A New Case I

1634 Words
Ucapan dokter Gu itu sudah seperti suara malaikat yang menggema di telinga Jin Ling. Dan tentu saja berkah yang dikirim langit untuk Jin Ling. Jin Ling yang sudah putus asa, juga tidak mau melewatkan kesempatan ini. Maka dia pun mengangguk, “Kapan dokter akan pindah? Aku akan membantumu.” Dokter Gu, “Hari ini, bisa kan?” Dokter muda itu mengangguk seraya menyetujui permintaan dokter Gu Wei, “Tentu saja bisa. Ah karena dokter belum ada jadwal resmi hari ini, bagaimana kalau kita melihat rumah itu sekarang?” Walau tindakan Jin Ling itu tampak terburu-buru dan terkesan sembrono tapi dokter Gu sama sekali tidak mempermasalahkannya. Keduanya langsung pergi dari tempat kerja mereka dan menuju ke rumah baru dokter Gu. “Dokter Gu, kita sebaiknya naik taksi saja.” Jin Ling menyeret koper dokter Gu hingga keluar gerbang dengan wajah lesuh. “Aiya anak muda, kau harus lebih semangat lagi. Usiamu bahkan sangat muda tapi kau terlihat lemah sekali. Tunggu saja, aku sudah membeli mobil dan mereka akan mengantarnya hari ini juga. Seharusnya itu sudah sampai…” Keduanya berdiri di depan pintu gerbang gedung Badan Forensik Shanghai (BFS) seperti dua pohon bodoh. Keduanya bisa saja menunggu di gedung, tapi dokter Gu memaksa untuk berjalan keluar sambil menikmati jalan yang penuh dengan pohon pinus. Tapi Jin Ling yang semalaman berada di ruang autopsi tampak seperti mayat hidup ketika berjalan sambil menyeret koper besar dokter Gu. “Ah itu dia, akhirnya mereka sampai!” Setelah 30 menit menunggu, mobil baru dokter Gu akhirnya sampai. Setelah menyelesaikan transaksi, dokter Gu langsung mengemudikan mobilnya mengikuti arahan Jin Ling. Setelah berkemudi selama 20 menit dijalanan kota Shanghai, keduanya akhirnya sampai di depan sebuah rumah minimalis berlantai dua yang tampak sangat modern dan bersih. Jin Ling segera menyerahkan kunci rumah pada dokter Gu sebelum akhirnya bertolak pergi, “Dokter Gu, aku tidak bisa mangantarmu masuk. Kau masuk saja, kamarmu ada di lantai 2. Senior memanggilku, aku akan mengemasi sisa barang-barangku di lain waktu.” “Oh, terima kasih Jin Ling.” Dokter Gu melambaikan tangan pada asistennya itu dengan wajah penuh kebahagiaan. Dokter Gu Wei melangkahkan kakinya ke depan pintu berwarna putih. Dia tidak menggunakan kunci cadangan untuk membuka pintu pintar itu. Sebaliknya, dia menekan password pintu yang sebelumnya telah diberikan Jin Ling padanya. Dokter Gu tampak sangat kewalahan ketika dia menekan sejumlah angka, “Mengapa password pintu ini sangat panjang? Ini bahkan lebih panjang dari nomer ponsel seseorang!” Setelah bersusah payah, akhirnya bunyi “Bip” terdengar sebagai pertanda bahwa pintu tidak lagi terkunci. Di seretnya koper miliknya itu oleh dokter Gu. Sekilas mata dokter forensik tampan itu di manjakan oleh tampilan rumah yang sangat rapih dan bersih, semua tertata dan teratur. Sebuah sofa putih yang berada diruang keluarga tampak sangat bersih. Dokter Gu tidak heran dengan kondisi ini, mengingat asistennya itu adalah orang medis, tentu saja semuanya harus bersih! “Bocah tengik itu mengatakan kalau kamarku ada di lantai 2. Mari kita lihat.” Dengan langkah penuh semangat dokter Gu menarik kopernya, dia dengan susah payah menyeret koper itu melewati tangga. Tangga rumah berada di sebelah kiri, dan di lantai dua sendiri ada sebuah ruangan santai dengan peralatan game yang canggih. Di depan ruangan santai itu ada sebuah dinding kaca yang berhadapan langsung dengan kolam berenang di belakang rumah. Tepat di sebelah kanan, ada dua kamar yang berjejer dan bersebelahan. Sejenak, dokter Gu tampak sangat mengagumi interior rumah yang lebih tampak seperti villa ini. Dia berbicara pada dirinya sendiri dan membayangkan wajah asisten mudanya, Jin Ling, “Bocah tengik Jin Ling itu sepertinya bukan bocah miskin. Hanya dokter muda kaya raya saja yang bisa menyewa tempat seperti ini. Dan dia juga tidak ragu memberiku potongan harga yang lumayan besar. Sungguh kaya.” Dokter Gu akhirnya sampai di depan kedua pintu kamar. Tidak ada penanda di antara kedua pintu kamar itu seperti tulisan ‘kamar Jin Ling’ yang tergantung di pintu. Dokter Gu yang sopan dan tidak mau sembrono, memilih untuk bertanya dan menelpon Jin Ling. Tapi sayang, telponnya tidak diangkat. Dokter Gu mengerutkan alisnya, “Dasar bocah itu. Ini tidak seperti kejahatan, lagi pula aku tidak yakin jika ada orang lain yang tinggal di sini. Aku akan masuk saja.” Dengan menggunakan insting, dokter Gu membuka salah satu pintu kamar, “Aha! Tidak terkunci. Ini berarti kamar Jin Ling!” Dokter Gu melangkah masuk melewati pintu kamar itu. Dia tampak tertegun melihat kamar yang rapih dan bersih itu. Jarang sekali anak laki-laki memiliki kamar yang rapih dan bersih seperti ruangan yang kini dimasuki dokter Gu itu. Tapi orang medis haruslah bersih dan menjunjung nilai kebersihan, walau dokter Gu sendiri tidak terlalu peduli akan hal itu. Dokter Gu masuk dan melihat rak buku yang penuh dengan buku-buku. Untuk mahasiswa kedokteran yang memang terkenal cerdas, kumpulan buku-buku medis tidaklah mengherankan. Tapi apa yang di lihat dokter Gu itu bukanlah seperti apa yang dia harapkan. Dokter Gu menelengkan kepalanya hanya untuk membaca tulisan di cover buku yang disusun secara terbalik, “Hah? Kenapa banyak sekali buku hukum dan pasal? Buku kriminal? Cara menjadi warga negara yang baik? Patriotisme? Kasus pidana? Bocah tengik itu.., apa dia penggemar seri Conan?” Rasa penasaran dokter Gu hanya sebatas itu, rasa lelahnya sudah membuat rasa ingin tahunya terkikis. Akhirnya dia melemparkan tubuhnya ke tempat tidur yang nyaman. Aroma harum dari wangi cendana yang menyelimuti ruangan itu membuat pikiran dokter Gu tenang. Dia juga mulai memejamkan matanya dan bergumam, “Ah, aroma ini sungguh menenangkan. Bocah kaya raya itu juga punya selera.” 5 detik setelah memejamkan matanya, dokter Gu kembali harus bangun karena dering telponnya yang berbunyi. Wajah dokter Gu berubah menjadi kesal ketika dia melihat nama Jin Ling di layar ponselnya, “Halo, apa yang kau inginkan?” Jin Ling, “Dokter Gu, mayat pertamamu menunggumu. Profesor Jiang sedang ada autopsi lain dan dia meminta…” Dokter Gu segera menyela ucapan Jin Ling. Wajahnya penuh kebahagiaan saat dia berkata, “Oke! Aku kesana sekarang. Siapkan semuanya.” Wajah lelah dokter Gu langsung bersemangat sesaat setelah mendengar adanya mayat yang harus dia autopsi. Walau ini adalah autopsi dadakan, tapi dia sama sekali tidak takut ataupun tegang. Sudah kurang lebih 3 hari semenjak dokter Gu tidak masuk ke ruang autopsi, jadi dia menjadi bersemangat ketika mendengar berita dari Jin Ling itu. */ Di sudut lain kota Shanghai, di sebuah TKP di kompleks perumahan “X” Garis polisi berwarna kuning tampak mengitari sebuah rumah besar di salah satu perumahan elit di pusat kota Shanghai. Walau malam sudah cukup larut, tapi tempat itu masih tampak ramai dan penuh dengan kerumunan orang. Beberapa tetangga dan sekumpulan wartawan tampak berkerumun di depan halaman rumah mewah itu. Penyebab keramaian itu tidak lain adalah karenanya adanya sebuah penemuan mayat secara tiba-tiba! Di rumah mewah dan besar itulah seorang ibu rumah tangga berusia kisaran 40 tahun tewas. Menurut keterangan tetangganya, dia sudah beberapa hari ini tidak terlihat. Dan tiba-tiba saja bau busuk dari mayat itu mengundang kecurigaan dari para tetangga. “Letnan Chen, tim forensik akan segera tiba.” Seorang asisten, seorang polisi muda berbicara pada atasannya. “Aku mengerti.” Wajah laki-laki bermarga Chen itu tampak serius ketika dia menjawab ucapan bawahannya itu. Tak lama berselang, iring-iringan mobil dari tim Forensik telah tiba. Mobil yang membawa tim BFS itu tiba bersamaan dengan mobil lainnya yang tidak lain berasal dari kejaksaan negeri Shanghai. Dan secara mengejutkan Dokter Gu dan kedua asistennya yang baru saja tiba itulah yang langsung masuk ke rumah itu. Dengan pakaian hazmat berwarna putih khas tim forensik, mereka langsung mengambil beberapa bukti guna membantu proses identifikasi. Fu Pei, pemuda jangkung, yang baru terlihat adalah salah satu asisten baru dokter Gu yang bertugas memotret area dalam rumah. Sementara itu, Jin Ling akan bertugas untuk mengumpulkan barang-barang yang memungkinkan untuk bersentuhan langsung dengan korban. “Sepertinya nyonya ini sudah meninggal beberapa hari yang lalu.” Kata Dokter Gu sambil mengamati mayat wanita itu. Mayat wanita itu terbaring kaku diatas karpet bulu dengan posisi miring. Sebagian tubuhnya sudah mulai mengalami dekomposisi yang cukup parah. Dan bau busuk menyeruak di seluruh ruangan. (Pembusukan/dekomposisi merupakan salah satu perubahan secara kimia yang membuat objek, biasanya makhluk hidup yang mati dapat mengalami perusakan susunan/struktur yang dilakukan oleh dekomposer atau media pembusukan (termasuk semut, belatung, bakteri dan jamur). “Bawa semua barang yang telah kalian kumpulkan. Oh iya, Jin Ling karpetnya jangan lupa. Eh, hati-hati dalam memindahkan jenazahnya.” Dokter Gu memerintahkan. Dengan cekatan, kedua asisten dokter Gu itu melakukan perintah dokter Gu. Di waktu yang bersamaan, dua orang pemuda datang dan menghampiri dokter Gu yang tengah mengamati ruangan. Dokter Gu langsung berbalik dan melihat jika kedua laki-laki itu tampan dan berwibawa. Yang satu mengenakan setelan jas yang tampak mahal, sementara yang lain mengenakan jaket jeans. Orang pertama sangat murah senyum, sementara yang lain berwajah dingin, tapi terlihat jauh lebih tampan dari pemuda berjas. Laki-laki berjas itu tampak lebih ramah, dia menyapa dokter Gu dengan senyuman ramah, “Halo, aku adalah jaksa Xiao Xifan. Aku adalah jaksa yang bertugas untuk kasus ini. Mungkin aku akan berada di ruang autopsi untuk melihat jalannya autopsi.” “Halo, aku dokter Gu Wei dari BFS. Aku yang akan mengautopsi jenazah ini. Dan ini…” dokter Gu menatap laki-laki bernama Xifan itu sebelum akhirnya tatapannya berpindah ke orang yang berdiri di samping Xifan. “Aku letnan Chen Yu dari Unit Kejahatan Kepolisian Shanghai.” Wajah letnan itu sangat tampan, tapi sikapnya jauh lebih dingin dari jaksa Xifan. Dia nampak acuh tak acuh ketika menatap dokter Gu Wei. “Senang berkenalan dengan kalian.” Dokter Gu tersenyum cerah saat berbicara. Tak lama berselang, semua sudah keluar dari rumah itu. Garis kuning bertuliskan ‘police line’ sudah terpasang mengelilingi lokasi kejadian. Ambulans dari Badan Forensik Shanghai juga sudah membawa mayat perempuan itu. Di ikuti mobil tim forensik dokter Gu, Letnan Chen Yu dan beberapa orang dari kejaksaan juga berangkat menuju Badan Forensik Shanghai.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD