Ponsel Maura sudah berbunyi beberapa kali sepagian ini. Dia yang tak berencana liburan hingga hari Senin tentu saja tak mempersiapkan karyawannya untuk menghandle semuanya tanpa dirinya. Sementara Andre yang memang sudah mempersiapkan semuanya tampak begitu santai sambil memegang stick gamenya di depan layar televisi berukuran lebar. Maura menekuk bibirnya sambil duduk di sisi suaminya yang tampak begitu tenang. Sejak tadi Andre memang tak menginterupsi pekerjaan Maura sama sekali. “Kenapa?” Andre melirik istrinya. “Ini gara-gara kamu. Ngajak liburan gak bilang-bilang dulu. Aku yang repot.” Andre menghela napas. Ia memutar tubuhnya menghadap istrinya kemudian mengulurkan tangan memijat pelipis Maura. “Mereka telepon terus karena kamu kurang kasih instruksi dan batasan yang jelas. Bil