Bab 14

1645 Words
Luna masih mencoba mencerna penjelasan dari Bastian. Walaupun dulu ia sudah mengenal Bastian tapi secara tidak langsung ia tak tahu apa-apa tentang laki-laki yang sekarang sedang memandangnya. Tatapannya terlihat tajam tapi ketika memandang Luna berubah lembut dan juga penuh perhatian. Apakah laki-laki bernama Bastian ini tulus dengan dirinya? Apakah ia cuma ingin memanfaatkan dirinya saja? Karena ia benar-benar lelah harus bila ada laki-laki ingin menyakiti dirinya. Selama ini ia terlalu sering disakiti dan mendapatkan hal buruk dalam hidupnya. Dan ia tak ingin sampai di titik itu lagi. "Kak kalau Luna boleh jujur Luna takut memulai sebuah hubungan dengan laki-laki lagi. Setelah sebelumnya Luna begitu percaya dengan sosok laki-laki yang Luna anggap bisa memberikan kebahagian kepada Luna tapi nyatanya dia malah memanfaatkan Luna dan bahkan menjual Luna ke tangan orang-orang jahat. Apakah kakak akan melakukan hal itu juga kepada Luna?" tanya Luna dengan mata yang berkaca-kaca. Melihat mata Luna yang berkaca-kaca membuat hati Bastian yang keras sekeras batu pun perlahan mulai melunak. Bahkan tanpa ia sadari ia sudah membelai wajah Luna penuh sayang. "Kakak tahu kakak bukan orang yang baik seperti yang kamu kira. Kakak sudah melakukan banyak kesalahan di hidup kakak ini. Tapi kakak hanya bisa menjanjikan kamu satu hal jika kakak tidak akan pernah menyakiti kamu. Mungkin kakak bukan tipe laki-laki yang bisa mengekspresikan perasaannya di depan orang banyak karena masa lalu kakak yang kelam membuat kakak harus selalu waspada kepada setiap orang. Tapi kakak akan mencoba mengekspresikan perasaan cinta kakak ke kamu. Atau setidaknya kita saling belajar untuk bisa saling mencintai satu sama lain. Kita sama-sama tak memiliki keluarga yang lengkap dan bahkan bisa dibilang kehidupan yang kita jalani saat ini juga sangat tak mudah. Tapi kakak ingin mencoba membangun keluarga kakak sendiri bersama kamu. Karena selama ini yang ada dibayangan kakak wanita yang akan menemani kakak untuk menjalani hidup ini cuma kamu aja. Tak pernah terpikirkan oleh kakak ada wanita lain selain kamu yang bisa bersanding di samping kakak. Jadi kita coba menjalani semua ini secara pelan-pelan dan kakak juga gak akan memaksakan kehendak kakak ke kamu." Bastian terus saja memperhatikan Luna dengan penuh cinta. Dan itu membuat hati Luna menghangat. Luna kembali memandang wajah Bastian dan mencari kebohongan di mata Bastian. Tapi pada kenyataannya tak ada kebohongan sama sekali di mata Bastian. Apakah ia mampu memberi Bastian kesempatan? Apakah dia akan baik-baik jika bersama laki-laki yang ada dihadapannya? "Kak, Luna gak tahu apakah Luna bisa menjadi wanita yang kakak harapkan. Tapi Luna mau mencoba belajar menerima kakak. Dan Luna berharap kakak gak akan menyakiti Luna ataupun hanya mempermainkan Luna. Satu hal yang harus kakak tahu jika Luna tidak suka dibohongi jadi Luna harap kakak tidak berbohong soal apapun. Luna lebih suka kakak cerita apapun itu walaupun itu pahit tapi Luna lebih suka jika kakak cerita," kata Luna akhirnya mengambil keputusan. Bastian sempat kaget ketika Luna mengatakan jika dirinya tak suka dibohongi. Apakah ini pertanda jika Bastian harus mengatakan yang sesungguhnya kepada Luna? Tentang identitasnya sebagai Draco. Mungkin awalnya Luna tidak akan mengerti tapi Bastian ingin tahu segalanya tentang dirinya. Tentu saja belum dalam waktu dekat ini Bastian akan mengatakan identitas dirinya kepada Luna. Tapi ia pastikan akan menceritakan semuanya kepada Luna nantinya. "Kakak tidak akan pernah menyakiti kamu. Karena setelah ini hanya kenyamanan dan kebahagian yang akan kamu terima," jawab Bastian terus menatap wajah Luna dengan penuh kelembutan. Luna