Selama perjalanan, Kriss tidak pernah berhenti berpikir tentang kejadian yang baru saja ia lihat. Meskipun dirinya mengatakan hal yang tegas pada Tiffany tapi nyatanya dia sendiri tidak bisa berhenti untuk memikirkannya. Selain itu, makhluk tadi benar-benar terlihat tapi penduduk desa tidak menyadarinya. Tidak mungkin juga alasan dirinya dan juga Tiffany bisa melihat makhluk itu karena mereka sudah pernah melihatnya di game.
Tiffany menghentikan mobilnya di depan sebuah restoran. Mereka sudah jalan cukup jauh dan sudah masuk ke area kota juga. Karena Tiffany merasa lapar jadi dirinya memilih untuk mengajak Kriss makan di sana.
"Kriss ayo kita makan dulu." Ajak Tiffany seraya menoleh ke arah Kriss yang terlihat bengong dan juga tidak menyadari jika mereka sudah berhenti.
"Ah, oke." Jawab Kriss dengan cepat dan langsung saja turun dari mobil.
Kriss dan Tiffany berjalan ke arah restoran dengan bersisian, jika di pikir-pikir yang tadi benar-benar mengerikan. Tiffany benar-benar tidak bisa membayangkan jika dirinya ditangkap oleh makhluk tadi dan mati di sana. Dirinya juga berpikir apa papanya juga akan khawatir padanya? Sepertinya tidak.
Keduanya duduk di kursi yang disediakan, Tiffany memanggil pelayan dan memasan makanan berat agar kenyang. Setelah memesan, Tiffany diam-diam menatap ke arah Kriss yang masih saja fokus. Dirinya tahu, orang yang penuh dengan rasa ingin tahu seperti Kriss tidak akan menyerah begitu saja, apalagi penelitian itu tepat ada di depannya.
Setelah selesai makan, Tiffany pun mengendarai mobilnya untuk kembali ke messnya. Mereka sampai sebelum malam, jadinya Tiffany memiliki waktu untuk istirahat yang cukup.
Meskipun sangat lelah, Tiffany benar-benar enggan untuk tidur, bayangannya saat melihat makhluk mengerikan tadi benar-benar membuatnya terus kepikiran. Dirinya juga memikirkan nasibnya, apakah dirinya akan mati jika Kriss tidak segera membawanya pergi tadi?
Tiffany masuk ke dalam messnya dan langsung saja membaringkan tubuhnya yang lelah setelah hampir seharian mengemudi. Pintu kamarnya yang terbuka membuatnya menoleh dan melihat Anto yang masuk ke dalam kamarnya.
"Kemana aja sama anak tengil itu?" Tanya Anto yang tentu saja masuk tanpa permisi.
"Cari angin." Jawab Tiffany sekenanya.
"Check in hotel?" Tanya Anto lagi.
Tiffany menatap ke arah Anto dengan tatapan kesalnya, dirinya benar-benar tidak tahu kalau pikiran laki-laki itu hanyalah lobang dan pisang.
"Kalau dia mau, gue juga mau di garap di lantai, buat apa capek-capek ke hotel." Jawab Tiffany dengan kasar.
Setelah mendengarnya, Anto pun terdiam. Dirinya hanya merasa kalah pada anak baru yang berhasil menarik perhatian Tiffany. Padahal jelas-jelas dirinya selalu ada untuk wanita itu, tapi Tiffany tidak pernah sedikitpun ingin mencoba bermain bersamanya.
"Keluarlah, aku ingin istirahat." Usir Tiffany tanpa berniat menatap ke arah Anto lagi.
Anto pun menurut, meninggalkan kamar Tiffany dan berjalan ke arah kamarnya.
"S*al," umpatnya dalam hati saat merasakan miliknya yang berkedut gara-gara memikirkan kata-kata yang diucapkan oleh Tiffany tadi.
Isi kepalanya yang kotor benar-benar membayangkan bagaimana nikmatnya saat miliknya dijepit oleh milik Tiffany, selain itu dirinya juga membayangkan akan menggunakan gaya apa saja dalam menggarap wanita itu.
Anto mengambil ponselnya dan menghubungi pacarnya, tentu saja dirinya membutuhkan pelampiasan. Tante-tante hanya selingan untuknya dalam mencari uang, sedangkan pacarnya tentu saja sebagai pemuas batangnya yang tidak pernah lelah untuk mencoba-coba itu.
Setelah menentukan tempat janjian untuk bertemu, Anto pun segera mengganti bajunya dan pergi meninggalkan messnya.
Kriss sendiri hanya diam saja saat melihat kepergian Anto, tidak sekalipun ingin menegurnya. Lagi pula dirinya juga masih sibuk memikirkan apakah dirinya akan meneruskan penelitiannya atau tidak.
Kriss keluar dari kamar karena berniat untuk membeli minuman dan juga makanan ringan seperti roti dan sebagainya. Malam ini dirinya berniat bergadang untuk memainkan game dan juga melihat-lihat lagi apa yang salah. Jadi, dirinya perlu membeli camilan berat agar tidak repot-repot mencari makan malam.
Kriss menatap ke arah kamar Tiffany yang baru saja dilewatinya, wanita itu langsung saja masuk ke kamarnya setelah tiba tadi. Tidak heran sih, mungkin saja wanita itu masih takut dan juga lelah karena mengemudi seharian.
Kriss melangkahkan kakinya untuk terus keluar dan membeli sesuatu yang ia butuhkan.
Setelah hampir setengah jam keluar, Kriss pun kembali dengan membawa plastik yang berisi jajanan dan juga minuman yang tadi dibelinya.
Kriss mengetuk pintu kamar Tiffany dan menunggu wanita itu untuk membukakan pintu. Tadi dirinya juga membelikan beberapa untuk Tiffany sebagai ucapan terima kasih karena sudah menemaninya.
"Masuk," jawaban dari seorang wanita di dalam kamar membuat Kriss menggerakkan tangannya untuk membuka pintu mess Tiffany.
"Ada apa? Aku kira Anto." Tanya Tiffany yang tengah berbaring tengkurap dengan wajah yang terlihat lelah.
"Tadi aku membeli sesuatu di luar, untukmu juga." Jawab Kriss seraya mengeluarkan beberapa camilan yang ada di dalam kantong plastiknya.
Tiffany hanya diam, menatap ke arah Kriss dengan tatapan lelahnya. Di saat seperti ini dirinya benar-benar ingin dimanjakan oleh seseorang, tidak masalah jika orang itu adalah Kriss. Meskipun dekil dan kurus, setidaknya laki-laki itu memiliki wajah yang tampan.
"Aku lebih butuh penghiburan daripada makanan." Celetuk Tiffany dengan pelan, matanya menatap ke arah Kriss dengan tatapan penuh godaan.
Kriss menatap ke arah wanita itu dalam diam, tentu saja setelah bergaul dengan wanita itu dirinya juga tahu maksud dari penghiburan yang diucapkan oleh wanita itu.
"Mau main game dan lihat-lihat makhluk tadi?" Tanya Kriss seolah-olah tak tahu apa yang dimaksudkan oleh Tiffany.
"Bisa stres aku, sudah sana pergi." Balas Tiffany kesal seraya mengusir Kriss dari kamarnya. Memikirkan makhluk yang mengerikan tadi saja sudah membuatnya sangat lelah, apalagi melihatnya lagi. Bisa-bisa dirinya benar-benar gila.
Kriss pun meninggalkan kamar Tiffany dengan tersenyum tipis, sangat lucu saat melihat wanita itu marah-marah di saat lelah seperti itu. Sebenarnya Kriss sendiri juga berniat tidur sebentar sebelum nantinya bergadang untuk memainkan gamenya, sekalian mencari kebenaran dari apa yang dilihatnya.
Kriss masuk ke dalam messnya dan meletakkan plastik kantongnya asal, setelah itu dirinya memilih untuk membaringkan tubuhnya di atas kasur lantai yang tersedia. Melupakan jika tadi dirinya melihat ranjang besar milik Tiffany yang sangat berbeda jauh darinya. Perlahan tapi pasti, Kriss mulai tidur dan menjelajahi mimpinya.
Tiffany pun tidak berbeda jauh, sedari tadi wanita itu terus menguap meskipun tidak kunjung tertidur. Membuatnya sakit kepala saja. Tiffany mencoba untuk memejamkan matanya, dirinya harus tidur jika tidak ingin kepalanya pusing gegara susah tidur. Setelah mencoba berkali-kali, tanpa sadar Tiffany pun mulai tertidur dengan pulas. Napasnya mulai teratur seiring nyenyaknya dia tertidur.
Tbc