Case Development XIX: Looking for Other Evidence

1927 Words
Begitu keluar dari hotel, letnan Chen tidak langsung bergegas pergi. Dia bersama kedua juniorrnya, Jing Yi dan Si Zhui masih berdiam diri di dalam mobil. SUV hitam milik letnan Chen terparkir di seberang jalan hotel. Jing Yi masih tidak mengerti, "Letnan, untuk apa kita menunggu disini?" "Aku hanya ingin memastikan sesuatu." Kata letnan Chen. Nyatanya letnan Chen tengah menantikan seseorang keluar dari hotel. Dan benar saja, saat tiga puluh menit berlalu, seseorang yang ditunggu Letnan Chen untuk keluar dari hotel benar-benar muncul. Itu adalah asisten sekretaris Song Manchu, yang baru juga baru saja mereka temui tadi. "Ikuti wanita itu." Kata letnan Chen, "Cari tahu identitasnya, latar belakang serta catatan buku rekeningnya. Aku memiliki firasat wanita itu menyimpan sesuatu." Ucapan letnan Chen ini tentu saja bukannya ucapan yang tidak berdasar. Kamar letnan Chen penuh dengan buku-buku hukum, tetapi dia juga tidak mengesampingkan faktor psikologis yang bisa dijadikan alasan seseorang berbuat jahat. Dan belakangan ini letnan Chen tampak tertarik membaca buku yang bersangkutan dengan psikologi manusia. Itu adalah buku baru yang dipinjamkan oleh dokter Gu padanya. Saat melihat nona muda yang berprofesi sebagai sekertaris dari Song Manchu itu, letnan Chen menyadari beberapa kondisi fisik yang menunjukkan bahwa wanita itu tengah mengalami tekanan. Tidak nampak kebahagiaan sama sekali ketika dia bersama dengan Song Manchu. Ada lingkaran hitam yang disembunyikan menggunakan riasan wajah, tetapi ekspresinya serta tatapan matanya sama sekali tidak bisa berbohong, ada kelelahan yang terlihat pada sosok wanita muda itu. Jing Yi hanya perlu menggunakan ponsel pintarnya untuk mencari tahu data dari wanita yang berprofesi sebagai asisten sekertaris bos besar Song Group itu. Jing Yi berkata sembari men-scroll layar ponselnya, "Letnan, namanya Bai Rong. Dia adalah asisten sekertaris utama. Sekretaris utama Song Manchu adalah seorang pria, tetapi baru-baru ini diketahui bahwa dia telah sibuk mengurusi urusan tuannya. Sementara itu, Bai Rong ini sebelumnya adalah pegawai magang. Di usianya yang sudah menginjak 28 tahun, dia seharusnya tidak bisa menggapai posisi ini, melihat bahwa dia adalah salah satu pegawai yang bekerja dalam kurun waktu yang tidak lama." "Berapa lama dia bekerja di Song Group?" tatapan letnan Chen mengarah ke taksi yang di tumpangi oleh Bai Rong. "Tidak sampai setahun, aku rasa sekitar 10 bulan." Jawab Jing Yi. "Mungkin saja dia kompeten." Si Zhui masih bisa berpikiran positif bahkan setelah dia disuguhi pemandangan tidak pantas saat mereka berada di hotel tadi. "Dia memang cantik." Jing Yi tersenyum ketika dia memberikan komentarnya, "Jika saja dia sedikit berisi. Menambah satu atau dua kilogram berat badannya, maka dia akan sempurna." Si Zhui, "…." Tubuh Bai Rong bisa dikatakan tubuh idaman selebriti. Yah, berat badan empat puluh lima atau dibawah itu adalah berat badan ideal, menurut para artis. Tetapi melihat bagaimana Bai Rong ini, dia tampak sangat kurus. Ada beberapa gejala yang bisa dilihat dari wajahnya, bahwa wanita itu mengalami insomnia. Pipinya cekung, dan jika ini terlihat oleh polisi yang selalu waspada, maka polisi itu pasti akan mencurigai Bai Rong itu adalah penggunaan narkoba. "Apa yang harus kita lakukan? Apakah kita akan memintanya untuk melakukan tes narkoba juga?" Tanya Si Zhui. Letnan Chen berkata, "Kita tidak bisa melakukannya tanpa surat perintah. Surat perintah hanya ditujukan kepada Song Manchu, jadi kita tidak bisa sembarangan melakukan hal itu. Terlebih dahulu kita harus menyelidiki latar belakangnya dan memastikan dugaan kita ini benar." Taxi yang di tumpang oleh Bai Rong akhirnya berhenti di depan sebuah kompleks perumahan. Kompleks perumahan itu tidak bisa dikatakan sebagai kompleks perumahan yang mewah, bahkan tidak bisa disebut juga sebagai kompleks perumahan menengah. Bisa dikatakan bahwa itu hanyalah beberapa petak apartemen yang bisa dikatakan bukan sebagai apartemen, tetapi lebih tepatnya rumah susun dengan kondisi yang menyeramkan. Bangunan itu nampak akan roboh kapan saja. Bangunannya terlihat sangat tua dan usang. Dari dalam mobil, letnan Chen, Jing Yi dan juga Si Zhui, bisa melihat Bai Rong menaiki setiap anak tangga. Hingga akhirnya dia berhenti di lantai ketiga. Ketiga polisi itu akhirnya memutuskan untuk keluar dari mobil dan menyaksikan Bai Rong masuk ke dalam sebuah unit salah satu unit. "Di adalah seorang asisten sekertaris perusahaan terbesar yang ada di negeri ini, bagaimana mungkin dia tinggal di tempat seperti ini? Aku rasa, apartemen lebih cocok untuk sekertaris sepertinya. Ini bahkan berbanding terbalik dengan pakaian yang dipakai. Bukankah dia memakai pakaian berlebel LV seperti yang dipakai bocah menyebalkan Jin Ling?" Jing Yi menyilangkan kedua tangannya ketika dia melanjutkan ucapannya, "Dia juga memakai tas branded, itu bukanlah tas murah. Setidaknya tas yang baru saja dia pakai itu berharga 20 juta atau 30 juta. Jika aku melihat hal itu, bahkan bisa dikatakan cukup untuk menyewa satu tahun apartemen kelas menengah." Si Zhui tampak sangat takjub dengan kemampuan dan analisis dari rekannya ini ketika dia bertanya, "Bagaimana kau mengetahui semua ini?" Jing Yi berbisik dengan suara yang sangat rendah, berusaha agar letnan Chen yang berdiri dan masih terfokus melihat ke arah unit rumah susun itu tidak mendengar apa yang akan dia bisikkan pada Si Zhui. Jing Yi, "Jika aku tidak bekerja, aku pasti akan memakai segala koleksi ku. Apakah kau tidak mengetahui bahwa temanmu yang tampan ini memiliki banyak penggemar di Douyin dan juga Weibo?" Si Zhui, "…" (Douyin: t****k China. Weibo: Media sosial asal China. Mirip dengan Twitter) Setelah berdiri hampir 30 menit seperti tiga tiang listrik tidak berguna, tiga orang dari Unit Kejahatan Kepolisian Shanghai itu akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam mobil mereka dan hendak pergi. Tetapi begitu Si Zhui menyalakan mesin mobil, mereka melihat Bai Rong tiba-tiba keluar dari rumah susun itu. Kali ini penampilannya benar-benar sangat berubah. Dia hanya memakai pakaian seadanya , hanya mantel tidak bermerek dan celana jeans. Rambutnya yang berwarna coklat hanya diikat menyerupai ekor kuda dan tidak ada riasan terlihat di wajah cantik wanita itu. Meskipun memakai lapisan pakaian yang cukup tebal, tetapi itu sama sekali tidak bisa menyembunyikan tubuh kurus Bai Rong. Wanita itu berjalan dengan santai sebelum akhirnya masuk ke dalam taksi. Taksi yang ditempati oleh Bai Rong berhenti di sebuah rumah sakit anak, melihat hal ini tiga orang polisi itu sudah memiliki pemikiran yang sama di otak mereka. Letnan Chen tidak membuang-buang waktunya lagi. Dia langsung turun dari mobil dan bergegas mencari tahu kemana Bai Rong akan pergi. Letnan Chen memutuskan untuk bertanya pada perawat yang berdiri di nurse station dengan memperlihatkan id pengenalnya, "Kami dalam tahap penyidikan kasus narkoba. Aku adalah letnan Chen dari Unit Kepolisian Shanghai, kami di sini ingin bertanya sesuatu. Siapa yang dikunjungi oleh wanita bernama Bai Rong? Dia baru saja masuk ke rumah sakit ini." Banyaknya pengunjung dan pembesuk di rumah sakit tentu saja akan membingungkan perawat yang ditanyai oleh letnan Chen itu. Beruntung Jing Yi memiliki jalan keluar dan menunjukkan ponselnya sembari berkata, "Ini fotonya." "Ah…" perawat itu menganga, "Dia dia adalah seorang ibu muda, tentu saja dia menjenguk anaknya. Anaknya telah dirawat di rumah sakit ini selama kurang lebih 2 tahun." Kata perawat itu. "Dua tahun? Bagaimana mungkin? Apakah dia menderita sakit yang parah?" Tanya Si Zhui. "Putri kecilnya menderita Leukimia. Dokter sudah memvonis bahwa level kanker gadis itu telah memasuki stadium akhir. Dan dia bisa meninggal kapan saja, tetapi nona Bai Rong benar-benar tidak ingin menyerah pada putrinya." Perawat itu, "Aku melihat dia begitu bekerja keras untuk membayar pengobatan yang tidak murah ini." Perawat itu melanjutkan, "Aku benar-benar kasihan padanya, dia hanyalah seorang ibu tunggal." Sebelah mengetahui hal ini, letnan Chen masih tidak berhenti. Ketiga orang itu masih mencari tahu latar belakang Bai Rong dari orang-orang yang tinggal di sekitar wanita itu. Dan orang-orang tua yang telah melihat Bai Rong tumbuh dari seorang gadis remaja hingga dia menjadi seorang ibu, mengatakan bahwa wanita itu adalah wanita yang baik. "Dia adalah wanita yang sopan tetapi memiliki nasib yang buruk." Kata salah satu tetangga rah Bai Rong. Melihat kembali masa lalu Bai Rong, salah satu tetangga yang telah mengenal gadis itu bertahun-tahun mengatakan bahwa Bai Rong pernah memiliki pacar dan akhirnya hamil. Keduanya berniat untuk menikah tetapi nasib buruk Bai Rong resmi dimulai saat itu juga. Calon suaminya meninggal dalam kecelakaan tragis, hingga akhirnya Bai Rong harus melahirkan dan membesarkan putrinya seorang diri tanpa adanya bantuan dari keluarganya yang telah membuangnya karena menganggapnya sebagai aib. Si Zhui berkata, "Apakah dia bekerja siang dan malam, bahkan melakukan hal-hal yang tidak pantas hanya untuk mendapatkan uang demi pengobatan putrinya?" "Itu bisa saja terjadi." Kata Jing Yi. "Kita harus menemuinya dan menanyainya. Mendengar bagaimana pengakuan dari setiap orang yang mengenalnya, bahwa nona Bai Rong sendiri memiliki temperamen yang cukup baik, maka aku berfikir untuk menemuinya dan menanyainya. Tetapi ini tidak akan semudah apa yang kita kira." Kata letnan Chen. Si Zhui dan Jing Yi menggangguk ketika mereka mendengar ucapan dari letnan Chen Yu itu. * Setelah menyelidiki secara singkat Bai Rong, perihal identitas dan latar belakang serta pendapat para orang-orang yang tinggal di dekatnya, letnan Chen memutuskan untuk kembali. Bekerja tentu saja memiliki waktu dan ketika waktunya pulang, dia juga harus kembali ke rumah. Selain itu, wajah lelah serta kusam telah ditunjukkan oleh dua remaja itu, Jing Yi dan Si Zhui. Dan letnan Chen yang masih memiliki hati nurani seorang manusia menyuruh keduanya untuk kembali pulang ke rumah. Letnan Chen juga kembali ke rumah, waktu itu jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Begitu dia membuka pintu, sebuah objek berbulu mendekatinya. Itu adalah seekor kucing yang entah datang dari mana. Mustahil makhluk hidup seperti itu bisa masuk ke rumahnya. Suara teriakan yang tidak asing tentunya, tiba-tiba terdengar memanggil nama yang sama sekali belum pernah didengar oleh letnan Chen. "Jiangguo, kau kemana?" Teriak dokter Gu. Dokter Gu datang dengan membawa mangkuk berisi makanan kucing ketika dia menghampiri letnan Chen yang masih terpaku dengan bola bulu yang masih berkutat di bawah kakinya. Dokter Gu berkata, "Rupanya dia di sini." "Siapa dia?" Pertanyaan ini tentu saja tidak cocok jika ditujukan untuk hewan, tetapi letnan Chen masih mengeluarkannya dari mulutnya, membuat dokter Gu tersenyum ketika dia berkata, "Dia adalah salah satu anggota keluarga baru kita. Perkenalan, namanya Chen Gu Jiangguo." Letnan Chen masih terlihat keheranan, "…." "Aku mau meminta maaf karena tidak mengatakannya sebelumnya padamu, tetapi aku memikirkan bawah ini adalah yang terbaik. Memelihara hewan adalah hal yang cukup menarik, melihat bagaimana sepinya rumah ini. Selain itu, kucing juga tidak memerlukan perhatian lebih seperti anjing. Jadi aku mengira ini adalah yang terbaik, aku harap kau tidak keberatan." Kata dokter Gu sembari menggendong kucing berbulu lebat itu dan memberikannya makanan. "Aku tidak keberatan." Kata letnan Chen. Dokter Gu baru saja akan membalas ucapan letnan Chen itu dengan beberapa omelan tidak berguna dari mulutnya, tetapi sebelum hal itu terjadi, letnan Chen sudah terlebih dahulu menerima telepon dari seseorang. Itu adalah telepon dari petugas polisi yang bertugas menemani Song Manchu melalukan tes narkoba. Petugas itu berkata, "Maaf letnan karena menggangu waktumu. Aku hanya ingin menyampaikan bahwa tidak ada jejak dia menggunakan narkoba. Hasil tes menunjukan dia bersih. Selain itu, menggunakan rambut yang telah dia cukur habis dan di warnai adalah hal yang mustahil. Tidak ada yang bisa kami ambil dari rambut itu." Setelah menemui Song Manchu di hotel tadi, harapan letnan Chen terhadap tes narkoba memang sudah sepenuhnya hilang. Jika rambut dan kuku sudah tidak bisa dijadikan sampel, maka mustahil cairan seperti air liur ataupun urin bisa mendeteksi seseorang yang menggunakan narkoba. Dalam beberapa kurun waktu, rambut seseorang tumbuh 1 cm setiap bulannya. Dan ini bisa dijadikan acuan. Begitu juga kuku, semua zat yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menetap di kuku dan rambut mereka, dengan syarat mereka tidak memotong ataupun melakukan sesuatu pada kuku dan rambut itu. Tetapi untuk tes melalui urine ataupun air liur, itu hanya bisa dilakukan ketika seseorang yang dianggap sebagai pengguna narkoba baru saja menggunakan narkoba dalam jangka waktu yang masih tergolong baru.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD