Case Development IX: Drug Investigation and Continuation of Mrs. Song's Murder Case

2367 Words
Mayat tersangka pengedar narkoba, Mo Yun, telah dibawa ke badan forensik Shanghai tempat dimana dokter Gu Wei bekerja. Saat itu, dokter periang itu tengah menangani autopsi dari korban pembunuhan yang lain, dan dia tidak bisa mengambil alih kasus dari pengedar narkoba ini. Bahkan tidak hanya itu saja, letnan Chen yang telah sampai di badan forensik Shanghai sama sekali tidak melihat gerak-gerik atau adanya tanda-tanda dokter yang kadang bersikap aneh itu akan muncul di depannya. Sebagai gantinya, sang asisten, mantan roomate nya, tuan muda kaya raya, Jin Ling muncul dan menyapa letnan Chen. "Letnan, kau disini." Si 'tuan muda kaya raya' Jin Ling menoleh ke kiri dan ke kanan seperti tengah mencari sesuatu. "En." Letnan Chen mengangguk sekali ketika dia menjawab salam Jin Ling dengan satu kata. Dokter forensik muda, Jin Ling, terlihat kebingungan. Hal ini tentu saja karena keadaan yang seperti biasanya dia lihat tidak nampak sama lagi seperti biasanya. Yah, sangat biasa, dan sudah biasa sekali, biasanya akan ada dua manusia aneh yang berdiri disamping kiri dan kanan letnan Chen . Yang satu sangat tenang mirip seperti bikkhu, sementara yang kedua... Jin Ling menggeleng-gelengkan kepalanya saat pikirannya baru saja akan memikirkan orang aneh itu. Tetapi kali ini letnan Chen hanya sendirian. Dan melihat hal ini, Jin Ling tidak bisa tidak bertanya, "Letnan, kemana dua manusia aneh.., maksudku kemana dua juniorr yang biasanya ikut denganmu? Maksudku Jing Yi dan Si Zhui, dan juga.., kenapa kau terlihat begitu lesu hari ini?" Jin Ling merasa kata-kata terakhir yang keluar dari mulutnya itu terdengar sedikit tidak nyaman di telinga. Jadi dia segera memperbaikinya, "Ah, kenapa kau kesini sendirian?" "Mereka mempunyai tugas lain." Jawab letnan Chen sebelum akhirnya dia bertanya, "Kemana Gu Wei? Dokter Gu maksudku. Aku kemari karena sedang menyelidiki kasus narkoba, dan ada salah satu pengedar narkoba yang meninggal di kontainer. Mayatnya akan segera di autopsi disini." Jin Ling mengangguk, dia berkata, "Ah, aku telah mendengarnya. Tetapi untuk kasus ini sepertinya dokter aneh itu..ah maksudku atasanku itu tidak bisa mengambil alih. Dia sedang berada di ruang autopsi sekarang." Jin Ling memasukkan lolipop stroberi ke dalam mulutnya saat dia berkata, " Ada beberapa mayat yang harus dokter Gu autopsi. Ah.., sepertinya aku harus bekerja lembur hari ini." Jin Ling, "Letnan, kalau begitu aku pergi dulu." Jin Ling membungkuk 90 derajat sebelum akhirnya pergi meninggalkan letnan Chen yang masih berdiri di koridor. * Letnan Chen masih mengawasi proses autopsi di ruangan dengan khusus yang memang dipersiapkan bagi jaksa ataupun pihak yang berwajib untuk menyaksikan jalannya proses autopsi. Dan dari dalam ruangan berdiding kaca itu, letnan Chen mendengar dokter forensik yang bertugas itu berkata melalui pengeras suara yang ada di ruang otopsi, "Dia mati karena kehabisan darah. Yah memang benar, dia sebelumnya hanya dibius lalu dibedah perutnya. Tetapi orang yang membelah perutnya itu adalah orang yang tidak berpengalaman sehingga menimbulkan akibat yang tidak bisa ditanggung oleh korban. Selain mati karena kehabisan darah, ada beberapa organ yang juga yang rusak. Dan jika melihat dari bagaimana orang itu membelah perut orang ini, bisa dikatakan di adalah seorang psychopath." "Apa maksud dokter?" Suara asisten dokter forensik yang bertanya terdengar sampai ke ruangan letnan Chen berdiri. "Bocah, lihatlah semua luka ini?" Dokter Forensik itu menunjuk bagian abdomen hingga toraks mayat saat berkata, "Pembunuh itu sudah seperti tukang daging, membelah dan mengeluarkan usus manusia seperti tengah membersihkan ayam." (Abdomen: Perut. Toraks: d**a) Dokter Forensik itu berkata, "Letnan, aku menemukan potongan senjata tajam yang sepertinya patah ketika digunakan oleh tersangka untuk membunuh korban." Letnan Chen, "Apa ada di DNA pelaku di potongan senjata itu?" Dokter Forensik itu menggeleng-gelengkan kepalanya, "Ini hanya serpihan senjata tajam, aku tidak bisa memastikannya. Jika saja pelaku melukai tangannya ketika dia membunuh korban maka bisa hal itu bisa saja terjadi. Sekalipun DNA nya akan tercampur dengan DNA korban, dan akan sangat sulit untuk di deteksi, departemen kami akan bisa menemukannya." "Tolong lakukan tes dokter." Kata letnan Chen. Dokter forensik itu menangguk dan menoleh ke asistennya, "Bawa serpihan ini ke lab untuk di uji." Mengingat perkataan petugas bandara, letnan Chen tidak lupa untuk bertanya, "Dokter, apakah dia adalah seorang pengguna juga? Petugas bandara mengatakan bahwa dia berperilaku aneh ketika berada di bandara." "Aku sudah menguji melalui rambutnya. Dari rambutnya yang panjangnya sekitar 6 cm…" Dokter forensik itu masih berada di ruang autopsi saat dia membaca hasil tes narkoba Mo Yun, "Yah, dia adalah pengguna. Dari tes rambut diketahui bahwa dia menggunakan narkoba selama lima bulan terakhir, dan juga…, dari tes urine dapat diketahui jika Mo Yun ini menggunakan narkoba sebelum kematiannya." "Terimakasih dokter, silahkan dokter lanjutkan." Kata letnan Chen dengan sopan. Sembari menunggu proses autopsi selesai, letnan Chen memanfaatkan waktunya untuk menelpon Jing Yi untuk bertanya perihal pengajuan tes narkoba yang seharusnya dilakukan pada Song Manchu. Tetapi suara Jing Yi terdengar lemah ketika ia berkata, "Kami belum bisa melakukannya letnan. Song Manchu sekarang sedang diinterogasi. Dia sudah berada di ruang introgasi selama beberapa jam dan masih belum keluar. Aku akan segera mengabarimu begitu dia keluar. " * Proses autopsi yang dilakukan oleh salah satu dokter forensik yang ada di badan forensik Shanghai ini terbilang tidak memakan waktu yang begitu lama jika dibandingkan dengan proses autopsi yang dilakukan oleh dokter Gu Wei. Selain itu, proses autopsi ini adalah proses autopsi yang paling normal yang pernah dilihat oleh letnan Chen. Apa yang membedakannya? Proses autopsi dokter Gu Wei tidak bisa dikatakan aneh juga karena dia adalah seorang dokter yang memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Hal-hal yang menjijikkan seperti mencium cairan yang ada pada tubuh korban pernah diperlihatkan oleh dokter Gu Wei di depan letnan Chen di hari pertama dokter itu bekerja di badan forensik Shanghai. Dan itu terjadi ketika dokter Gu mengautopsi jenazah dari nyonya song. Begitu autopsi mayat Mo Yun selesai dilakukan, letnan Chen masih harus menunggu setidaknya satu hari penuh. Ya, jika orang yang bertanggung jawab atas autopsi itu mau bekerja sama dan mau melakukan pekerjaan lembur, maka hasil akan dia dapatkan setidaknya besok pagi. Wajah lelah ditunjukkan oleh wajah tampan letnan Chen ketika dia keluar dari ruang autopsi. Tanpa diduga dia bertemu dengan roomate nya yang aneh. Itu adalah dokter Gu Wei yang tengah berjalan di koridor sembari memakan es krim stroberi. Dibelakang dokter Gu yang tengah menjilat es krimnya, ada Jin Ling dengan wajah kusamnya. Dokter Gu Wei sama sekali tidak memperhatikan bahwa letnan Chen berada di badan forensik Shanghai. Dia baru saja mengetahui hal itu ketika orang yang berjalan di belakangnya, yang tidak lain dan tidak bukan adalah tuan muda kaya raya, Jin Ling, menyapa letnan Chen dengan terburu-buru. Jin Ling, bocah itu, walaupun terlihat sedikit aneh dan juga sedikit angkuh, tetapi dia juga bisa dikatakan sebagai bocah yang sangat memiliki perilaku sopan terutama ketika dia harus dihadapkan pada situasi bersama dengan letnan Chen. Dokter Gu Wei segera menyeka mulutnya, tetapi dia tidak pernah berniat untuk membuang es krim stroberinya bahkan ketika dia menyapa letnan Chen dengan senyuman cerah di wajahnya, "Xiao Yu! Apa yang kau lakukan disini?" "Ada mayat pengedar narkoba yang harus di autopsi. Aku adalah orang bertanggung jawab dari kasus ini." Kata letnan Chen. "Lalu bagaimana hasilnya?" Tanya dokter Gu Wei. "Dia meninggal akibat kehabisan darah dan juga rusaknya beberapa organ. Hasil resminya akan segera keluar besok pagi. Itu yang dikatakan oleh dokter Ma. Dia dokter yang mengautopsi mayat pengedar narkoba itu." Kata letnan Chen. "Tenang saja, dokter Ma adalah senior yang bisa di andalkan." Kata dokter Gu, "Xiao Yu, apakah kau sudah makan malam?" Dokter Gu Wei masih terlihat begitu ceria walaupun dia telah mengauotpsi dua mayat dalam waktu yang tidak sebentar. Dokter Gu berkata dengan senyuman yang masih merekah di wajah tampannya, "Kalau kau belum makan, bagaimana kalau kita semua makan di luar. Aku yang akan mentraktir kalian." Kali ini Jin Ling tampak begitu bersemangat. Dia tampak seperti orang yang telah kelaparan dan menunggu seseorang memberikannya makanan. Dia berkata dengan nada sedikit keras, "Aku setuju! Bagaimana kalau kita makan hotpot?" Dokter Gu menepuk pundak Jin Ling dan berkata, "Ide brilian nak!" Letnan Chen juga tidak menolak ajakan dari dokter Gu Wei itu. Dia pergi bersama dua orang aneh itu ke sebuah restoran hotpot. Dua orang aneh dan satu orang pendiam tengah duduk di meja yang sama di restoran hotpot. Ketika hotpot telah disajikan dan asap mengepul keluar dari kuah yang berwarna merah pedas itu, Jin Ling, sebagai orang termuda harus melayani kedua seniornya itu. Tuan muda kaya raya dengan cekatan mengambilkan letnan Chen kuah berwarna merah cerah dengan beberapa isian daging sebelum akhirnya berkata, "Letnan ini untukmu." Wajah aneh ditunjukkan oleh letnan Chen. Dia tampak ragu-ragu ketika akan memasukkan kuah berwarna merah darah itu ke dalam mulutnya. Sementara dua orang di sampingnya itu sibuk dengan makanan mereka masing-masing, mereka tampak tidak memiliki masalah apapun di dunia ini. Dokter Gu Wei akhirnya menyadari keanehan yang ada pada letnan Chen . Dia bertanya, "Apa ada yang salah? Apakah kau tidak memakan hotpot?" Letnan Chen tampak ragu-ragu. Dia diam sejenak sebelum akhirnya menjawab dengan ekspresi tanpa emosi, "Tidak ada masalah, aku akan memakannya." Dokter Gu mengangguk dan hanya berpikir bahwa letnan Chen harus berdoa terlebih dulu sebelum dia makan. Hanya dengan satu suapan kuah hotpot saja, wajah letnan Chen yang putih langsung memerah. Telinganya juga ikut memerah dan dokter Gu yang telah memperhatikan hal ini langsung bisa menebak bahwa letnan tampan yang jarang dan selalu menghemat kata-katanya seperti tengah menghemat emas itu tidak bisa memakan makanan yang pedas. Dokter Gu seperti tengah memegang kentang panas di tangannya, begitu terburu-buru namun berusaha menahan tawanya di waktu yang bersamaan, "Aiya, Chen Yu! Ini, ini, minumlah! Jangan memaksakan dirimu!" Letnan Chen segera meminum air yang telah dituangkan ke dalam gelas oleh dokter Gu Wei sebelumnya. Sementara letnan Chen sibuk mengendalikan rasa pedas yang membakarnya, dokter Gu Wei juga tidak menganggur. Dia telah bertindak sebagai seorang ibu dan memarahi Jin Ling yang sedang makan dengan lahap. "Bagaimana bisa kau memesan hotpot dengan isian cabai yang begitu banyak seperti ini? Bukankah ada dua sisi di panci ini." Tangan dokter Gu Wei menunjuk dua sisi panci yang menyerupai bentuk Yin dan Yang. Dia kembali berkata, "Seharusnya kau mengisi sisi yang ini dengan kuah yang tidak pedas. Nak, selera setiap orang berbeda." Dokter menyebalkan ini, dia telah membuat iblis kecil ini marah! Siapa yang dia panggil anak!! Jin Ling tengah memakan makanan pedas, jadi jika seseorang memarahinya itu sama saja dengan menambahkan minyak ke dalam api yang menyala. Jin Ling menghela napas panjang sebelum akhirnya berkata, "Bukankah dokter yang sebelumnya memesan hotpot ini? Kenapa kau melupakannya? Kau bahkan memesan hotpot dengan extra cabai. Aku juga merasa ini benar-benar rasa neraka!" Dokter Gu Wei segera menyadari kesalahannya. Dengan ekspresi canggung dia berkata, "Ahahaha, benarkah?" "Bocah maafkan aku, aku mungkin sedikit lelah hari ini. Jadi aku tidak bisa mengingat apa yang aku lakukan." Dokter Gu mengambil daging tumis dengan sumpitnya sebelum akhirnya menaruh daging itu di atas mangkuk nasi Jin Ling. Jin Ling mendengus dengan kejam, "Hmmph." "Chen Yu, jangan memakannya lagi. Aku akan memesankan makanan baru untukmu." Letnan Chen baru saja akan menolak ucapan dari dokter Gu Wei itu dan menyuruhnya untuk memakan makanannya. Tetapi dokter Gu Wei lebih cepat, dalam sekejap dia telah memanggil pelayan dan memesankan letnan Chen makanan yang tidak pedas. Ketiganya akhirnya bisa makan dengan tenang. Sembari makan mereka berbincang beberapa topik. Dan ketika topik beralih ke kasus yang tengah ditangani oleh letnan Chen, dokter Gu Wei tampak sangat bersemangat. Dia bertanya, "Jadi mayat yang di autopsi oleh dokter Ma adalah salah satu karyawan yang pernah bekerja di perusahaan Song Manchu?" "Perusahaan tuan Song Manchu, Song Group adalah perusahaan yang begitu besar dan memiliki beberapa cabang di negeri ini." Kata letnan Chen. Jin Ling tiba-tiba menyahut, dia berkata, "Ayahku juga mengetahuinya. Dia adalah salah satu bos yang menguasai pasar properti yang tidak bisa dibilang kecil. Tetapi sahamnya tiba-tiba turun ketika dia didakwa sebagai seorang pembunuh." Letnan Chen mengangguk, dia melanjutkan ucapannya, "Mo Yun, dia mengundurkan diri beberapa minggu yang lalu. Tetapi didaftar telepon yang telah di lacak oleh Jing Yi dia masih berhubungan dengan pihak perusahaan. Dan setelah memeriksa buku rekeningnya, kami mendapati bahwa Mo Yun telah mendapatkan sejumlah uang yang tidak sedikit." "Siapa yang mentransfer uang padanya?" Gumam letnan Chen. Letnan Chen, "Kami masih melacaknya. Aku rasa ini ada hubungannya dengan sindikat pengedaran narkoba dalam ranah yang tidak kecil. Dia adalah pengguna, tetapi dia bisa saja bertindak sebagai kurir juga. Dan menurut catatan penerbangan, tiket yang ia pesan akan membawanya ke Maroko. Dia telah beberapa kali terbang ke luar negeri, Maroko adalah yang paling sering." Dokter Gu Wei juga berpendapat, "Yah, itu adalah tempat yang bagus untuk seorang yang menyukai jenis narkoba seperti ganja. Kenapa dia tidak pergi ke Afghanistan saja?" Jin Ling tidak bisa tidak memutar bola matanya ketika dia mendengar pernyataan terakhir dari dokter Gu Wei ini. Jin Ling merasa atasannya ini benar-benar sudah tidak waras. Untuk apa dia merekomendasikan negara yang tercatat sebagai penghasil narkoba terbanyak alih-alih memberikan komentar ilmiahnya sebagai seorang dokter forensik. Ketika malam semakin larut ketiganya akhirnya keluar dari restoran hotpot itu. Dokter Gu Wei dengan santainya melemparkan kunci mobilnya pada Jin Ling dan berkata, "Jin Ling, bawalah mobilku. Kau bisa mengendarainya besok." "Memangnya kenapa? Asramaku bahkan sangat dekat dengan tempat kita bekerja. Aku tidak perlu mengendarai mobil, aku juga punya mobil." Kata Jin Ling dengan santai. "Itu karena aku terlalu malas untuk mengantarkanmu pulang bocah! Pergilah! Bukankah kau terbiasa mengendarai mobil sport?" Kata dokter Gu Wei. Jin Ling dengan kedua tangannya terlipat di atas dadanya, "Apa hubunganya? Mobilmu bahkan bukan mobil sport!" Dokter Gu, "…" Dokter Gu Wei kemudian dengan santai dan dengan ekspresi tidak tahu malu masuk ke dalam mobil letnan Chen. Keduanya tidak banyak berbicara ketika berada di perjalanan pulang. Nampaknya dokter Gu telah menghabiskan seluruh tenanganya hingga dia bahkan tidak bisa berkata apa-apa. Keduanya melewati jalanan kota Shanghai yang ramai, papan-papan reklame terlewati begitu cepat bahkan tidak ada waktu untuk membacanya. Hingga tak terasa mereka telah sampai di rumah mereka. Baru saja letnan Chen menutup pintu rumah dan akan membuka sepatunya ketika dia menerima telepon dadakan dari adik sepupunya yang juga adalah juniorr nya, Jing Yi. Jing Yi berkata, "Song Manchu dibebaskan begitu dia menyelesaikan interogasinya. Song Qiaotong datang secara tiba-tiba dan menyerahkan diri." Mendengar hal ini letnan Chen tidak bisa tidak terkejut. Tetapi ekspresi terkejutnya itu tampak sangat biasa, dia dengan tenang berkata, "Aku mengerti."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD