Maura akhirnya menginjakkan kaki kembali ke Jakarta. Menghirup lagi udara panas Jakarta yang lama ditinggalkannya. “Tante, kenapa gak pernah nengokin Maura di sana?” dia memeluk erat seorang perempuan usia akhir empat puluhan yang menjemputnya bersama seorang laki-laki yang tak terpaut jauh usianya dengannya. “Kamu itu yang kenapa gak pernah pulang. Tega bener sama Tante.” Maura tertawa. “Hai, Om, apa kabar?” “Baik. Om kira gak pernah pulang karena udah kecantol bule sana, Ra.” Maura tertawa. “Gak inget apa Maura punya pengawal khusus di sana? Mana bisa kencan sama sembarang bule.” Ketiganya tertawa. “Gak diajak pulang sekalian kakakmu itu?” tanya omnya. “Tunggu kontraknya habis katanya.” “Daffa udah betah kehidupan di sana. Balik pun nanti ujungnya cari kerja di sana lagi,” kata t