pun memilih menenggelamkan wajahnya di d**a bidang seorang Sebastian Philip. Ia tak tahu apakah keputusannya menerima Bastian tepat atau tidak. Tapi yang pasti ia ingin mencoba percaya kepada Bastian lagi. Dan berharap apa yang ia katakan benar. Bastian sendiri memilih untuk membalas pelukan dari Luna dan sesekali mengelus punggung Luna memberikan kenyamanan untuknya. Dan pagi itu mereka lewati dengan hanya berpelukan sedangkan Luna memilih untuk kembali terlelap tidur. "Kak apa aku gak apa-apa ikut kakak ke rumah sakit? Seharusnya aku tinggal penthouse milik kakak aja," kata Luna merasa tak nyaman. Saat ini Luna dan Bastian sedang dalam perjalanan ke rumah sakit. Karena tadi Bastian mendapatkan telepon dari rumah sakit karena ada pasein mendadak yang harus segera menjalani operasi. "Tidak apa-apa kamu tunggu di ruangan kakak. Kakak harus melakukan operasi dan kakak gak mungkin meninggalkan kamu sendiri di penthouse karena Franda gak bisa datang ke penthouse untuk menemani kamu," jawab Bastian masih fokus menyetir. "Tapi kak aku bukan anak kecil lagi. Aku bisa nunggu di penthouse sendiri sambil nanti tunggu kakak pulang. Lagian mana ada orang jahat yang masuk ke penthouse milik kakak. Tempatnya aja sangat ekslusif jadi gak mungkin sembarang orang bisa masuk kan?" Luna mencoba untuk membantah apa yang dikatakan oleh Bastian. "Tapi tetap saja kakak gak percaya kamu seorang diri. Nanti kalau kakak udah percaya kamu bisa ditinggal sendirian maka kakak akan membiarkan kamu sendirian. Tapi untuk sekarang kamu ikut kakak dulu. Nanti habis kakak selesai operasi kita makan malam di luar. Dan untuk makan siang kita pesan aja dan makan di ruang kerja kakak," kata Bastian final. "Hahhhhh...." Luna hanya bisa menghela nafas karena sepertinya percuma membantah kata-kata yang diucapkan oleh sang kakak. Jadi Luna memilih untuk mengikuti saja perkataan sang kakak. Sebelum sampai ke rumah sakit tadi Bastian sempat mampir di restoran cepat saji untuk membeli menu makan siang. Karena waktu yang mepet jadi Bastian memilih untuk membeli makanan cepat saji saja. Luna sendiri hanya mengikuti saja apapun yang Bastian katakan. Bastian memilih membeli hamburger untuk makan siang karena lebih mudah dan praktis. "Kak apa penampilan aku ada yang salah? Kenapa dari tadi orang-orang melihat kearah aku?" tanya Luna yang merasa risih. Memang dari tadi orang-orang menatap kearah Luna karena berjalan bersama dengan Bastian. Dan itu membuat Luna merasa tak nyaman. "Tidak usah dihiraukan mungkin mereka kaget aja karena kakak gak pernah membawa wanita datang bersama kakak. Jadi mereka penasaran siapa wanita yang datang bersama kakak," kata Bastian yang terus menggenggam tangan Luna untuk berjalan ke ruangannya. Sebenarnya Luna masih merasa gak nyaman ketika orang-orang terutama para perawat dan juga dokter yang menatap dirinya dari atas dan bawah. Tapi lagi-lagi Luna yang terlalu memikirkannya karena ia sendiri sudah memiliki banyak masalah sendiri yang juga harus diselesaikan. Mereka pun berjalan menuju ke ruang kerja Bastian. "Woowww ruang kerja kakak bagus juga dan nyaman," kata Luna yang baru saja masuk ke ruang kerjanya Bastian. "Kakak memang sering menghabiskan waktu disini setelah melakukan operasi ataupun praktek. Jadi sebisa mungkin kakak membuat ruangan yang nyaman untuk ditempati," jawab Bastian dengan santainya. Luna hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti dengan penjelasan yang dikatakan oleh Bastian. Luna pun mulai mengeluarkan makanan yang Bastian beli karena tadi Bastian bilang ia tak punya banyak waktu untuk makan karena jadwal operasinya sebentar lagi. "Selama kakak operasi kamu tunggu disini saja. Kalau kamu lapar dan haus ada beberapa makanan di lemari itu kamu bisa mengambilnya sesuka hati kamu. Dan jika merasa lelah kamu juga bisa tidur di ranjang yang biasa kakak gunakan untuk istirahat," kata Bastian yang sedang memakan hamburgernya. "Iya aku tahu kak," jawab Luna yang juga memakan hamburgernya. Setelah itu mereka pun makan dalam diam sambil menikmati hamburger dan kentang goreng yang juga di beli oleh Bastian. Tak berapa lama Bastian pun harus bersiap-siap untuk melakukan operasi. Operasi kali ini tidak begitu susah jadi mungkin tak membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan semuanya. Dan disinilah Luna menunggu Bastian selesai menjalankan tugasnya sebagai seorang dokter. Sebenarnya Luna tak begitu mengenal tentang Bastian. Ia hanya tahu jika Bastian seorang dokter dan selebihnya ia tak tahu apa-apa tentang Sebastian Philip. Mungkin ia kak menanyakan tentang siapa sebenarnya seorang Sebastian Philip. Lama-lama mata Luna terasa berat dan ia pun mulai merasa mengantuk. Luna pun memilih untuk merebahkan tubuhnya di ranjang yang Bastian tunjuk tadi. Hingga tak butuh waktu lama hingga membuat Luna terlelap tidur. Setelah 4 jam lamanya akhirnya Bastian selesai melakukan operasi. Seharusnya Bastian bisa menyelesaikan operasi lebih cepat tapi ternyata terjadi masalah sehingga operasi berjalan lebih lama daripada yang di perkirakan. "Dokter Mario selesaikan sisanya. Saya ada acara lain setelah ini," kata Bastian yang bersiap pergi dari ruang operasi. "Baik dokter. Apa dokter mau pergi berkencan? Tadi saya lihat dokter datang bersama seorang wanita. Apa dia kekasih dokter?" tanya dokter Mario yang penasaran. Sebenarnya dokter Mario tak mau ikut campur dengan kehidupan pribadi orang lain. Tapi dari tadi para suster dan juga dokter lain meminta dirinya untuk menanyakan perihal wanita yang datang bersama dengan dokter Bastian. "Dia bukan kekasih saya tapi calon istri saya," jawab Bastian dengan ekspresi yang datar. Tanpa menunggu ekspresi yang ditunjukan oleh para dokter dan suster yang ada di ruang operasi, Bastian pun memilih untuk pergi dari sana dan menemui Luna. Sedangkan ekspresi kaget terlihat jelas dari wajah orang-orang yang ada di dalam ruang operasi itu. Mereka tak menyangka jika seorang dokter yang dingin dan juga misterius itu ternyata sudah memiliki pendamping hidup. Mereka kira jika dokter Bastian tak pernah punya kehidupan pribadi. Tapi nyatanya mereka salah. Dan mereka pun jadi penasaran dengan sosok wanita yang menjadi calon istri dokter Bastian yang memang diidolakan oleh beberapa dokter dan juga suster di rumah sakit ini. Setelah melepas perlengkapan operasinya Bastian pun segera berjalan ke ruangannya. Dan ketika Bastian masuk ke ruanganya ia melihat Luna sedang terlelap tidur. Ia tak menyangka jika Luna begitu cantik tertidur seperti ini. Bastian pun berjalan mendekat dan ia pun mengambil kursi untuk duduk di samping ranjang dimana Luna tertidur. Setelah itu Bastian pun memandang wajah Luna yang menurutnya cantik walaupun tak di poles dengan peralatan makeup. "Kamu selalu terlihat cantik banget girl," gumam Bastian masih memandang wajah Luna. Bastian tahu keputusannya menjadikan Luna miliknya akan membawa banyak hal yang ada dibelakangnya. Terutama para musuhnya yang bisa sewaktu-waktu tahu tentang identitas aslinya dan mereka pasti akan mengincar Luna. Karena saat ini hanya Luna orang yang sangat berarti dalam hidupnya. Jadi Bastian akan pastikan keadaan Luna akan baik-baik saja. "Kakak pasti akan menjaga kamu mulai detik ini," kata Bastian penuh janji. Dan Bastian pun terus memandang wajah Luna yang benar-benar nshdh menghangatkan hatinya. Gimana kisah mereka selanjutnya? See you next chapter.... Happy reading....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD