"Ra loe gak pergi ke laki loe? Apa loe gak panas lihat tuh nenek lampir nempel sama laki loe terus?" tanya Febby yang ikut penasaran.
Para sahabat Karra tahu tentang Vanesha yang secara terang-terangan memang sudah suka dengan Farrell sejak dulu. Bahkan ketika Farrell mulai berpacaran dengan dirinya Vanesha masih saja suka cari kesempatan untuk mengambil Farrell darinya. Tapi sekarang kenyataan yang berbicara Farrell Ferdinant sudah sah jadi suami Karra dan sekarang Karra juga sedang mengandung anaknya. Dan sampai detik ini Farrell tak pernah menunjukkan bahwa ia tertarik dengan sahabat kecilnya itu. Tapi dasar si nenek lampir itu tidak punya muka mungkin karena masih saja usah untuk bisa mendapatkan Farrell. Padahal ia tahu jika seorang Farrell sudah berubah status menjadi suami Karra. Terkadang Karra emosi karena Vanesha benar-benar tak bisa dibilangin dan tak sadar diri. Ditambah sekarang keadaan Karra sedang hamil jadi bertambah pula rasa kesal yang Karra rasakan saat ini.
Karra melihat dari kejauhan si nenek lampir dengan gak tahu malunya terus mendekati suaminya. Tapi yang bikin kesel suaminya tetap saja acuh dengan kehadiran Vanesha. Suaminya itu apa gak tahu jika sahabat kecilnya sedang berusaha untuk mendekati dirinya. Sedangkan sikap yang ditunjukkan Farrell biasa aja. Dan itu membuat Karra semakin sebal dengan Farrell. Dulu Karra sempat bertanya kenapa Farrell tidak tegas pada Vanesha. Dan jawaban sang suami membuat Karra tak bisa berbicara lagi.
"Arell kenapa kamu gak bilang sama Vanesha kalau sekarang kamu tuh udah punya pasangan jadi kalau bisa jaga sikap bila sedang ada aku di samping kamu. Apa dia gak sadar jika kamu sekarang sudah menjadi suami aku. Jadi seharusnya Vanesha harus jaga jarak," kata Karra pada suaminya.
"Aku udah pernah bilang sama dia. Dan dia bilang kita kan masih tetap bisa sahabatan. Dan dia tahu batas gitu. Jadi ya udahlah biarin aja. Lagian kamu tahu sendiri kalau aku gak akan pernah berpaling ke wanita lain. Jadi ya udah gak usah dibahas lagi," jawab Farrell datar dan santai.
Dan kata-kata Farrell beberapa waktu yang lalu telak membuat Karra tak bisa berkutik. Karena Karra yakin apa yang diucapkan suaminya benar. Bahwa ia tak akan pernah berpaling ke wanita lain. Bukannya Karra mau sombong tapi begitu adanya sifat suaminya itu. Kalau kata anak muda jaman sekarang suaminya ini "bucin" sekali padanya. Jadi ya sudahlah itu memang sifat suamianya yang terlalu cuek dan datar. Tapi kalau soal dirinya Farrell tak akan pernah bisa cuek dan datar. Bahkan ia terlalu possesif seperti saat ini. Orang-orang pasti tak akan menyangka jika tahu bagaimana sikap Farrell bila bersama dirinya. Ia akan terlihat seperti anak-anak saja. Bahkan ia juga bisa sangat over protective bila itu sudah menyangkut tentang Karra. Ditambah lagi sekarang Karena sedang hamil bisa dipastikan Farrell jauh lebih possesif dan over protective lagi.
Suasana pesta Luna semakin malam semakin meriah. Karra sudah melupakan si nenek lampir itu. Dia udah bodoh amat sama dia. Toh Farrell lebih memilih dirinya daripada Vanesha jadi gak usah diambil pusing. Mending ia menikmati suasana pesta dengan para sahabatnya. Karena cuma acara-acara seperti ini yang bisa mempertemukan mereka. Apalagi setelah ini Luna akan ikut Andrew untuk pindah ke Jerman karena Andrew akan pindah kerja disana. Jadi ia akan menikmati malam ini bersama teman-temannya. Sebelum mereka kembali ke rutinitas masing-masing.
"Girls, makasih ya kalian udah bantuin nikahan aku," kata Luna dengan mata yang berkaca-kaca.
"It's ok honey kita ikut senang kalau kamu bisa bahagia dengan laki-laki pilihan kamu. Kami sebagai sahabat akan selalu mendukung apapun yang akan kamu lakukan asalkan itu untuk kebahagian kamu," kata Wenda menghapus air mata Luna yang jatuh dari mata indahnya.
Mereka pun saling berpelukan satu sama lain dan tanpa terasa air mata pun menetes satu sama lain. Persahabatan mereka sudah terjalin dari SMA hingga sekarang. Selama masa sekolah mereka benar-benar menjadi sahabat yang saling mendukung satu sama lain. Bahkan sampai detik ini mereka masih saling support dengan segala pekerjaan yang mereka ambil. Dan mereka sudah dekat satu sama lain. Jadi mereka turut bahagia kalau salah satu sahabat mereka bahagia. Karena bagi mereka sahabat akan selalu ada saat susah ataupun senang. Dan akan saling ada jika salah satu sahabat membutuhkan mereka. Walaupun nanti mereka akan memiliki kehidupan sendiri tapi mereka berjanji persahabatan ini akan terus ada sampai mereka tua nanti.
"Hueekkkk...Hueekkkk..."
Terdengar suara muntahan dari salah satu kamar mandi.
Karra baru saja keluar dari kamar mandi setelah memuntahkan semua isi perutnya. Ia melihat tampilan dirinya di depan cermin. Ia melihat wajahnya sedikit pucat setelah memuntahkan semua isi perutnya. Padahal usia kandungan sudah melewati masa-masa mual seperti ini. Tapi terkadang Karra masih merasakan mual seperti ini. Dan itu membuat Karra sedikit kerepotan. Karena akan membuat badannya lemas dan wajahnya terlihat pucat. Dan jika Farrell melihatnya dengan segera pasti ia akan segera mengajak dirinya pulang ke rumah atau yang lebih parah Farrell akan membawa Karra ke rumah sakit untuk diperiksa. Dan Karra tak mau itu terjadi. Karra masih ingin berada di acara pernikahan Luna. Dan tadi ketika ia tadi sedang memakan makanannya tiba-tiba rasa mualnya datang.
"Sayang, kamu capek ya? Maaf ya sayang mama buat kamu capek kayak gini. Kita cari Daddy dan kita pulang ya? Mama janji setelah ini kita akan langsung istirahat. Jadi jangan nakal ya sampai kita sampai rumah," pinta Karra berbicara dengan anaknya lalu mengelus perutnya yang sudah mulai terlihat.
Dan tak berapa lama rasa mual itu pun menghilang. Karra pun tersenyum karena anaknya bisa mengerti. Ini salah satu cara Karra bila rasa mual itu datang. Ia selalu mengajak anaknya berbicara dan setelah itu keadaanya jadi membaik.
Ketika sedang akan beranjak keluar dari kamar mandi tampak Vanesha memasuki kamar mandi. Dengan gaya yang sok cantik seperti biasanya. Dengan memakai gaun yang kurang bahan dan begitu pas di tubuhnya. Sehingga ia terlihat seksi memakai gaun ini. Vanesha berjalan mendekati Karra dan memandang wajah Karena tak suka. Walaupun begitu Karra sudah terbiasa mendapatkan perlakuan seperti ini dari Vanesha.
"Ternyata loe disini. Loe gak lihat dari tadi Farrell lebih milih sama gue daripada loe. Loe bisa lihat sendiri gue jauh lebih cantik daripada loe. Sedangkan loe udah udik, jelek, dan gendut lagi," kata Vanesha menghina Karra.
Karra berjalan mendekati Vanesha dengan ekspresi datarnya.
"Mungkin gue kalah cantik sama loe tapi yang pasti Farrell lebih milih gue jadi isterinya daripada loe. Dan satu lagi sekarang gue sedang mengandung anak Farrell jadi loe sudah kalah dari gue. Jadi mbak Vanesha yang sok kecantikan kalau anda masih punya urat malu lebih baik jauh-jauh dari laki-laki yang sudah beristri. Bahkan sebentar lagi laki-laki itu akan jadi seorang daddy," balas Karra menekankan kata laki-laki beristri.
Karra bisa melihat wajah marah dari wajah Vanesha. Kata-kata yang ia katakan pada Vanesha begitu telak bagi Vanesha. Karra pun segera meninggalkan Vanesha karena ia sudah sangat capek sekali. Dan ia sangat butuh tidur sekarang. Dan lagi malas meladeni nenek lampir ini.
Ketika ia akan beranjak pergi tiba-tiba Vanesha menarik rambut Karra yang membuat terhuyung.
"Loe gak akan pernah bisa dapatin Farrell karena Farrell cuma buat gue," teriak Vanesha marah.
Vanesha pun semakin menarik rambutnya dan ia mulai terhuyung. Karra takut ia akan jatuh dan akan terjadi sesuatu pada kandungannya. Karra pun berusaha untuk melepaskan genggaman tangan Vanesha. Dengan sekuat tenaga Karra melepaskan tangan Vanesha. Dan gara-gara lantainya licin Vanesha terjatuh dan keningnya terantuk lantai kamar mandi.