Persidangan yang semula tenang tiba-tiba menjadi sedikit tak terkendali begitu Song Qiaotong mengungkapkan kebenaran akan peristiwa pembunuhan ibunya yang juga melibatkannya sebagai pemeran utama.
Para penonton yang berada di dalam ruang sidang dan telah mengikuti kasus ini merasa sangat terkejut. Mereka tidak berhenti berbicara dan berbisik-bisik bahkan di depan hakim ketua.
Hingga saat hakim ketua memberikan instruksi dan menyuruh security untuk menenangkan orang-orang yang ada di dalam ruang sidang, barulah para penonton itu diam.
"Silahkan lanjutkan perkataan nona." Kata hakim ketua.
Qiaotong mengehela napas, pandangannya secara tidak sengaja bertemu dengan pandangan Si Zhui yang tengah duduk di bangku penonton. Dan Si Zhui mengganggukan kepala padanya. Jing Yi menyadari kontak di antara keduanya dan tiba-tiba menyiku siku Si Zhui dan berkata, "Apa yang terjadi pada kalian berdua? kata-katamu benar-benar merubah pendiriannya."
Si Zhui sama sekali tidak menjawab dan merespon ucapan dari Jing Yi. Tatapannya tetap terfokus pada Song Qiaotong yang telah berani berbicara lebih jauh.
"Saat itu aku,.. aku melihat ayahku tengah menyiksa ibuku lagi. Dan aku juga mendapati beberapa luka memar baru yang ada di tubuh ibuku. Di saat itu juga aku sudah tidak bisa diam lagi dan menyuruh ibuku untuk pergi dari rumah dan meninggalkan ayahku." Song Qiaotong berkata dengan ekspresi muram di wajahnya yang cantik," Tetapi ibuku menolak keras perkataanku. Lama-kelamaan aku menjadi tidak tahan dengan sifat keduanya. Aku tidak ingin melihat ayahku yang kejam dan juga tidak ingin melihat ibuku yang lemah terus tersakiti dan berusaha bertahan. Satu-satunya hal yang aku benci adalah alasan ibuku bertahan adalah hanya untukku. Dia tidak mau meninggalkan ku hidup bersama ayahku."
Suasana di ruang sidang masih hening ketika Song Qiaotong berkata, "Hingga pada akhirnya aku menceritakan semua hal ini pada pacarku. Dia adalah seorang dokter residen yang sama denganku dan dia juga bekerja di rumah sakit yang sama denganku. Namanya Hu Jiao Long."
"Dia memberikan beberapa ide dan pemikiran bahwa ada acara lain agar penderitaan seseorang bisa lepas dari dirinya. Jiao Long, dia memberiku banyak buku dan juga menyarankan menonton beberapa film yang mengatakan bahwa mati adalah satu-satunya cara agar penderitaan di dunia ini hilang." Song Qiaotong melebarkan matanya, berusaha sekuat tenaga untuk mengungkapkan keluhan dihatinya, "Saat itu aku berfikir bahwa itu adalah ide yang benar-benar bodoh! Aku adalah seorang dokter, jadi bagaimana mungkin aku bisa membunuh seseorang? Dan terlebih lagi orang itu adalah ibuku?! Bagaimana bisa aku menyuruhnya untuk bunuh diri?"
Kepala putri tunggal Bai Qinyang alias nyonya Song itu tertunduk, bulu matanya yang panjang terkulai. Kolam air mata mulai terbentuk ketika dia berkata, "Tetapi pemikiran ku itu tiba-tiba berubah saat aku dengan mata kepalaku sendiri melihat bagaimana perlakuan ayah yang begitu kejam pada ibuku. Aku melihat rekaman CCTV yang diam-diam aku pasang di rumah. Dan di dalam rekaman itu aku melihat..."Song Qiaotong seperti tidak bisa melanjutkan ucapannya lagi. Semakin lama ia berbicara, maka suaranya semakin serak dan tangis tiba-tiba mengalir di pipinya yang putih ketika dia berkata, "Aku melihat ayahku yang mabuk mengambil tongkat golfnya dan memukuli ibuku. Ibuku juga bukanlah orang yang bodoh, dia langsung melarikan diri. Tetapi wanita lemah sepertinya, kemana dia bisa pergi?!"
Tidak ada yang berbicara dan tidak ada yang menyala ucapan dari Song Qiaotong ini. Suasana masih sangat hening. Diliputi oleh rasa bersalah dan juga kesedihan yang meliputi terdakwa putri yang telah membunuh ibunya itu, Qiaotong berkata dengan terisak, "Ibuku tidak bisa melarikan diri begitu jauh saat itu. Dan dia hanya bisa masuk ke salah satu ruangan dan mengunci dirinya. "
"Hanya saja ketika aku kembali dari rumah sakit dan pulang ke rumah, aku tidak bisa mendapati di mana ibu berada. Dan ketika aku melihat rekaman CCTV dan menyadari bahwa ibu telah mengunci dirinya di sebuah ruangan, aku langsung membuka ruangan itu dengan kunci cadangan. Dan menurut kalian apa yang aku dapatkan?" Song Qiaotong menatap para audience. Tatapannya satu persatu bertemu dengan tatapan hakim ketua dan bahkan jaksa penuntut umum, jaksa Xifan.
Xifan, "…."
Song Qiaotong tidak sedang bertanya pada para audiens dan juga para petugas pengadilan yang ada di dalam ruang sidang itu. Dia menjawab pertanyaannya sendiri ketika air mata mengalir di pipinya di waktu yang bersamaan, "Aku mendapati ibuku meringkuk di sudut ruangan. Dia bahkan mengeluarkan…" Tangisan Song Qiaotong semakin pecah ketika dia melanjutkan ucapannya, "Dia buang air kecil di dalam ruangan itu karena dia sangat ketakutan. Dia seperti seorang anak kecil yang takut pada monster!! Kondisinya begitu kotor bahkan ketika dia memakai pakaian bermerek saat itu! Ibuku adalah putri seorang yang cukup berpengaruh, tetapi dia harus mengalami nasib nahas ketika dia harus menikah dengan binatang seperti Song Manchu! Saat itu aku pikiri ide dari pacarku adalah ide yang paling terbaik. Dan mulai saat itulah aku mulai merencanakan pembunuhan ini bersama dengan pacarku sendiri."
Para audiens sepenuhnya menyadari kesedihan yang dialami oleh Song Qiaotong, namun membunuh ibunya adalah hal yang lain. Jadi ketika dia mengatakan pengakuannya di kalimat terakhirnya, para audiens tidak bisa tidak berkomentar. Mereka meneriaki Song Qiaotong dengan kata-kata yang kurang pantas dan menyakiti hati. Namun, gadis hanya diam dan menerima cacian dari para audiens.
Kali ini jaksa penuntut umum, jaksa Xifan, bertanya, "Nona, kau mengatakan bahwa kau memasang kemera CCTV di rumahmu dan melihat ayahmu memukuli ibumu dengan tongkat golf nya. Sebelumnya, tim forensik juga telah mengatakan hal ini. Bahwa ada beberapa tulang rusuk nyoya Song yang patah. Lalu, dimana rekaman itu?"
Song Qiaotong tersenyum mencibir, "Binatang itu pasti telah menghancurkannya."
Song Qiaotong rupanya telah dirasuki kebencian yang mendalam terhadap ayahnya, Song Manchu. Alih-alih memanggilnya dengan sebutan "ayahku," gadis itu lebih menyukai memanggil ayah biologisnya itu dengan sebutan "binatang itu."
"Lalu bagaimana dengan proses pembunuhan yang telah kalian lakukan? Berdasarkan rekaman CCTV yang kami temukan, pihak kepolisian telah menyimpulkan bahwa adanya pergantian pemain saat itu untuk menghindari kalian tertangkap. Bisakah nona menceritakan kronologis kejadian itu?" Jaksa Xifan tampak sangat tenang dan menguasai jalannya persidangan ketika dia menanyakan hal ini.
Song Qiaotong menggangguk, "Sebelum kejadian, di malam harinya, aku sudah berada di rumah untuk merawat ibuku. Dan di tengah malam, aku membawa Hu Jiao Long ke rumah melalui ruang bawah tanah. Itu adalah ruangan tersembunyi yang ada di ruang kerja bina…, ayahku. Aku tahu bahwa ayahku tidak akan pulang hari itu, jadi kami memutuskan untuk melakukan rencana kami di hari itu juga." Kata Song Qiaotong, "Di pagi harinya, Jiao Long memberikanku obat yang sebelumnya telah aku pesan. Itu adalah obat yang aku berikan pada ibuku untuk terakhir kalinya."
"Dan itu adalah Flukonazol?" Tanya Jaksa Xifan.
Song Qiaotong menjawab dengan ekspresi penuh rasa bersalah,"Itu benar. Aku membuang isi kapsul Fluoxetin dan menggantinya dengan Flukonazol. Aku membuat obat itu menjadi serbuk lalu memasukkannya ke dalam sebuah kapsul kosong yang sebelumnya berisi Fluoxetin dan memberikannya pada ibuku bersamaan dengan obat jantungnya (Warfarin)."
"Tidak heran bahwa kau mengetahui tentang obat-obatan ini, itu karena kau adalah seorang dokter. Lanjutkan pengakuanmu nona." Kata hakim ketua.
"Itu bukan aku!" Kata Qiaotong, "Aku tidak terlalu memahami atau bahkan memikirkan cara ini sebagai cara untuk membunuh ibuku sendiri. Itu adalah pemikiran yang tercipta dari otak pacarku dan aku hanya mengikutinya. Dia memang terkenal cerdas."
Jaksa Xifan berdiri dari kursinya. Dia maju dan berjalan mendekat kearah Song Qiaotong. Dengan tenang dia berkata, "Lalu nona, bagaimana mungkin ibumu bisa memiliki beberapa obat di kantongnya? Bukankah kau mengatakan bahwa kau yang memberinya obat itu? Obat itulah yang kemudian ditemukan oleh para petugas dan menjadi titik terang dalam kasus ini."
"Perihal hal itu, itu kemungkinan karena ibuku selalu melakukannya. Dia akan menyimpan beberapa butir obat didalam saku bajunya. Setahuku, itu adalah sebuah kebiasaannya. Dia akan meletakkan beberapa butir obat atau bahkan botol obat di dalam saku baju atau celananya. Ibu pikir itu akan mencegahnya masuk ke dalam kamar dan membangunkan ayah." kata Song Qiaotong.
"Selain itu, masih ada dua pertanyaan yang harus kau jawab di depan majelis hakim. Yang pertama, di mana botol obat yang sebelumnya telah kau berikan pada ibumu? Botol obat itu tidak ada di dalam kamarnya, bahkan ada jejak yang menurut para petugas kepolisian bahwa botol obat itu telah diambil." Jaksa Xifan berkata, "Dan pertanyaan kedua, bagaimana cara dua orang teman pacarmu itu melarikan diri dari rumahmu tanpa bisa diketahui oleh CCTV, kecuali mereka keluar melalui titik buta CCTV. Apakah mereka pergi melalui ruang rahasia yang ada di ruangan kerja ayahmu?"
"Botol obat itu hilang, tentu saja itu karena kami mengambilnya. Pembunuh mana yang akan meninggalkan bukti yang akan membunuh dirinya sendiri?" Song Qiaotong tersenyum pahit ketika dia berkata, "Itu benar, mereka keluar lewat ruangan rahasia yang ada di ruang kerja ayahku."
Setelah membeberkan semua kebenaran perihal kematian dari nyonya Song, sang putri kandung akhirnya merasa sedikit lega. Setelah itu, jaksa penuntut umum memberikan tuntutan pada Song Qiaotong.
*_
Kasus pembunuhan yang melibatkan nyonya besar dari Song Group kini semakin terkuak setelah klarifikasi dari salah satu tersangka yang tidak lain adalah Song Qiaotong. Selain itu, pemburuan terhadap tiga buronan yang terlibat segera di gencarkan oleh pihak kepolisian. Dan tak perlu waktu lama bagi pihak kepolisian Shanghai untuk bisa menangkap satu tersangka utama dan dua orang yang membantu. Hu Jiao Long dan dua orang temannya telah berhasil ditangkap.
Tersangka, pacar Song Qiaotong, yang bernama Hu Jiao Long itu juga adalah seorang dokter residen yang bekerja di tempat yang sama dengan Song Qiaotong. sementara kedua temannya adalah seorang pramusaji dan juga kurir pengantar paket.
Latar belakang pembunuhan yang direncanakan oleh ketiga orang ini adalah karena harta. Mereka mengincar harta warisan yang bisa saja diwariskan kepada Song Qiaotong ketika ibunya meninggal. Mereka dengan cerdas memanfaatkan perseteruan keluarga itu untuk mencapai tujuan mereka. Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan oleh pihak kepolisian, disimpulkan bahwa tidak ada motif lain kecuali motif materi.
Diketahui bahwa pacar Song Qiaotong sendiri adalah seorang dokter residen yang berasal dari keluarga bawah. Hu Jiao Long mengatakan bahwa dia membutuhkan materi untuk membiayai adik-adiknya yang berada di luar kota. Sementara kedua temannya hanya ikut dalam rencana ini karena mereka tertarik dengan iming-iming uang. Ketiga tersangka itu akhirnya dijatuhi hukuman sesuai dengan hukum perundang-undangan tindak kriminal.
*/
Benar ucapan dari pengacara Song Manchu itu, bahwa Song Manchu sama sekali bisa keluar masuk tahanan sesuka hatinya. Dia telah membeli hukum dengan kekuasaannya. Hukuman kurungan yang diterima oleh Song Manchu dengan mudah dapat ditangguhkan setelah Song Manchu mengajukan banding ke pengadilan. Hal ini tentu saja tidak semata-mata dia lakukan tanpa membawa bukti ataupun alat pendukung lainnya.
Song Manchu telah merekayasa hasil pemeriksaan psikologis yang dia lakukan. Dan di dalam hasil pemeriksaan itu, Presdir Song Group itu dinyatakan memiliki masalah dengan kejiwaannya sehingga hukumannya harus ditangguhkan dengan dalih untuk mendapatkan perawatan.
Song Manchu berstatus sebagai tahanan rumah, sementara kasus pembunuhan istrinya yang melibatkan putri kandungnya sendiri seolah-olah tidak pernah terjadi dalam hidupnya. Presdir dari Song Group itu benar-benar melupakan putri kandungnya yang akan dibuih selama beberapa dekade.
*_
Sementara itu, kasus narkoba yang sementara diselidiki oleh letnan Chen masih terus berjalan.
Setelah mendapatkan sedikit kritikan dari dokter Gu, letnan Chen akhirnya merubah penampilannya.
Letnan itu tengah menyamar bersama dua juniornya yang telah kembali padanya, itu adalah Jing Yi dan Si Zhui. Mereka berniat untuk menyelidiki pasar narkoba yang melibatkan perusahaan besar yang juga terkait dengan penemuan mayat pengedar narkoba yang ditemukan oleh kepolisian Pudong beberapa hari yang lalu. Ketiganya berniat untuk menemui salah satu bos pengedar narkoba dengan berpura-pura menjadi seorang pemesan.
"Aku telah menghubungi sindikat pengedar narkoba yang cukup terkenal di kalangan para pembeli sesuai dengan arahan dari letnan. Aku sudah memesan tempat." kata Jing Yi.
Tentu saja Jing Yi adalah orang yang cocok dalam melakukan hal ini. Si Zhui sama sekali tidak memenuhi kriteria sebagai orang yang memakai narkoba ataupun sebagai orang yang memiliki watak b******k*. Jadi dia akan bertindak sebagai orang yang bekerja di belakang layar sementara rekannya dan juga letnan Chen akan bergerak secara terang-terangan dan memainkan peran mereka sebagai pembeli narkoba.