Happy Reading
Alexa mansion 07:00 pm
Setelah cukup lama tertidur Alexa terbangun dari tidur nya. Semalam ia begadang sampai pukul 02 dini hari dengan Tim Athena. Mereka melakukan skype mengenai misi nya selain misi utama yang ia jalankan, ia melirik ke arah jam digital yang terdapat diatas nakas sebelah kanan nya. Jam sudah menunjukan pukul 7 pagi.
"Ah...Berapa lama aku tertidur 4 jam? 5 jam?" gumam nya. Ia memijit kening nya karena merasa sedikit pusing. Terlalu lama tertidur membuat pusing menyerang kepalanya saat ini.
Setelah merasa rasa pusing nya mereda, ia langsung bangkit dari tempat tidur lalu melangkah ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.
Ia selesai 10 menit kemudian dan sudah rapi mengenakan Kemeja putih dipadu dengan celana jeans warna hitam, rambut nya di gerai rapi sehingga menambah kesan dewasa pada diri nya. Tak lupa ia sudah menggendong tas berukuran sedang yang berisikan alat-alat nya dalam menjalan kan misi kali ini seperti senjata api, senjata tajam dan berbagai macam alat lain nya. Setelah selesai, ia kembali melangkah ke arah nakas. Di atas nakas terdapat beberapa barang ada buku diary, rentetan buku novel dan diantara banyak nya barang, di atas sana ada 3 barang yang paling berharga bagi nya dan selalu menjadi favoriet nya, yaitu foto diri nya dan orang-orang yang berharga dihidup nya.
Foto pertama memperlihatkan ia sedang dirangkul oleh Mr.X ia tampak tersenyum kecut sedangkan Mr.X tersenyum lebar. Ia sangat mengingat moment itu, Moment dimana ia pertama kali ia menginjakan kaki di IOA. Alexa mendengus, Lagi-lagi ia teringat pada masa itu, masa lalu yang membingungkan.
Flashback
Dulu saat ia pertama kali bertemu dengan Mr.X karena suatu peristiwa, peristiwa yang diingat nya sebagai peristiwa, dimana ia terpisah oleh keluarga nya. Saat itu ia masih berumur 7 tahun. Mr. X yang melihat nya saat itu tengah terluka parah dibawah sebuah bongkahan seperti sayap pesawat melihat nya membuat Mr.X segera menyelamat kan nya. Karena kejadian tersebut membuat Alexa trauma dan harus dirawat full selama 5 bulan sampai harus melakukan berbagai macam terapi untuk menghilangkan trauma nya secara perlahan. Akibat nya, ia divonis mengalami Amnesia Retrograde yang menyebabkan ia kehilangan ingatan nya atau tidak bisa mengingat masa kecil atau masa lalu nya.
Ia tak ingat kenangan-kenangan indah saat bersama kedua orang tua nya, Ia lupa bagaimana wajah dari kedua orang tua nya, bahkan ia juga melupakan nama nya sendiri. Mr.X pernah bilang bila ia seperti orang Amnesia. Setelah terapi nya selesai orang-orang IOA sengaja menanyakan identitas mengenai diri nya namun tak satupun jawaban yang mereka terima. Ia hanya mengingat saat Mr.X menemukan nya dan membawa nya ke markas IOA. Nama Alexa Key pun ia dapat dari Mr.X sehingga jika ada yang bertanya, ia tak kan binggung lagi menjawab itu kata Mr.X.
Setelah kejadian itu, Alexa atau sering dipanggil Agent A tinggal di IOA, ia dilatih untuk menjadi mata-mata, menembak, menusuk, memanah, memukul, melindungi diri, menyamar bahkan menyadap dan mencuri data dari suatu pusat organisasi. Ia memperlajari banyak hal sampai debut pertama nya sebagai agent termuda dan terbaik di IOA diumur nya menginjak 10 tahun.
Awal nya, Para agent IOA tak yakin akan kemampuan seorang Alexa dalam menjalankan misi dengan baik. Tapi, siapa yang sangka? ia bahkan bisa menyelesaikan misi tingkat C tersebut dalam kurun waktu sehari. Misi nya waktu itu adalah mencari gembong narkoba dan menangkap semua anggota gembong narkoba tersebut.
Misi demi misi ia jalan kan dengan baik tak pernah agent A gagal dalam menjalan kan misi. Itu membuat nya berada dalam posisi ke 7 agent terbaik dan berbakat yang berada di IOA dan dipercaya oleh agent lain nya. Namun hal tersebut tak bertahan lama, 2 Tahun setelah nya Ia difitnah karena telah menghianati IOA dan membuat nya harus didepak dari IOA Mr.X selaku pemilik IOA pun tak bisa berbuat banyak untuk membantu Alexa karena desakan dari para petinggi IOA lainnya. Namun dilubuk hati nya yang paling dalam, ia percaya bahwa Alexa tidak lah salah. Setahun berlalu setelah kejadian tersebut Alexa berjalan tanpa arah selalu berpindah-pindah tempat menghindari musuh yang mengintai.
Sampai suatu ketika, ia bertemu dengan seorang Agent perempuan bernama Claudia yang ia tolong saat itu. Entah memang takdir baik yang sedang memihak nya saat itu, Ia pun kini menjadi bagian dari FBI yang berpusat di London, Inggris dengan bantuan Claudia, Ia kembali menemukan keluarga baru. Sungguh Ia sangat berterima kasih pada Claudia yang mau membantu nya bahkan memberikan tempat perlindungan yang ia sebut keluarga. Ia masih ingat betul setiap kata yang Claudia ucapkan pada nya waktu itu.
Suasana Mencekam pun sangat terasa terdengar saat desingan peluru serta suara teriakan kesakitan dari seseorang. Seorang perempuan yang saat ini tengah bersembunyi dibalik bongkahan kayu tengah fokus membalas tembakan musuh nya.
"Beta 1 pada team.. Claudia disini lapor, kalian dimana?" ujar perempuan bernama Claudia.
"Alpha dan Beta 2 disini lapor, titik kordinat berada di sebelah barat dari tempat mu sekarang" sahut seorang yang diketahui bernama Hunt.
"Diterima, Yang lain dimana?" Tanya Claudia
"Aku tidak tahu, terakhir aku melihat mereka berada disebelah utara dari tempat mu berada" jawab Hunt.
"Ah sial!! bisa-bisa nya kita terpisah disaat-saat seperti ini" gerutu Claudia.
"Kau lebih baik fokus saja, biar yang lain menjadi urusan ku" jawab Hunt.
Dor.. Dor.. Arghh.. Suara tadi pun kembali terdengar menambah suasana nya makin mencekam.
"Bagaimana ini, aku harus bisa menangkap bos penjahat itu" Seketika Claudia pun berlari sekencang mungkin saat melihat target nya berusaha kabur.
"Ah sial! Kenapa pakai acara kabur segala sih" gerutu nya sampai di ujung jalan akhir nya Claudia bisa bernafas lega karna sang target ternyata memilih jalan yang salah, Jalan buntu!.
Seringai tipis pun muncul di sudut bibir nya diwajah cantik nya.
"Mau lari kemana lagi kau pozzi? jalan yang kau ambil buntu hah" tukas Claudia
"Cih! Kau tak mudah mendapatkan ku agent" remeh laki-laki tersebut.
"Ah begitu, masih sempat nya engkau menyombongkan diri disaat genting seperti ini" sarkas Claudia mulai menodongkan pistol nya ke arah laki-laki tersebut.
"Tentu saja! Sampaikan salam perpisahan mu pada rekan-rekan mu agent" Ujar laki-laki itu disertai senyum licik nya.
"apa yang kau ucapkan b*****h!"
Tiba tiba
Dorrr....
Ia lengah sebuah peluru saat ini telah bersarang dibahu nya, membuat pistol yang tadi ia gengam seketika terjatuh terlempar jauh dari hadapan nya.
"Ah sial! Mati saja kau k*****t!!" umpat Claudia.
"Ah sudah ku bilang, tidak semudah itu bukan, kau bisa menangkap ku agent" ujar nya seraya berjalan mendekati Claudia.
Sedangkan ditempat yang sama, seseorang saat ini tengah berjalan mengendap-endap setelah mengalahkan anak buah dari sosok pria yang tengah berkoar-koar dengan seorang wanita tak jauh dari nya.
Ia pun menuju ke arah laki-laki yang tengah berkoar-koar didepan perempuan yang saat ini tengah meringis menahan sakit dibahu nya. Tepat saat ia berhasil meraih sebuah pistol yang tergeletak tak jauh dari sosok perempuan tadi, ia langsung menodongkan pistol tersebut tepat diarah jantung sang pria yang tadi menodongkan senjata ke arah agent Claudia. Sontak mereka disana pun terkejut dengan gerakan tiba-tiba tersebut.
Melalui lirikan mata nya, sosok yang tengah menodongkan pistol ke arah pria tadi memberi isyarat bahwa ia harus siap dengan intruksi nya.
"Siapa kau berani sekali kau menodongkan pistol mu kepada ku hah!!" Pekik pria tersebut tak terima.
"Diam atau kau ku tembak" ujar sosok itu datar dengan sorot mata tajam.
Dari arah belakang, terlihat beberapa musuh kembali terlihat berlari ke arah mereka, membuat kepekaan sosok tersebut bangkit kembali
Dor...
Dor ....
Dua orang tewas dengan peluru bersarang tepat di d**a serta kepala nya, membuat Agent Claudia yang melihat secara langsung bagaimana cara menembak sosok tersebut tercengang. Ia sangat santai dalam menembakan peluru, tak ada rasa takut saat melakukan nya.
"Gila!! ini benar-benar gila" batin agent Claudia.
"Lebih baik kau menyerah kalau tak mau berakhir seperti mereka" Ujar nya tajam.
"Tii--dak.. Aku tidak mau seperti itu, aku menyerah tangkap saja aku" sahut laki-laki itu terbata-bata.
"Bagus itu yang aku mau" jawab seseorang itu.
setelah mendengar pernyataan tersebut, agent Claudia yang awal nya sedikit tercengang, lantas langsung memborgol pria tersebut bertepatan dengan datang nya rekan dari agent Claudia dalam Team Athena.
"Claudia kau baik-baik saja? astaga lengan mu berdarah" ujar seorang perempuan bernama Zalina.
Sontak sosok yang tadi membantu Claudia langsung merobek sedikit kain yang ada dibaju nya, dan langsung mendekat ke arah agent Claudia, untuk mengikat luka tembakan tersebut untuk menghentikan pendarahan.
"Eh kau mau apa?" tanya seseorang laki-laki yang berdiri disamping kanan Claudia,dan melihat sosok itu mengikat lengan Claudia.
"Sebaik nya luka mu harus segera di obati nona, jika tidak peluru nya akan menyebabkan infeksi yang cukup serius" ujar nya.
"Ah begitu ya, terima kasih sudah menolong ku" ucap agent Claudia.
Sosok itu tersenyum dan berjalan meninggalkan mereka semua.
"Tunggu nama mu siapa adik kecil" Tanya Claudia.
"Alexa Key, kau bisa memanggilku Alexa" Sahut nya disertai senyuman tipis dan kembali melanjutkan langkah nya. Ya sosok tadi yang membantu Claudia adalah Alexa.
"Tunggu dulu, Kau mau kemana?" Tanya agent Claudia.
"Entahlah, aku tidak tau" ia mengedikan bahu nya.
Sontak Claudia yang mendengar nya pun tersentuh. Bagaimana bisa, seorang anak perempuan yang masih remaja berkeliaran tanpa arah dikota besar seperti London, ditambah saat ia melihat kemampuan nya tadi saat mengunakan senjata api.
"Mau ikut dengan ku? jadilah bagian dari keluarga ku, bagaimana?" tanya Claudia.
Alexa yang saat itu berumur menginjak 14 tahun tersenyum mendengar pernyataan Claudia.
"Apakah boleh aku ikut dengan mu nona? kita baru saja mengenal nama bagaimana mungkin kau menawari aku dengan segitu mudah nya" jawab Alexa balik bertanya.
"Karna aku peduli dengan mu, kau tenang saja aku orang baik, kau bisa percaya kata-kata ku, jadi aku ulangi, mau ikut dengan ku dan menjadi bagian keluarga ku gadis kecil?" ujar nya yang saat ini tengah membungkuk menyesuaikan tinggi badan nya.
"Tentu aku mau nona" Empat kata yang merubah jalan hidup nya.
Note: Pada masa itu, sistem kepemimpinan dalam agent intelejen dalam berkomunikasi menggunakan pola Alpha yaitu ketua, beta sebagai wakil dan istilah lain nya.