Dihari ke-enam, Finna sedikit segar tidak mengalami keanehan pada dirinya. Sejak terakhir kali Finna mengerjai majikannya, sikapnya membuat tidak tahan ingin menyentuh. Finna selalu menghindar jika tidak menggodanya, hingga dia horni sendiri. Benar-benar sengsara hidupnya jika sudah mendapat apa yang dia inginkan.
Untuk hari ini, Deron sengaja tidak berangkat kerja lebih pagi, karena dia meminta untuk undur lebih siang jadwal meeting-nya. Dia ingin mencicipi tubuh yang sudah dirindukannya. Finna masih di dapur, mungkin sebentar lagi dia akan membersihkan kamar majikannya.
Pintu terbuka, Finna masuk, Deron pura-pura tidur. Karena tadi pagi dia beralasan sedang tidak enak badan, sedikit pusing. Finna tutup pintunya pelan takut terbangun majikannya. Kemudian, Finna mulai membersihkan kamarnya yang memang tidak terlalu banyak debu. Deron masih tidur seperti biasa, Finna berada di sebelahnya, duduk di tepi ranjang. Menyentuh kening dan keningnya sendiri.
"Tidak panas," gumamnya.
Deron bisa merasakan sentuhan tangan di keningnya. Kemudian Finna kembali memerhatikan wajah letih milik majikannya. Disentuh alisnya yang tebal, hidung mancung, bibir tipis yang nakal itu, rahang panjang, dan ditumbuhi bulu kecil disekitar pinggiran, matanya lentik, tebal. Deron seperti terganggu oleh sentuhan itu
"Sebenarnya Anda sangat tampan, tetapi ...," Deron bisa mendengar suaranya sedang berbicara. "..., tapi Tuan, Bastard Bos," lanjutnya kemudian berdiri dari duduknya. Langsung Deron mencekal tangannya. Finna terkejut menoleh cepat. Deron menatapnya tajam. "Tu-Tuan ..." Finna terperangah.
Finna jatuh dipelukkan Deron posisinya menindih, Deron menatapnya tanpa kedip. Finna tentu balas menatapnya, seolah-olah ia terhipnotis. Finna segera menjauh dari tubuh majikannya, namun Deron malah menahannya dan menarik dirinya berbaring ke sampingnya. Terjadilah, sekarang posisi Finna di bawah, Deron di atas.
"Tadi, kau bilang apa?" tanya Deron dingin.
"Sa-sa-saya tidak bilang apa-apa, Tuan," jawab Finna terpatah-patah.
"Oh ya!" seru Deron memiringkan kepalanya menatap sinis pada Finna.
Apa dia mendengar kalau aku mengucapkan Bastard Bos, batin Finna dalam hati.
Deron mendekatkan wajah ke samping tepat di telinganya. Finna bisa merasakan embusan nafas darinya. "Bukankah kau tadi bilang aku, Bastard Bos?" bisiknya.
Deron kembali menatapnya, Finna masih diam, wajahnya pucat pasi, keringat dingin mulai meluncur dari keningnya. Cengkaman tangan Finna sangat kuat oleh Deron.
Apa dia marah padaku? batin Finna lagi
"Kau akan aku hukum. Sudah mulai mengatai diriku Bastard, kau adalah b***h!" kata Deron mulai membuka satu per satu kancing baju milik Finna.
Finna mencoba menahan perbuatan dari Deron, percuma Deron malah menjauhkan tangan wanita itu menghalangi aksinya. Finna bisa apa? Tenaga ia tidak sebanding dengan tenaga majikannya. Finna pasrah, bahkan Deron membuka semua tanpa ampun lagi. Deron kemudian mengambil pengikat untuk mengikat kedua tangannya di tiang ranjangnya. Lalu roknya dia turunkan hingga menanggalkan celana dalam berwarna hitam.
"Tuan ... maafkan saya ... saya," desahan pertama keluar dari mulut Finna.
Deron memasukkan jari tengah ke lubang vaginanya. Merasa puas memainkannya bagiannya. Deron kembali mengambil tali untuk mengikat kedua kakinya di tepi ranjang. Finna belum siap, dia baru saja selesai dari haid.
"Tuan, saya mohon ... saya ..." kedua kali desahan dari Finna.
Deron melepaskan semua pakaiannya. Tidak ada sehelai benang pun di tubuhnya. Finna bisa melihat dengan kedua matanya, milik majikannya telah berdiri tegak.
"Ssshh ... kau cukup mendesah, kali ini aku akan membuatmu hamil. Ingat, Hamil," ucap Deron akhir kata ejaannya.
Finna berusaha untuk memohon, "Tetapi, Tuan ... saya ... bel—" Deron tidak memberi kesempatan untuk Finna berbicara lagi. Miliknya menyentuh ujung milik Finna. Gesekan demi gesekan membuat Finna ingin buang air kecil.
Finna akhirnya membalas lumat ciuman panas dari Deron, entah kenapa Finna mudah terhanyut ciuman dari tuannya. Ciuman itu sangat panas dan hangat, saling beradu tukar saliva di mulut mereka masing-masing, air liur pun bercampur satu sama lain.
Kemudian Deron melepaskan ciuman turun ke leher tanpa ada tanda kissmark di sana. Tentu Deron kembali meninggalkan kissmark lebih lama, digigit lalu diisap, setelah itu lidah Deron menyelusuri kulit mulusnya. Nafas Finna naik turun tidak tahan dengan jilatan Deron. Deron meremas dua kembar yang bulat. Dipijat, di emut sudah menegak berdiri. Finna mulai mendesah, tetapi ia menggigit bibir bawahnya. Deron menggigit, Finna melengking keras rasa sakit ia dapat dari Deron.
"Maaf, Sayang. Terlalu gemas," kata Deron lembut.
Setelah puas dengan dua kembarnya, Deron kembali mengecup tubuhnya yang mulai berkeringat, dicium perutnya sedikit lama.
"Tumbuhlah, Sayang, agar aku semakin cinta dengan Mamamu," doa dari Deron lalu turun di bagian sensitifnya yang sudah melebar itu, cairan kental telah keluar membasahi luar dindingnya.
Deron mengangkat sedikit pinggulnya membantalkan tubuhnya agar sedikit meninggi, Deron siap berjongkok mencicipi lendir yang sudah membasahi vaginanya. Finna mulai bereaksi dengan permainan dari Deron di bagian sensitifnya. Deron dengan semangat, memainkan lidahnya di lubangnya. Sambil keluar masuk, rasa hangat mendalam membuat Finna mengerang hebat
Deron mengisap dan menekan klitorisnya, Finna terhentak - hentak hebat yang di lakukan oleh Tuannya. Finna meracau, sebentar lagi ia akan o*****e. Finna keluar disertai lendirannya. Deron membersihkan, lalu bersiap untuk memasukkan miliknya ke penghuninya. Finna lemas, terengah-engah. Deron sudah berdiri memosisikan miliknya di depan lubang yang terbuka minta di masukkan secepatnya.
Ditekan masuk sedalam-dalamnya hingga semua miliknya. Finna mengerang hebat lagi. Finna tidak ingin berhenti. Deron menyodoknya terus keluar masuk dengan pinggulnya bergerak sesuai irama.
"Teriaklah, Sayang, teriak sekerasnya," erang Deron merasakan nikmat atas vaginanya menjepitkan miliknya. Finna menaikkan pinggulnya, agar Deron bisa memainkan dengan cepat, dua kembarnya ikut bergoyang naik turun sesuai irama permainan dihentakan kuat.
Desah Finna penuh nafsu. Deron hampir pelepasan di vaginanya, Finna merasakan ada rasa hangat di dalam miliknya. Deron mendiami beberapa detik kemudian dicabut pelan agar spermanya tidak ikut keluar. Lalu Deron melepaskan ikatannya, Finna lemas, Deron menciumnya.
"Jika sudah positif, beritahu aku. Aku akan menikahi dirimu!" Deron menciumnya lalu meninggalkan dirinya di sana.