Setelah mengobrol panjang lebar dan mengisi perut, Daffa mengajak Maura jalan-jalan karena Andre tak juga kunjung selesai dengan pekerjaannya. “Besok pulang pesawat jam berapa?” tanya Daffa. “Sore kayaknya, Kak.” “Kamu beneran cuma ngikut tinggal duduk aja gitu?” Maura mengangguk. “Andre punya sekretaris sama asisten.” “Papa aja gak gitu amat ya sampe bawa dua orang kalau ada kerjaan.” “Sekretarisnya tadi buat nemenin aku sih. Dia meeting cuma bawa asistennya.” “Dia punya Kakak laki-laki juga kan, Ra?” “Iya.” “Kamu gak pernah nanya kenapa bukan kakaknya yang handle perusahaan keluarga mereka?” “Hmmm,” Maura tampak berpikir sejenak. Ia sungguh tak pernah berpikir ke arah sana selama ini. Apa benar Andre yang lebih sibuk dibanding kakaknya, atau justru sebenarnya kakaknya yang leb