Case Development II: Under Investigation

1922 Words
(NOTE: Chapter ini berisi nama-nama obat. Pembaca diharapkan bijak. Terimakasih) * * * Analisis yang dilakukan oleh devisi zat beracun memakan waktu yang cukup lama. Serbuk-serbuk partikel yang menempel di alas kaki plastik itu sangatlah sedikit, sehingga dibutuhkan waktu lebih untuk menganalisanya. Dan setelah 2 jam lamanya, akhirnya dokter Gu memperoleh hasilnya. Jin Ling membawa secarik kertas yang baru saja keluar dari printer. Tanpa membaca hasilnya dia segera menyerahkan kertas itu pada dokter Gu, "Dokter Gu, ini dia." Devisi zat beracun BFS langsung mengirimkan hasil lab mereka dalam bentuk soft file. Jadi ketika kertas putih berisi angka dan nama-nama ilmiah itu keluar dari printer, rasa hangatnya masih melekat di tangan dokter Gu. Dokter Gu berbicara, “Flukanazol dan Warfarin?” Dokter Gu menepuk lembut sayap hidung kirinya menggunakan jari telunjuknya saat dia berkata, “Bukankah kemarin kita hanya menemukan Foxetin dan Warfarin? Kenapa hasil lab tidak menunjukkan kandungan foxetin sama sekali?” Jin Lin yang mendengar perkataan dokter Gu itu tidak bisa tidak berkomentar. Dia kemudian melanjutkan, “Eh, bagaimana dokter bisa memahami hal seperti ini? Bukankah ini bukan bidangmu?” “Aku pernah masuk ke kelas Toxicology. Dan kebetulan ayah angkatku adalah ahli Toxicology, jadi aku sedikit memahaminya.” Dokter Gu menjawab dengan suara malas. (Fluconazole:obat untuk mengobati penyakit akibat infeksi jamur. Warfarin:obat yang digunakan untuk mencegah serangan jantung, stroke, dan pembekuan darah di pembuluh darah dan arteri. Fluoxetine: obat antidepresan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) yang bekerja dengan cara meningkatkan zat alami serotonin di dalam otak. Toksikologi forensik: salah satu cabang forensik yang berperan dalam sebagai penganalisis dan pengevaluasi racun penyebab terjadinya kematian. Source:Google) Jin Ling, “Oh.” Untuk sesaat suasana di lab sangat hening. Tidak ada yang berbicara, letnan Chen yang tenang masih duduk di kursinya, sementara Jin Ling dengan malas memperhatikan dokter Gu. Dokter Gu tiba-tiba berbicara, “Eh, Jin Ling, siapa nama korban?” Jin Ling, “…..” Letnan Chen, “…” Jin Ling baru saja akan menampar dahinya setelah pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut atasannya. Ada urat kekesalan di dahinya ketika dia menjawab dengan acuh tak acuh, “Nama lahirnya adalah Bai Qinyang tapi dia biasa di panggil nyonya Song. " Jin Ling mencibir, wajahnya sangat kesal begitu dia membuka mulutnya, "Kau bahkan tidak mengingat nama pasiemu sendiri!" Dokter Gu, “Aku hanya mengujimu. Tentu saja aku tau kalau namanya adalah Bai Qiyang.” Letnan Chen,"…" Jin Ling ingin sekali berteriak dan menampar dahi dokter tampan itu. Tapi dia sama sekali tidak memiliki kekuatan seperti itu, jadi Jin Ling hanya bisa menelan amarahnya dan menggertakan giginya, berusaha bersabar dalam menghadapi dokter Gu. Jin Ling dengan amarah yang tertahan berkata, “Dia Bai Qinyang, bukan Bai Qinyang.” Entah apa yang di tulis oleh dokter Gu di sebuah kertas. Jika dilihat dari jauh, itu hanyalah peta yang tidak bisa dibaca oleh mata manusia normal seperti letnan Chen. Tetapi bagi Jin Ling, si bocah cerdas, dia bisa mengetahui bahwa itu adalah nama-nama ilmiah yang sering dia lihat dikamus kedokteran. “Binggo!! Itulah kenapa nyonya ini bisa meregang nyawa!" Dokter Gu tiba-tiba berkata dengan suara yang penuh semangat membuat telinga Jin Ling hampir pecah. “Apa? Kenapa?” Jin Ling tampak kebingungan. Sementara itu, letnan Chen kembali tersenyum tipis saat dia melihat semangat dokter Gu Wei. Sesaat setelah mendapatkan hasil lab itu, dokter Gu memeriksa semua resep obat yang pernah diresepkan untuk korban. Di lembar resep yang sebelumnya telah diresepkan untuk nyonya Song itu, ada kandungan Fluoxetin dan Warfarin. Fluoxetin sendiri adalah obat penenang yang biasa digunakan oleh orang yang depresi. Sedangkan Warfarin adalah obat yang diminum korban untuk mencegah penggumpalan darah. Kedua obat ini bukanlah penyebab kematian korban, sebaliknya flukonazol sendiri adalah obat anti jamur yang tidak bisa diminum bersamaan dengan warfarin. Tapi jika Warfarin dan flukonazol di gunakan di saat yang bersamaan, maka hasilnya tentu saja sudah pasti tidak baik. ‘Racun’ adalah satu kata yang tepat untuk menggambarkan kombinasi warfarin dan flukanazol. Dan itulah isi kandungan yang ada di dalam cairan lambung korban! Dokter Gu berbicara di dalam hati, “Seseorang telah mengganti isi yang ada di dalam kapsul Fluoxetin menggunakan flukonazol yang berbahaya. Artinya kematian korban bukanlah disebabkan oleh penganiayaan, tapi karena pil-pil mematikan yang ditemukan pada pada tubuh korban saat autopsi.” Dokter Gu memalingkan wajahnya yang sedari tadi fokus ke kertas ke arah Letnan Chen, “Chen Yu, aku harus ke TKP. Apa boleh?” Letnan Chen tidak banyak bereaksi, dia hanya menjawab dengan wajah penuh ketenangan, “Aku akan pergi bersamamu.” Tak lama berselang, letnan Chen, dokter Gu, dan Jin Ling tiba di rumah korban. Sebelum berangkat ke TKP, letnan Chen sudah menyuruh kedua bawahannya untuk bergabung dengan mereka. Alhasil, wajah menyebalkan Jing Yi dan wajah menenangkan Si Zhui menyambut kedatangan letnan Chen di depan rumah nyonya Song. Tidak perlu waktu yang lama untuk Jing Yi mengomel. Dia segera membuka mulutnya ketika dokter Gu baru saja turun dari mobil letnan Chen, “Dokter, kau mau apa lagi? Bukankah semua barang bukti sudah ada padamu?” Jin Ling yang tidak mau kalah juga segera membalas ucapan Jing Yi, “Kau sebaiknya diam saja. Kau sangat tidak sabaran, hmmph.” Letnan Chen, “…..” Si Zhui, “…..” Dokter Gu, “Pfft, apa kalian semua adalah nona muda?" Dokter Gu menyandarkan lengannya ke pundak Si Zhui sembari mengejek Jing Yi, "Aiya, Jing Yi, aku pikir Si Zhui yang lebih masuk akal dan yang lebih cocok menjadi adik sepupu letnan Chen. Kau lebih cocok menjadi adikku ahahahah." Jing Yi, ".…" "Dan kau Jin Ling.." Dokter Gu mengalihkan tatapannya ke arah Jing Ling sembari berkata, "Aku, Jing Yi, dan kau adalah tiga orang yang sama. Kau tidak jauh berbeda dari kami. Aku rasa kita bisa membentuk sebuah trio. Eh, bagaimana jika namanya ‘trio mulut’, ah tidak, tidak, aku rasa ‘trio cerewet’ akan sangat bagus.” Letnan Chen, “…..” Si Zhui, “….” Jin Ling, “…..” Jing Yi, “……” “Ayo kita masuk.” Letnan Chen tampaknya sudah tidak tahan dengan semua omong kosong yang baru saja keluar dari mulut dokter Gu. Jadi dia segera berjalan dan memimpin semua orang untuk masuk ke dalam rumah. Begitu memasuki rumah, dokter Gu dan Jin Ling sudah seperti dua ekor anjing yang sedang mengendus mangsanya. Mereka mencari kesana kesini, dan tentu saja ketiga polisi itu tidak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh dua dokter forensik itu. “Sebenarnya apa yang akan kau cari? Bukankah kau harus mengatakannya pada kami agar kami bisa membantumu?” Jing Yi mulai tidak sabar. “Jing Yi…” Takut jika Jing Yi akan membuat onar lagi, Si Zhui segera berbicara untuk menghentikannya. Suara si bocah masuk akal, Si Zhui, terdengar sangat renyah ketika dia bertnya pada dokter Gu, “Dokter Gu, katakan saja pada kami benda apa yang sedang kau cari. Kami akan membantumu sebisa kami.” “Kau memang Si Zhui yang masuk akal.” Dokter Gu kemudian melanjutkan, “Temukan semua kapsul dan obat-obatan yang ada dirumah ini. Ah, jangan ragu untuk memeriksa tempat sampah, di bawah ranjang, bahkan toilet sekalipun.” Letnan Chen yang tidak mengerti dengan maksud dokter Gu ini akhirnya buka suara. Rupanya segel mulutnya itu berhasil terbuka karena rasa penasarannya yang tinggi. Dan dengan senang hati, dokter forensik periang itu menceritkan temuan yang dia dapatkan. Dia menceritakan hasil lab yang dia dapatkan tadi. Mereka harus menemukan flukanazol dirumah itu untuk membuktikan penyebab kematian korban. “Dokter Gu, aku menemukan secarik kertas yang berisi resep obat di tempat sampah. Lihatlah.” Selang beberapa lama, Si Zhui menemukan temuannya dan menyerahkannya pada dokter Gu. “Ini adalah resep obat yang diresepkan untuk nyonya Song. Karena tanda tangan dan tanggal di resep ini telah memudar, kita harus memeriksa siapa dan kapan resep ini di ambil.” Ujar dokter Gu. “Kami akan memeriksanya.” Balas letnan Chen. Setelah mendapatkan resep itu, dokter Gu semakin penasaran dengan apa yang akan dia temukan di dalam kamar korban. Di dalam kamar korban, tepatnya di meja rias, ada sebuah kotak kayu yang di gunakan untuk menyimpan obat-obatan. Ada beberapa botol putih yang berisi obat-obatan, susunan semua botoh itu tampak mencurigakan. “Bukankah ini aneh?” Dokter Gu berkata. “Apanya yang aneh? Di ruangan ini selai kau, apa masih ada yang aneh lagi?” balas Jing Yi. Dokter Gu,"…" Dokter Gu tidak perlu untuk menjawab pertanyaannya sendiri karena letnan Chen sudah membuka mulutnya, “Semua botol tersusun rapi, tapi ditengah-tengah kosong. Artinya ada botol obat yang berdiri disini sebelumnya, dan seseorang telah mengambilnya.” Letnan Chen menunjuk ruang kosong di antara botol obat, “ Melihat bagaimana bagian ini tampak tidak rapi, sepertinya orang yang mengambil botol obat yang hilang ini sangat terburu-buru.” Dokter Gu memasang ekspresi takjub ketika dia mendengar analisis letnan Chen, dia kemudian berkomentar, “Aku yakin, botol berisi Fluoxetin yang hilang itu sebelumnya berada disini.” Setelah beberapa saat, mereka pun keluar. Dokter Gu dan Jin Ling akan kembali ke Lab, sementara letnan Chen Yu dan kedua bawahannya pergi ke sebuah rumah sakit tempat obat-obatan itu di resepkan. *_ *Rumah sakit Shanghai* Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi letnan Chen untuk menemui dokter pribadi nyonya Song. Tapi jawaban dari dokter itu sama sekali berbeda dengan dugaan letnan Chen. Dokter itu berkata, “Aku memang meresepkan beberapa obat penenang untuknya. Dan itu semua sudah sesuai dosis.” Letnan Chen kemudian menyerahkan secarik kertas berisi resep itu pada dokter nyonya Song, “Coba anda lihat resep ini. Bukankah anda yang menulisnya?” Dokter itu mengamati resep obat yang diberikan oleh letnan Chen padanya. Wajah tua dokter itu berubah menjadi ekspresi terkejut, dia berkata dengan suara agak keras, “Ini, ini bukan aku yang meresepkannya.” Letnan Chen, “Bagaimana mungkin? Di kertas resep ini ada logo rumah sakit ini, jadi tidak mungkin kalau ini bukan berasal dari anda sendiri. Kecuali….” “Kecuali apa?” Jing Yi bertanya. Letnan Chen tidak menjawab pertanyaan Jing Yi dan segera keluar dari ruangan dokter. Langkahnya sangat tergesa-gesa saat dia sedang menuju ke suatu tempat. Langkah kaki letnan Chen akhirnya berhenti ketika dia tiba di apotek rumah sakit. “Tuan, apa ada yang bisa kami bantu?" Apoteker itu dengan ramah bertanya. “Apa seseorang pernah mengambil obat seperti ini sebelumnya?” Letnan Chen menunjukkan kertas resep pada petugas apotek. “Aku akan memeriksa dulu.” Apoteker itu memeriksa daftar obat keluar di komputernya. Dia kemudian berbicara, “Ada. Seseorang membeli dan mengambil obat ini pada tanggal 20. Tanggal di resep ini pudar, tapi aku yakin ini sama. Tidak ada obat seperti ini yang keluar dari apotek ini di tanggal 20. Hanya ada satu." “Siapa dia?” Letnan Chen bertanya. Petugas apotek itu tampak ragu-ragu, “Ini adalah rahasia pasien dan…” Menyadari apoteker itu tampak enggan membantunya, lentan Chen akhirnya mengeluarkan lencananya, “Aku Letnan Chen Yu dari Unit Kejahatan Kepolisian Shanghai. Kami sedang menyelidiki kasus pembunuhan nyonya Bai Qinyang. Aku harap nona bisa bekerja sama.” “Ah baiklah.” Setelah mengetahui identitas letnan Chen, apoteker itu kemudian melanjutkan, “Yang mengambil resep itu adalah dokter Song Qiaotong. Dia adalah residenndi rumah sakit ini." Apoteker itu melebarkan matanya yang sipit ketika dia berkata, "Ah aku ingat sekarang! Nona Qiaotong mengatakan kalau dia ingin mengambil resep untuk ibunya. Tapi di saat yang bersamaan dia juga menunjukkan resep obat flukonazol. Setelah memberikannya obat untuk ibunya, aku juga memberikan flukonazol seperti yang dia minta. Saat itu aku pikir sepertinya gadis cantik itu mengalami infeksi jamur.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD