Bab 12

1540 Words
"Hei bung tidak baik memukul wanita," kata Franda yang sudah memegang tangan Roy dengan cukup keras. Tangan Roy yang tadi menjambak rambut Luna pun ikut terlepas gara-gara genggaman tangan Luna yang cukup keras. Roy sedikit mengernyitkan keningnya karena genggaman tangan wanita yang terlihat sangat kecil itu sangat kuat di tangannya. Roy pun berusaha melepaskan genggaman tangan wanita itu tapi genggamannya terlihat sangat kuat. Sedangkan Franda sendiri tampak tenang ketika tangannya menggenggam tangan laki-laki yang berusaha melakukan kekerasan kepada Luna. Jangan pernah meremehkan Franda soal membela diri. Walaupun dari segi penampilan ia terlihat lucu dan manis tapi ia bisa membunuh orang juga. "Lepas," teriak Roy yang berusaha melepaskan genggaman tangan Franda dari tangannya. Dengan menyunggingkan senyum yang menyeramkan Franda mendekat kearah Roy. "Hati-hati kamu berurusan dengan Luna. Karena kamu tak akan tahu apa yang terjadi dengan diri kamu selanjutnya. Dan aku peringatkan sama kamu jika Luna yang saat ini bukan Luna yang jauh berbeda daripada yang sebelumnya. Jadi lebih baik kamu pergi jauh mulai detik ini sebelum nanti kamu bisa-bisa akan mati." Franda pun memperingatkan Roy dengan suara yang bisa membuat siapapun takut dibuatnya. Setelah itu Franda pun melepaskan genggaman tangannya dari tangan Roy. Dan kemudian Franda pun mengajak Luna pergi dari tempat itu. Luna sendiri terus menatap kearah Roy dengan penuh kemarahan. Bahkan ia tak memperdulikan sudut bibirnya yang terluka dan juga kepalanya yang mulai berdenyut pusing akibat jambakan dari Roy tadi. "Kamu seharusnya berteriak ketika ada orang yang menyakiti kamu. Lihat saja kamu terluka seperti ini. Bisa-bisa nanti kak Bastian marah sama aku gara-gara gak bisa jagain kamu," kata Franda kesal. Tadi sebenarnya Franda berniat untuk membeli minuman di supermarket karena merasa haus. Selain itu ia merasa bosan karena Luna terlama berada di dalam jadi Franda pun memilih untuk menunggu keluar. Tapi ketika ia berjalan menuju kearah supermarket ia melihat jika Luna sedang adu mulut dengan seorang laki-laki yang tak Franda kenal. Tapi ketika laki-laki itu sudah melakukan kekerasan kepada Luna. Tugas Franda selain menemani Luna untuk berbelanja tapi juga harus menjaga Luna dari segala marabahaya. Jadi ketika melihat Luna sudah mengalami bahaya Franda pun berjalan mendekat untuk kearah Luna. Dan ia pun sedikit memberi peringatan kepada laki-laki itu. "Kamu gak usah takut sama kak Bastian. Biar nanti aku bilang ke kak Bastian jika ini salah aku bukan salah kamu," jawab Luna yang mulai memejamkan matanya karena merasa kepalanya sakit. Franda ingin marah kepada Luna tapi ia mengurungkan niatnya karena ia melihat Luna memejamkan matanya. Sepertinya ia harus bersiap menerima Omelan dari sang kakak ketika tahu tentang kondisi Luna saat ini. Karena kak Bastian adalah seorang yang sulit di tebak. Dan Franda sangat mengenal kakaknya itu walaupun sang kakak tak banyak bicara tapi ketika ia merasa hidupnya diusik maka sang kakak tak bisa ditebak. Sementara itu Bastian baru saja melihat kembali melihat kondisi pasiennya setelah tadi dokter Mario menelpon dirinya jika keadaan pasiennya tiba-tiba menurun. Dan Bastian pun harus kembali ke rumah sakit untuk melihat kondisi pasien. Untung saja keadaan pasiennya sudah lebih baik. Bastian pun kembali ke ruanganya untuk mengganti bajunya dan bersiap untuk pulang. Ketika Bastian ingin pulang tiba-tiba ada telepon yang masuk. Bastian pun sedikit mengerutkan keningnya ketika yang menelponnya adalah Frans. "Maaf tuan mengganggu pekerjaan tuan tapi ada masalah di markas besar. Apa tuan bisa datang ke markas saat ini?" tanya Frans dengan hati-hati. "Ada masalah apa? Kenapa saya harus datang ke markas besar?" tanya Bastian balik. "Ini ada hubungannya dengan kelompok Darkstone tuan. Rinciannya akan saya sampaikan ketika sampai di markas besar. Disini para anggota kelompok kita sudah menunggu kedatangan tuan Bastian untuk datang," kata Frans menjelaskan. Bastian melihat kearah jamnya dan ternyata sudah pukul 8 malam. Ia sepertinya akan pulang lebih malam dan meninggalkan Luna di penthouse miliknya sendiri. Tapi jika Frans sudah meminta untuk datang ke markas besar berarti ada masalah yang serius yang harus ia hadapi. "Saya akan datang kesana dan pastikan semuanya sudah datang ketika akan sampai disana. Dan minta Franda untuk tetap ada penthouse sebelum saya kembali sampai di penthouse," perintah Bastian pada Frans. "Baik tuan saya akan pastikan semuanya sudah datang sebelum tuan Bastian datang. Dan saya juga akan meminta Franda untuk tetap di penthouse sampai tuan kembali," jawab Frans mengerti. Setelah mendapatkan telepon dari Frans, Bastian pun segera bersiap untuk datang ke markas besar. Ia berharap tak ada masalah yang serius. Tapi mengingat Frans mengatakan jika ini ada hubungannya dengan kelompok Darkstone maka ini pasti adalah masalah yang serius. Jadi ia harus mulai merubah identitasnya dari seorang Sebastian Philip menjadi Draco. Sementara itu Franda sedang mengobati sudut mulut Luna yang terluka. "Kamu harusnya jangan jadi wanita sok kuat. Gara-gara aksi sok kuat kamu ini membuat kamu jadi terluka seperti ini. Sebenarnya siapa sih laki-laki yang menampar kamu tadi?" tanya Franda yang masih terus mengobati luka Luna. Luna tak banyak bicara karena ia membiarkan Franda mengobati lukanya. Ia sudah terlalu lelah untuk membantah kata-kata yang diucapkan oleh Franda. Ia lebih baik memilih untuk diam saja. Ketika sedang mengobati luka Luna tiba-tiba ponselnya berbunyi. Dan ketika Franda melihat nama orang yang menelponnya ternyata yang menelponnya adalah Frans. Franda pun langsung mengangkat telepon dari Frans karena jika Frans yang menelpon maka ada hal yang penting untuk disampaikan. "Ada apa Frans?" tanya Franda langsung. "Kamu tetap berada di penthouse milik tuan Bastian karena tuan Bastian harus pergi ke markas besar. Ada masalah yang harus segera diselesaikan oleh tuan Bastian. Jadi kamu harus jaga nona Luna sampai kak Bastian kembali ke penthouse," kata Frans menjelaskan. "Memang ada masalah apa sehingga kak Bastian harus ke markas besar? Apa ada masalah yang serius?" tanya Franda penasaran. "Masalah yang berkaitan dengan kelompok Darkstone. Detailnya aku kirim ke email kamu. Dan kamu kerjakan pekerjaan yang aku kirim diemail," perintah Frans pada Franda. "Ok aku akan mengecek email dan ajak tetap tinggal di sini sampai kak Bastian kembali," jawab Franda mengerti. Setelah itu Franda pun menutup telepon dari Frans. Ia tak banyak bicara karena situasi saat ini sedang dalam keadaan yang tak baik. Franda pun kembali mengobati luka Luna. "Kak Bastian akan pulang terlambat jadi aku akan tetap ada disini sampai kak Bastian kembali pulang. Jadi setelah ini kamu sebaiknya istirahat saja. Dan minum obat sakit kepala ini. Aku tahu kamu pasti sakit kepala setelah laki-laki tadi menjambak rambut kamu." Franda yang tahu keadaan Luna pun segera memberikan obat sakit kepala kepada Luna. "Makasih," kata Luna menerima obat pemberian Franda. Luna pun segera meminum obat pemberian dari Franda. Karena memang ia merasakan kepalanya sakit. Setelah meminum obat itu Luna pun memilih untuk masuk ke kamar dan tertidur. Sedangkan Franda pun segera mengerjakan tugas yang diberikan oleh Frans. Di tempat lain beberapa anggota kelompok Draco sudah berkumpul menantikan kedatangan pemimpin mereka. "Frans kapak tuan draco akan memulai pertemuan ini?" tanya anggota kelompok Draco. "Sebentar lagi tuan Draco akan segera memulai pertemuan kali ini jadi kita tunggu sebentar," jawab Frans tetap tenang. Dan tak lama pemimpin mereka pun mulai pertemuan dengan suara saja karena memang selama ini tak ada yang tahu wajah asli dari seorang Draco. Jadi mereka hanya bisa mengenali suara pemimpin saja. "Frans ada masalah apa sehingga saya harus datang kesini?" tanya Bastian dengan tenang. "Baik saya akan memulai pertemuan ini. Kali ini kita akan membahas tentang kelompok Darkstone. Baru-baru ini saya mendapat informasi dari mata-mata kita jika kelompok Darkstone mulai mengacak-acak bisnis kita. Bahkan mereka juga mulai membuat ulah dengan membuat citra buruk tentang kelompok kita. Terutama pemimpin mereka yang secara terang-terangan menabuh genderang perang dengan kita," kata Frans mulai menjelaskan. Bastian yang mendengar penjelasan dari Frans pun sedikit mengerti kenapa kelompok Darkstone selalu mencari gara-gara dengan kelompok miliknya. Dulu sebelum Bastian membangun kelompok Draco kelompok Darkstone yang memimpin bisnis yang digeluti oleh Bastian. Apalagi ia sangat hafal pemimpin kelompok Darkstone yang sangat kejam dan juga serakah. Mereka bisa melakukan apapun untuk bisa mendapatkan apapun yang ia inginkan. Selain itu Bastian tahu benar gaya bertarung dari kelompok Darkstone karena dirinya sendiri memiliki darah Darkstone. "Frans berapa banyak kerugian yang kita derita dari sabotase yang dilakukan oleh kelompok Darkstone?" tanya Bastian mencoba bersikap tenang. "Ada beberapa pengiriman senjata kita yang terhambat ke tempat tuan Marco akibat sabotase yang dilakukan oleh kelompok Darkstone. Selain itu ada beberapa pengiriman di beberapa tempat di Eropa yang terhambat gara-gara sabotase ini," kata Frans menjelaskan. Bastian berpikir sejenak untuk mencari solusi yang tepat urnkk mengatasi masalah ini. Ia tahu harus mencari solusi yang tepat untuk bisa melawan kelompok Darkstone. Jadi ia harus lebih berpikiran cepat dan tepat. "Kalau soal Marco biar saya hubungin dia lagi. Dan untuk pengiriman yang tertunda lainnya kita kirim ulang dan pastikan kali ini barang kita harus sampai di yang pemesan. Selain itu kita biarkan kelompok Darkstone melakukan apapun yang ia inginkan. Sambil melihat mereka melakukan apapun itu saya akan membuat sesuatu yang akan pastinya mengejutkan mereka pastinya," jawab Bastian dengan suara yang tegas. "Baik tuan Draco," jawab para anggota paham. Setelah itu acara pertemuan itu pun membahas tentang rencana mereka kedepan. Karena sepertinya sudah banyak orang yang mulai sadar dengan keberadaan kelompok Draco dan mulai melirik mereka untuk menjalin kerjasama. Tapi seperti biasa Bastian yang merupakan pemimpin kelompok Draco tak bisa berbuat gegabah. Ia harus pastikab setiap keputusan yang ia ambil harus dapat menguntungkan dirinya dan kelompoknya tentunya. Apalagi sekarang lawannya bukan lawan yang biasa. Kira-kira keputusan apa yang diambil Bastian? See you next chapter..... Happy reading....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD