Case Development I: The Beginning

1849 Words
"Kasus ini mungkin tidak sesederhana yang dilihat." Kata letnan Chen. "Yah, kau benar. Ada banyak misteri dalam setiap hal yang terjadi. Ada hukum kausalitas di dunia ini." Dokter Gu mematikan AC mobil dan membuka jendela, membiarkan angin sejuk masuk ke dalam mobil. Sejak dokter Gu masuk ke dalam mobil letnan Chen, secara otomatis dia tidak akan pernah bisa berhenti bicara. Sejak dia sudah duduk dengan nyaman dan memakai seatbelt dengan penuh kesombongan, dia mulai membuka mulutnya. Dan hal berikutnya yang dia katakan setelah pertanyaan ilmiahnya perihal kasus baru letnan Chen adalah pendapatnya sendiri mengenai mobil letnan Chen. “Mobilmu bagus, kapan kau membelinya?” Dokter Gu membuka percakapan sepuluh detik setelah dia selesai membuka jendela mobil. “Setahun yang lalu.” Letnan Chen menjawab dengan suara acuh tak acuh. Letnan itu kembali ke jati dirinya. Dia akan menjawab pertanyaan tidak penting hanya dengan beberapa kata dan mengeluarkan puluhan kata untuk menjawab pertanyaan penting dan masuk akal. “Oh, tapi aku rasa kau benar-benar mempunyai selera yang bagus. Warna hitam sangat cocok untukmu.” Dokter Gu menambahkan, “Ngomong-ngomong apa aku harus mengganti interior bagian dalam mobilku yah? Aku tidak menyukai warna kursinya, aku rasa warna hitam juga akan cocok.” Letnan Chen, “Terserah.” Dokter Gu, “Ah, Chen Yu..kau…” “Aku sedang mengemudi, tolong tenanglah.”Sepertinya sudah ada emosi yang mulai tumbuh dihati letnan Chen. Dia biasanya hanya akan diam selama mengemudi, tidak akan ada suara apapun yang akan mengganggunya, tapi kali ini telinganya benar-benar terganggu saat dokter Gu tidak pernah berhenti mengoceh. Dokter Gu Wei akhirnya diam setelah dibungkam oleh letnan Chen. Mulutnya kini tertutup rapat, tapi kedua tangannya mulai bermain-main dengan sesuatu yang ada di dalam dashboard mobil. Letnan Chen hanya melirik sekilas dan tidak mau ambil pusing, jadi dokter Gu masih mengobrak-ngabrik isi dashboard mobil letnan Chen itu. Hingga tiba-tiba suara ceria dokter Gu kembali terdengar, “Wah bukankah ini kau? Eh…bocah ini mirip seseorang tapi siapa yah?” Dokter Gu tidak sengaja menemukan sebuah foto lama di dalam dashboard mobil letnan Chen. Di foto itu ada dua orang anak laki-laki, satunya terlihat sangat tampan dan dingin, dia juga terlihat tinggi dan menawan, tak perlu diragukan lagi siapa itu, itu adalah sosok muda letnan Chen. Di foto itu, Chen Yu muda tampak tersenyum dengan ekspresi kaku. Sosok muda letnan Chen Yu yang ada di foto itu terlihat begitu menggemaskan, tapi juga menyebalkan diwaktu yang bersamaan. Bocah lain tampak tersenyum sangat lebar sampai mulutnya seperti akan robek. Bocah di dalam foto itu tampak berusia sekitar enam atau tujuh tahun. Kedua lengannya yang pendek terlihat memeluk paha letnan Chen muda. Dokter Gu berpikir, "Aku tidak heran mengapa wajah Chen Yu tampak begitu suram di dalam foto ini? Bocah kecil yang memeluk pahanya itulah penyebabnya! Ahahah." Tidak mendapatkan respon dari orang yang kini masih sibuk mengemudi itu, dokter Gu mendengus, “Aiya, katakanlah sesuatu. Apa aku sedang bicara sendiri?” Setelah beberapa saat, letnan Chen akhirnya menghela napas sebelum akhirnya berkata, “Itu aku, dan anak laki-laki itu adalah pemuda yang baru saja kau temui dirumah korban tadi.” Dokter Gu menganga dan cukup terkesima, “Ah? Maksudmu yang memakai baju kotak-kotak itu yah? Tidak heran dia sama tenangnya denganmu, tapi kenapa di foto ini…" "Bukan dia, yang satunya." Kata letnan Chen. Dokter Gu, "..." Dokter Gu berkata dengan nada suara kurang antusias, "Yah, melihat bagaimana ekspresi bocah di foto ini…, aku rasa dia memang pemuda bernama Jing Yi." "Tidak heran jika kalian mirip satu sama lain. Apa dia adikmu?” Dokter Gu bertanya dengan suara penuh semangat. “Adik sepupu.” Letnan Chen kembali menjawab dengan suara ringan. Dokter Gu, “Ah, tapi sepertinya dia tidak terlihat sepertimu. Ah, maksudku dari segi rupa kalian memang sedikit mirip, tapi kau tenang saja karena kau jauh lebih tampan.” Dokter Gu berkata di dalam hati, "Kau memang tampan, tapi kau tidak bisa mengalahkan ketampananku. Ahahahaha." Dokter Gu masih menganalisis fitur wajah letnan tampan itu dengan saksama sebelum kemudian melanjutkan celotehannya, “Kau terlihat jauh lebih tampan dari bocah ingusan itu, tapi sikap bocah itu sangat berapi-api dan ramah. Kau harus belajar darinya.” Letnan Chen, “…..” */ Perjalanan keduanya menuju rumah sakit Badan Forensik Shanghai (BFS) dipenuhi dengan omong kosong yang mungkin saja tidak akan pernah terpikirkan oleh letnan Chen selama dia hidup. Keduanya akhirnya turun dari mobil dan dengan santai masuk ke dalam sebuah gedung besar berwarna putih. Dan sesuai rencana, dokter Gu menyuruh Jin Ling untuk meneliti alas kaki yang telah mereka gunakan saat mereka berada di TKP. Melalui mikroskop, Jin Ling mulai melihat benda-benda yang tidak bisa dilihat melalui mata telanjang itu. Di dalam laboratorium, dua junior dokter Gu sedang bekerja sementara dokter Gu sangat santai ketika memperhatikan keduanya. “Kenapa aku belum menemukannya?” Jin Ling mengeluh sesaat setelah matanya melihat melalui mikroskop. Dokter Gu menampar pundak pemuda itu dengan gulungan kertas, “Gunakan perbesaran* 40. Jangan terlalu dekat dengan objek yang kau amati." (*Perbesaran lensa objektif pada mikroskop ada tiga yaitu 10, 40, dan 100) “Ahehehhe, maafkan aku.” Jin Ling kemudian mengulangi analisisnya lagi setelah dokter Gu menegurnya. Jin Ling berteriak selang beberapa saat, “Dokter Gu, aku menemukannya!!” “Minggir, biar aku lihat” kata dokter Gu. Senyuman cerah dokter Gu tampak mengembang di wajahnya, dia kemudian menepuk bahu Jin Ling dan berkata, “Bawa apa yang kau temukan ini ke devisi zat beracun.” Selagi dokter Gu bekerja di laboratorium, letnan Chen dan Si Zhui tampak sabar menunggu, tapi tidak dengan Jing Yi. Bocah itu tampak mondar mandir dengan wajah tidak sabaran sebelum akhirnya menemukan mangsa untuk melampiaskan emosinya, “Eh tunggu..” Kata-katanya itu tepat mendarat didepan wajah Jin Ling yang baru saja lewat. Sejak menjadi bahan omelan dokter Gu, wajah Jin Ling benar-benar tidak jauh berbeda dengan wajah Jing Yi yang tidak sabaran. Jin Ling mengerutkan dahinya ketika dia berkata, “Apa? Apa maumu?” “Hah? Kau!! Kau..berapa usiamu? Beraninya kau bicara tidak sopan padaku?” Jing Yi mengerutkan keningnya. “Aku? Aku 22 tahun.” Jin Ling yang sudah jengkel menjadi semakin jengkel karena sikap sembrono Jing Yi yang tiba-tiba menghalangi jalannya. Jing Yi ingin segera mengubur dirinya ketika dia mendengar ucapan Jin Ling, “Kita seumuran…." Jing Yi segera merubah topik pembicaraan, "Eh kapan hasilnya akan keluar? Kalian melakukan ini dan itu begitu lama, persidangan akan berlangsung dalam beberapa hari. Kami masih harus..” Jing Yi tampak tidak jauh berbeda, wajahnya yang tampan terlihat begitu garang saat ini. “Jing Yi, duduk!” Letnan Chen akhirnya membuka mulutnya saat sakit kepala tiba-tiba menyerang kepalanya. Sejak dia berada di mobil bersama dokter Gu, kepalanya sudah pusing karena celotehan yang tidak ada habisnya keluar dari mulut dokter Gu. Dan sekarang adik sepupunya yang kekanak-kanakan itu malah menambah bebannya. Jadi dia hanya bisa membuka mulutnya untuk kemudian menyuruh Jing Yi berhenti membuat onar. “Oh.” Dan Jing Yi akan selalu patuh pada kakak sepupunya itu. Bagi seorang Jing Yi, di dunia ini hanya ada dua orang yang bocah itu takuti, yang pertama adalah ibunya dan yang kedua adalah letnan Chen. Hanya dengan beberapa kata yang keluar dari mulut kakak sepupunya itu, maka seketika Jing Yi akan menjadi anjing manis yang patuh dan tidak banyak membuat masalah lagi. */ Sejauh ini kasus pembunuhan wanita paruh baya yang tidak lain adalah istri dari salah satu konglomerat Shanghai itu masih menjadi sorotan nasional. Bukti-bukti yang didapat dari kepolisian menunjukkan bahwa sang suami dari wanita malang itulah yang menjadi tersangka. Berbagai kutukan dan desakan dari masyarakat untuk segera menghukum tersangka tidak pernah berhenti mengalir. Pihak kepolisian sendiri sudah sakit kepala karena desakan para masyarakat. Selain itu, letnan Chen yang tidak lain adalah penanggung jawab kasus ini masih belum mendapatkan hasil autopsi. Desakan tentu saja tidak pernah lepas dari diri letnan Chen, atasannya selalu memintanya untuk cepat dalam menangani kasus. Tapi letnan Chen tidak mau gegabah, dan entah mengapa dia memilih untuk mempercayai dokter Gu dan menunggu hasil labnya. Dokter Gu dengan langkah santai berjalan menuju letnan Chen, dan letnan Chen yang melihatnya segera berdiri. Letnan itu tidak mengatakan apa-apa, tapi wajahnya tidak bisa berbohong dan menunjukkan jika dia juga penasaran dengan hasil labnya. “Aku minta maaf, tapi hasil labnya tidak akan keluar sekarang. Aku membutuhkan beberapa hari lagi untuk menemukan zat apa yang menempel di alas kaki itu. Kau tau kan? Ada jutaan partikel yang menempel di alas kaki itu, dan itu bahkan sangat kecil. Jadi kita memerlukan waktu, kita harus menunggunya.” Dokter Gu berbicara dengan suara tenang. Jing Yi, “Apa? Ini benar-benar tidak baik. Persidangan akan berlangsung dalam beberapa hari dan…” Letnan Chen melirik Jing Yi, “Jing Yi..” “Ge, tapi waktu kita…” Ini adalah kali pertama dokter Gu mendengar Jing Yi memanggil kakak sepupunya itu dengan sebutan ‘Biaoge’, jadi dia tidak bisa tidak tersenyum dan berkata, “Ternyata kau mengkhawatirkan kakak sepupumu. Tenanglah, aku akan menjamin jika hasilnya akan sangat mengejutkan.” (Gege: Kakak laki-laki. Biaoge: Kakak sepupu laki-laki) “Karena itu, aku akan mempercepatnya. Sore ini, kita akan mendapatkan hasilnya sore ini juga.” Dokter Gu berbicara dengan senyuman merekah. Jing Yi sudah geram, jadi dia tidak bisa tidak mengomel, “Kau mempermainkan kami, kenapa kau tidak mengatakannya dari tadi?" “Itu karena aku ingin melihat ekspresi kaku kakak sepupumu ini. Siapa yang akan menyangka kalau dia masih akan tenang setelah aku mengatakan kita butuh waktu yang lama. Dan sekarang dia juga masih berwajah kaku setelah aku memberitahu kebenarannya.” Dokter Gu memprotes. Jing Yi tidak akan pernah kalah dari lawan bicaranya, jadi dia berkomentar dengan nada acuh tak acuh, “Hmmph, aku awalnya sudah curiga. Di era modern seperti sekarang, mana mungkin kita membutuhkan waktu lama untuk menemukan sesuatu.” “Jing Yi, berhenti berbicara.” Si Zhui yang menyadari bahwa wajah letnan Chen sudah di ambang batas kesabarannya, segera menyeret Jing Yi menjauh dan meninggalkan Letnan Chen berdua dengan dokter Gu. Menyadari jika orang kaku yang kini berdiri di depannya itu sedang menatapnya , dokter Gu segera berbicara, “Apa? Kau akan memarahiku juga? Hmmph! Aku hanya main-main.” “Maafkan Jing Yi, dia memang seperti itu.” Letnan Chen berkata, “Aku harap kau tidak marah.” Dokter Gu, “……”. Dokter Gu berpikir di dalam hatinya, “Apa? Si kolot ini meminta maaf? Aku pikir dia akan memakiku juga.” “Aiya, kau terlalu serius. Aku bukanlah orang yang kaku, bocah seperti itu, aku sudah menghadapi yang bahkan lebih merepotkan darinya. Tenang saja.” Dokter Gu menepuk pundak letnan Chen saat dia berbicara dengan wajah penuh senyuman. Ada sedikit perubahan di wajah dingin letnan Chen saat dokter Gu tersenyum padanya. Bibirnya sedikit melengkung, tidak banyak, tapi senyuman kecil itu tampak anggun dan tentunya langka. “Eii..aiya, Chen Yu…kau baru saja tersenyum kan? Ahahahah kau terlihat jauh lebih tampan ketika tersenyum. Jangan selalu menjadi orang yang kaku, aku yakin akan banyak wanita yang jatuh cinta padamu saat mereka melihatmu tersenyum.” Dokter Gu kembali meledek, dia kemudian melanjutkan, “Ayo, aku akan membelikanmu kopi."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD