Case Development X: Defendants' Second Chance

2333 Words
Letnan Chen sama sekali tidak bisa mencampuri ataupun terlibat dalam sebuah kasus yang bukan dalam yurisdiksinya. Walaupun dia adalah penanggung jawab pertama dan juga orang yang telah menyikapi sebagian besar hal-hal tabu terkait kasus pembunuhan nyonya song, namun letnan Chen tidak bisa berbuat apa-apa selain menyaksikan dan memantau dari jauh perkembangan kasus itu karena kasus itu telah menjadi kasus yang ditangani oleh letnan Ma. Mendengar bahwa terdakwa pertama yang tidak lain adalah suami nyonya Song, Song Manchu, yang mendapat penangguhan hukuman dan bisa keluar dari kantor polisi, letnan Chen merasa tidak bisa tenang. Selain itu, Song Manchu masih bersatus sebagai terdakwa kasus penganiayaan terhadap istrinya. Lalu bagaimana mungkin dia bisa keluar dan bebas dari penahanan semudah itu? Tentu saja itu karena kekuasaannya! Selain memikirkan hal ini, letnan Chen juga telah memikirkan perkembangan kasus yang tengah dia selidiki. Sebelumnya, letnan Chen telah menyuruh salah satu bawahannya untuk melacak tempat-tempat yang telah dikunjungi oleh tersangka pengedar narkoba, Mo Yun, yang sebelumnya telah meninggal. Dan dari hasil pencarian yang dilakukan oleh bawahannya itu, letnan Chen mendapatkan informasi bahwa tersangka Mo Yun tidak banyak melakukan pergerakan. Pergerakannya hanya sebatas di lingkungan tempat dia tinggal. Dia juga tidak terlihat berhubungan kembali dengan orang-orang dari Song Group. Namun berdasarkan catatan panggilan yang telah digali oleh bawahan letnan Chen, telah ditemukan bahwa ada nomor yang tidak bisa di lacak, menghubungi tersangka Mo Yun beberapa jam sebelum pria itu meninggal. */ Di keesokan harinya, letnan Chen baru saja akan berangkat bekerja, dia masih dalam proses penyelidikan untuk menangani kasus yang tengah dia tangani. Melihat housemate nya tampak begitu rapi di pagi hari, dokter Gu tidak bisa tidak bertanya, "Apakah kau sedang ada rapat? Ah tidak, tidak, mengapa kau memakai setelan jas hari ini? Apakah kau akan menghadiri pemakaman?" Letnan Chen, "…" Yang dimaksud oleh dokter Gu sebagai setelan itu adalah kemeja berwarna hitam yang dikenakan oleh letnan Chen Yu, dengan tangan ramping letnan itu yang memegang jas berwarna senada. Letnan Chen mengambil segelas air lalu kemudian duduk, dia berkata, "Aku ada tugas di luar. Aku mungkin akan pulang terlambat." "Ah, kau akan menyamar menjadi agen rahasia yah? Wah kau benar-benar keren!" Dokter Gu mengangkat jempolnya di depan wajah letnan Chen. Dokter Gu adalah orang yang cerdas, jadi dia bisa langsung menganalisa keadaaan, "Eh, kau tengah menyelidiki kasus narkoba. Dan sekarang kau akan menjadi agen rahasia." Dokter Gu menopang dagunya dengan jarinya ketika dia berkata, "Bukankah kau sebelumnya mengatakan padaku bahwa ponsel Mo Yun itu hilang? Bagaimana kau bisa mendapatkan informasi mengenai keberadaan mereka?" Letnan Chen, "Ponselnya hilang, tapi kami berhasil melacak nomor ponselnya menggunakan pangkalan data dari Badan Komunikasi Nasional. Ada nomor yang tidak terdaftar menghubungi Mo Yun beberapa jam sebelum dia tewas." "Aku juga telah mencari tahu beberapa jaringan narkoba yang ada di kota