Sejak kejadian siang tadi Danis seperti menghindari Luna. Dia tidak ingin bertemu Luna dalam rumah. Setiap mereka berpapasan atau mereka bertemu dalam satu ruangan yang sama, Danis selalu saja menghindari Luna. Luna merasa sangat bersalah pada Danis. Tapi dia juga tidak tahu bagaimana caranya mengajak Danis berbicara. Dia takut dan tidak tahu cara memulainya karena Danis selalu menghindar. Luna sengaja duduk di sofa ruang tengah. Dia berharap Danis akan menyapanya saat pemuda itu melihatnya. Dia duduk bersila dengan menyiapkan satu gelas besar es boba yang sengaja dia pesan. “Nyonya, Anda masih sakit. Nanti kalau Anda makin kena marah Tuan,” ucap Lisa mencoba mencegah. “Ih kamu cerewet banget sih. Aku tau ini ga boleh aku minum sekarang. Aku emang sengaja pesen ini buat Danis.” “Buat