadi kalau pohonnya berpindah-pindah." Jawab Kriss dengan cepat menjelaskan agar Tiffany tidak salah faham pada pertanyaannya. Tadi saat keduanya jalan, jelas-jelas di depan mereka tidak ada goa, tapi setelah Tiffany menginjak ranting dan menjerit karena takut, Kriss pun berlari menghampiri Tiffany dan menenangkan wanita itu, setelah Tiffany tenang Kriss kembali menatap ke depan dan tiba-tiba melihat goa ada tepat di depannya, pohon-pohon dan yang lainnya pun mulai bergerak aneh. Persis seperti yang dikatakan oleh Tiffany kalau pohonnya berpindah tempat. "Tadi bukan dimensi game kamu bukan?" Tanya Tiffany dengan tiba-tiba. Kriss yang mendengarnya pun langsung menoleh dan berpikir. Di dalam peta yang ia buat, tempat goa juga tepat seperti yang dia lihat tadi, tapi goa yang di lihat oleh Tiffany tadi yang membuatnya bingung. "Bukan dunia paralel bukan? Atau terbalik gitu?" Tanya Tiffany lagi mulai menebak-nebak. "Aku juga masih bingung, nanti kita pikirkan lagi kalau udah tenang." Jawab Kriss pada akhirnya. Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD