Malam harinya, Salwa mulai merasa sangat tidak nyaman di bagian perutnya. Kontraksi yang ia rasakan jusru lebih parah dari pada tadi pagi sebelum ia ke rumah sakit. Salwa melirik Ravel yang sudah tidur nyenyak di sofa, jam juga sudah menunjukkan pukul sebelas malam. “Rav,” panggil Salwa pelan. Ravel tidak mendengarnya, mungkin karena suaranya terlalu kecil. “Ravel, bangun!” panggil Salwa lagi, kali ini lebih keras dari pada sebelumnya. Entah karena Ravel yang terlalu lelah hingga tidurnya nyenyak gitu atau karena suaranya yang emang kecil sehingga Ravel tidak dengar, Salwa juga tidak tahu. Tidak ada pilihan lain bagi Salwa selain menekan tombol di dekat brankarnya. Beberapa detik kemudian seorang perawat datang dengan tergesa-gesa. “Ada apa, Bu?” tanya perawat itu sedikit panik. “Kon