Shanghai. Dari salah satu mantan narapidana yang terjerat kasus narkoba beberapa tahun yang lalu, dia memberiku catatan tentang pengedar narkoba yang cukup terkenal dan memiliki base terbesar di Shanghai." Kata letnan Chen. "Enam puluh enam!" Kata dokter Gu dengan terburu-buru. Letnan Chen tampak sangat kebingungan,"Apa maksudmu?" Dokter Gu berdiri dan menepuk pundak letnan Chen sembari tersenyum, "Pagi ini kau mengeluarkan enam puluh enam kata dari mulutmu." Letnan Chen, "…." Tidak ingin membuang waktunya yang berharga lagi hanya demi celotehan tidak masuk akal dari dokter Gu, letnan Chen berangsur-angsur pergi dengan tenang. dokter Gu berkata, "Berhati-hatilah!" *_ Di tengah perjalanan, letnan Chen mendapatkan telepon dari adik sepupunya, Jing Yi. Jing Yi berkata bahwa Song Manchu akan kembali ke kantor polisi untuk menjalani proses interogasi terkait kasus penganiayaan yang telah dia lakukan pada almarhumah istrinya. Letnan Chen tiba-tiba mengubah arah mobilnya saat dia berkata pada Jing Yi, " Jing Yi, untuk tes narkoba, kita akan menundanya. Selama itu tidak memakan waktu lebih dari satu tahun, maka zat yang ada di dalam tubuh seseorang tidak akan hilang. Aku akan menyelidiki kasus ini lebih dalam lagi dan setelah menemukan beberapa bukti kita akan bertindak. " */ Sementara itu, di kantor polisi Shanghai, gadis yang sebelumnya telah menyerahkan dirinya dan telah mengakui kejahatannya itu, masih menolak untuk memberitahu siapa saja yang terlibat dalam komplotannya. Hal ini tentu saja membuat letnan Ma yang tidak sabaran menjadi begitu geram. Beruntung orang yang tengah diinterogasi itu adalah seorang gadis muda, jika tidak, letnan Ma pasti telah melakukan segala cara untuk membuat mulutnya terbuka. Di lain sisi, kasus penganiayaan dan kekerasan terhadap almarhumah Bai Qinyang dan mendakwa sang suami, Song Manchu, mengharuskan Presdir dari perusahaan ternama, Song Group, itu kembali ke kantor polisi setelah sehari diberikan kebebasan. Ayah dan anak berada di kantor polisi yang sama, tetapi dipisahkan oleh ruang interogasi yang berbeda. Di ruang interogasi pertama, putri Song Manchu, Song Qiaotong, masih tidak mau bekerja sama dan masih bersikukuh menutup mulutnya. Sementara itu di ruang interogasi kedua, Song Manchu, hanya bisa diam dan tidak mengatakan apa-apa ketika polisi menanyainya. Pria yang berusia sekitar lima puluh hingga Lima puluh lima itu benar-benar memanfaatkan haknya untuk diam. Dan sebagai gantinya pengacaranyalah yang berbicara untuknya. Benar-benar pasangan ayah dan anak yang kompak! Meskipun demikian, setidaknya hukuman yang akan diterima oleh Song Manchu tidak akan seberat hukuman jika dia menjadi tersangka pembunuhan. Dengan kekuasaan yang dia miliki, mengatur dan membeli hukum adalah sesuatu yang mudah. Apalagi jika kasusnya tidak seberat kasus pembunuhan yang semula dia terima. Wajahnya bahkan tidak tampak mengkhawatirkan putrinya, seolah-olah putri yang tengah berada di ruang interogasi di kantor polisi yang sama dengannya itu bukanlah darah dagingnya. Begitu selesai melakukan interogasi, pengacara Song Manchu itu berkata, "Presdir, anda tidak perlu khawatir, karena hukuman ini bisa diatur. Aku telah berbicara dengan atasan dari kepolisian Shanghai. Hukuman yang paling bisa kau terima dan yang paling terburuk adalah hukuman penjara selama 3 bulan saja. Itu tentu saja lebih baik dibandingkan dengan tuntutan jaksa penuntut umum, selain itu Presdir akan mendapatkan perlakuan yang istimewa. Tentu saja ini hanyalah bentuk formalitas. Presdir, bisa keluar kapanpun kau mau." Wajah Song Manchu mengeluarkan ekspresi penuh kepuasan. */ Di ruang interogasi pertama, letnan Ma sudah kehabisan kesabaran. Dia memukul meja dengan tangannya sembari berkata pada gadis itu, "Nona Song, apakah kau tahu jika kau berusaha untuk menyembunyikan kebenaran dan juga menolak untuk bekerjasama dengan pihak kepolisian maka hukumanmu akan semakin berat? Apakah kau tidak mau menghabiskan masa tuamu di luar sana bersama dengan orang-orang yang kau cintai dan lebih memilih mendekam di penjara?" Qiaotong tampak santai ketika dia menjawab ucapan letnan Ma, "Ini adalah jalanku, aku sama sekali tidak berniat untuk membela diri. Ini adalah pilihanku dan ini adalah hidupku. Jadi jangan membuang-buang waktu dengan menginterogasiku. Aku akan menerima keputusan hakim di pengadilan nanti." Song Qiaotong menunjukkan senyuman yang sama sekali bukan senyuman saat dia berkata,"Aku juga tidak memiliki siapa pun di dunia ini. Aku tidak memiliki orang-orang yang aku cintai!" "Ayahmu bahkan menolak untuk membantumu. Dia bahkan tidak menyiapkan satupun pengacara untukmu. Dan kau hanya bisa menggunakan pengacara publik ketika di pengadilan nanti. Kau tahu kan mereka tidak akan bekerja keras? Mereka hanyalah pengacara yang dibayar oleh negara." Kata letnan Ma. Song Qiaotong, "…" Entah mengapa proses interogasi ini berjalan tidak sesuai dengan pemikiran Jing Yi dan juga Si Zhui. Secara mengejutkan letnan Ma yang biasnya tampak arogan, kali ini secara mengejutkan bisa bersikap masuk akal. Selain itu, pemikiran tentang alih tangan pananggung jawab kasus ini yang tiba-tiba diberikan kepada letnan Ma adalah suatu bentuk kecurangan yang sengaja dibuat untuk membuat letnan Chen menggali lebih dalam, nyatanya sangat berbanding terbalik dengan tebakan kedua remaja itu. Letnan Ma menghela napas, dia kemudian berkata, "Kau menolak untuk mengakuinya padahal sudah ada bukti konkrit yang tidak bisa kau pungkiri. walaupun kau menolak untuk bekerjasama, kami pasti tidak akan pernah melepaskan tiga orang yang bekerja sama denganmu. Kami masih akan tetap mencarinya." */ Beberapa hari telah berlalu, sidang kelanjutan dari kasus pembunuhan nyonya song akan digelar di pengadilan negeri Shanghai. Jaksa penuntut umum yang bertugas masih sama, itu adalah jaksa Xifan. Terdakwa, putri kandung nyonya Song, Song Qiaotong, di bawa dari kantor kepolisian Shanghai menuju ke pengadilan. Sebelum proses persidangan dimulai, Si Zhui secara mengejutkan meminta Jing Yi untuk membiarkannya berbicara pada terdakwa. Jing Yi sudah kehabisan kesabaran, walaupun kali ini orang yang membuatnya kehilangan kesabaran itu adalah seorang gadis yang cantik. Adik sepupu letnan Chen itu berkata, "Kau ingin memberikan kata-kata mutiara apalagi padanya? Bukankah dia sudah menolak mentah-mentah saran mu?" Si Zhui sama sekali tidak marah ketika dia mendengar hal ini. Dia hanya menepuk pundak rekannya itu dan tidak mengatakan apa-apa. Sebagai gantinya, dia berjalan ke arah Song Qiaotong yang tengah duduk dengan ekspresi muram. Si Zhui memperhatikan keadaan gadis itu. Di foto yang telah dia lihat sebelumnya, dia memperlihatkan bahwa putri dari nyonya Song itu tampak sangat cantik. Dia bahkan terlihat mirip dengan ibunya yang telah meninggal. Kulitnya putih pucat dan dia memiliki rambut yang dicat berwarna coklat terang. Di foto itu pula, Song Qiaotong tersenyum sembari memeluk ibunya. Gadis itu memakai jas dokternya di foto yang dia ambil bersama sang ibu. Si Zhui bisa melihat borgol yang ada di tangan Song Qiaotong itu telah membuat kulit tangan gadis itu yang putih menjadi merah. Si Zhui menyadari bahwa masa depan gadis ini sebagai seorang dokter sepenuhnya akan hancur karena kebodohannya sendiri. Si Zhui meletakkan sebuah foto di atas meja. Itu adalah foto Song Qiaotong dan ibunya. "Nona, ini adalah foto yang kami temukan di kamarmu." Si Zhui menyapa Song Qiaotong lalu kemudian duduk di kursi yang ada di depan gadis itu. Keduanya tidak berbicara dan terdakwa hanya menatap foto yang ada di meja sebelum akhirnya menundukkan kepalanya dengan lesu. Si Zhui berkata, "Dalam hitungan menit, kau akan segera diadili. Ucapanku semalam.., kau sepertinya tidak terlalu memperhatikannya? Kali ini aku tidak mau memaksamu lagi, aku hanya ingin menceritakan sebuah kisah untukmu. Hanya beberapa menit." Gadis itu tidak menanggapi ucapan polisi yang berbicara di depannya. Dia hanya memasang telinga seperti seorang murid yang tengah mendengarkan gurunya menjelaskan di depan kelas. Tatapannya tidak beralih dari foto itu. Si Zhui berkata, "Aku hidup di Shanghai sendirian. Ayahku tinggal di Chongqing, sementara abu ibuku berada di rumah pemakaman 'Damai'. Yah, dia telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Itu juga tidak bisa dikatakan beberapa tahun yang lalu, ibuku meninggal saat aku berusia 10 tahun. Ibuku memiliki perawakan yang hampir sama dengan ibumu." Si Zhui juga melirik foto yang ada di atas meja, "Saat pertama kali aku bertugas untuk menyelidiki kasus ini dan melihat mayat ibumu, aku teringat pada ibuku. Hanya saja kisah kita sama sekali berbeda. Ibuku meninggal dengan tenang." Si Zhui melanjutkan ucapannya, ada kenangan ketika dia mengorek kembali isi kepalanya, "Sebelum ibuku meninggal, aku masih ingat betul kata-katanya. Dia berkata 'Jadilah anak yang baik, jangan membuat orang lain menderita. Kau boleh membuat ibu marah, tetapi kau tidak boleh membuat orang lain tidak memaafkanmu. ibu adalah pengecualian, kesalahan apapun yang dibuat olehmu akan selalu ibu maafkan.' Itu adalah kata-kata ibuku dan aku yakin itu juga adalah kata-kata yang ada di setiap hati seorang ibu." Si Zhui menatap Song Qiaotong, "Nona, kau berpikir bahwa apa yang kau lakukan ini adalah untuk ibumu. Niatmu baik, kau ingin menghilangkan penderitaan nya. Tapi caramu salah, bukankah kau seharusnya merasa bersalah? Ibumu bisa saja hidup lebih lama sampai dia tua nanti dan melihatmu bahagia bersama keluargamu. Tapi dia sama sekali tidak bisa melakukan hal itu lagi karena dia telah pergi untuk selama-lamanya." Song Qiaotong, "…" Ini adalah kali pertama Jing Yi mendengar cerita ini dari Si Zhui yang telah menjadi rekannya selama bertahun-tahun. Mereka bahkan sangat dekat begitu mereka saling mengenal di akademi kepolisian beberapa tahun yang lalu. Tapi kali ini Jing Yi baru tahu bahwa kehidupan rekannya itu tidak semulus kehidupannya. Dia tidak mengatakan apa-apa dan hanya diam, memandang Si Zhui yang menceritakan kisah masa lalunya yang pilu. Si Zhui, "Ibumu memiliki kesempatan yang lebih besar daripada ibuku. Ketika dokter memfonis ibuku mengidap kanker dan tidak memiliki kesempatan untuk untuk hidup, maka cita-citanya untuk melihat anak-anaknya memiliki keluarga telah lenyap. Tetapi ibumu berbeda, dia mungkin tersiksa hidup di dunia ini, tapi dia masih memiliki kesempatan untuk terbebas dari siksaan itu, tapi kau merenggut satu-satunya harapan ibumu itu." Air mata mengalir di pipi Song Qiaotong. Si Zhui, "Tapi aku yakin ibumu tidak akan pernah marah padamu. Jadi.." Si Zhui berhenti berbicara, dia melihat air mata membasahi pipi putih Song Qiaotong. Si Zhui berkata, "Apakah kau tidak ingin menunjukkan permintaan maafmu pada ibumu untuk terakhir kalinya? Kau menyerahkan diri karena kau merasa bersalah, tetapi kau belum melakukan usahamu yang terbaik. Aku sudah mengatakan hal ini padamu semalam kan? Nona, ibumu tidak akan pernah marah padamu dan dia akan selalu memaafkanmu, tidakkah kau memiliki hati nurani untuk membalas kebaikanmu ibu itu? Kau mungkin berteman dekat dengan ketiga temanmu, tetapi ibumu adalah orang yang melahirkanmu dan kau adalah orang yang merenggut nyawanya. pikirkan ucapanku baik-baik, kau masih memiliki kesempatan di menit-menit terakhir. Aku yakin nona tidak mau menyesal untuk kedua kalinya." "Terdakwa, silahkan. Persidangan akan segera dimulai." Salah satu petugas yang ada di kantor pengadilan memanggil terdakwa untuk segera dibawa ke ruang sidang. Sebelum masuk ke ruang sidang, Jing Yi menggapai lengan Si Zhui dan dia bertanya, "Apakah yang kau ceritakan padanya itu benar?" Si Zhui menepuk pundak Jing Yi dan dia mengangguk, "Maaf karena aku tidak pernah menceritakan hal ini padamu." Si Zhui kemudian meninggalkan Jing Yi sendirian di ruangan. */ Persidangan telah berjalan selama setengah jam dan jaksa penuntut umum telah menuntut terdakwa dengan hukuman pembunuhan. Baru saja jaksa Xifan akan menuntut terdakwa dengan hukuman lain, hukuman karena dia tidak mau bekerja sama dengan pihak kepolisian dan berusaha menyembunyikan tiga orang yang terlibat bersamanya, tetapi sebelum itu nona song tiba-tiba berkata, "Aku akan berbicara." Pengacara publik yang bertugas untuk mendampingi Song Qiaotong sedikit terkejut, tetapi Song Qiaotong sama sekali tidak memikirkan reaksi pengacara itu. Hakim ketua juga tidak melarang dan memberikan kesempatan untuk Song Qiaotong berbicara. Setelah mendapatkan kesempatannya, gadis itu berkata, "Aku tidak sendirian saat itu. Ada 3 orang yang terlibat bersamaku. Orang-orang yang berada bersamaku dan terlibat pembunuhan, pembunuhan ibuku.." Suara Song Qiaotong bergetar, tangisnya akan pecah ketika dia berkata, "…dia, dia adalah pacarku sendiri dan dua orang lainnya adalah teman pacarku."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD