Mikaela terduduk di ruang makan, menegak s**u cokelat hangat sambil mengecek ponselnya. Pagi-pagi sekali ayah Mika sudah meninggalkan gadis itu pergi dengan para koleganya. Padahal hari ini hari Minggu, waktu yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga. Tetapi ayah Mika malah pergi memancing bersama teman-temannya.
Sebenarnya Mikaela tidak terlalu memikirkan hal itu selama bisa membuat ayahnya senang. Toh masih ada bi Salma, pak Tarno supirnya dan Seno anak Pak Tarno yang menjadi satpam di rumah Mika.
Mika mengecek pesan yang ia dapat dari Daffa semalam. Hanya kata 'tidur' yang tertera di akhir pesan mereka. Mika berusaha untuk mengirim pesan lagi pada Daffa pagi ini. Ia melirik jam dinding sekilas, jam menunjukan pukul setengah delapan.
"Kak Daffa udah bangun belum ya?" Gumamnya.
Mengabaikan hal itu Mika tetap mencoba mengirimi Daffa pesan.
Mika mengotak-atik ponselnya, memikirkan hal apa yang akan dia tulis.
"Non, telurnya mau dadar apa ceplok?" Tanya bi Salma yang sibuk berkutat dengan kompor dekat ruang makan.
"Ceplok ya bi, setengah mateng." Pinta Mika tak lepas dari layar ponselnya.
'Kak Daffa, aku baru bangun, kakak nggak mau ngucapin selamat pagi gitu ke aku?'
Sent.
Ponsel yang ada digenggaman tangan Mika diletakkan ke meja makan. Mika mengikat rambutnya asal, menyisakan beberapa helai anak-anak rambut yang menjuntai di dahi dan leher jenjangnya.
Mikaela bangkit dari kursi dan mendekat ke arah bi Salma di dapur yang hanya tersekat lemari kaca panjang dengan ruang makan yang sangat besar, meninggalkan ponselnya yang kemungkinan akan berdering beberapa jam kemudian. Masih dengan memakai piyama Spongebob kesukaannya, Mika berniat membantu bi Salma untuk memasak.
"Mika bantuin bi."
Bi Salma hanya bisa membiarkan nona mudanya itu membantu, sudah kebiasaan mereka untuk memasak bersama. Bahkan terkadang Mika-lah yang memasak sedangkan bi Salma melakukan pekerjaan dapur lainnya.
Dengan cekatan Mikaela memotong sosis dan bakso serta sawi yang akan ia gunakan untuk menggoreng nasi. Bosan jika harus sarapan roti. Sedangkan bi Salma sibuk menggoreng telur.
"Apa kabar mas Daffa non?"
Mikaela tertawa mendengar pertanyaan bi Salma.
"Baik bi," jawab Mika masih sambil memotong-motong bahan masakannya.
"Kangen juga sama mas Daffa." Ucap bi Salma jujur karena memang Daffa sudah pernah datang ke rumah Mikaela.
"Sama bi."
Mereka tertawa bersama tanpa menghentikan kegiatan mereka. Sudah terbiasa dengan keadaan seperti itu. Memasak sambil bergosip memang menyenangkan.
"Oh iya bi, nanti siang aku mau masak untuk anak-anak murid aku, bibi tolong ke pasar ya, beliin bahan-bahannya, minta anter pak Tarno aja, nanti Mika yang ngomong. Mika lagi males mau ke pasarnya." Cengir Mika.
"Siap non." Bi Salma mengacungkan jempolnya.
Tak butuh waktu lama untuk menyelesaikan masakannya. Mikaela menaruh piring nasi goreng dengan telur mata sapi ke atas meja makan. Sedangkan Bi Salma masih sibuk membereskan dapur.
Dengan segera Mikaela mengecek ponselnya ketika ia lihat lampu kecil di ponsel itu berkedip-kedip biru menandakan ada pesan masuk.
Betapa girangnya Mikaela melihat pesannya sudah dibalas Daffa 10 menit yang lalu. Buru-buru ia membuka pesan itu.
My love
'Selamat pagi' 07:43
"Astaga, ni cowok cakep lempeng amat sih jawabnya?" Gumam Mika. "Nggak apa-apa, Sabar itu buahnya manis."
Mika mengelus-elus dadanya, kemudian mulai mengetikan sesuatu lagi untuk membalas Daffa.
Mikaela
'Wah, udah bangun ternyata kesayangan , mau kemana sih pagi-pagi udah bangun?' 07:44
Nasi goreng di depan Mika jadi terabaikan begitu saja, padahal daritadi perut Mika sudah berteriak-teriak minta diisi.
Tak lama Daffa membalasnya.
My love
'habis lari pagi' 07:45
Deg. Mikaela ingat sesuatu sekarang. Daffa tidak pernah bisa berlari. Rendy pernah mengatakan itu padanya. Rendy tidak mengatakan dengan jelas alasan mengapa Daffa tidak bisa berlari. Kakak kelasnya itu hanya mengatakan kalau Daffa mempunyai trauma dengan segala macam bentuk olahraga yang melibatkan kekuatan fisik seperti berlari dan.... main basket!
Astaga, Mikaela baru ingat Daffa terlihat sangat pandai memainkan bola keranjang itu. Dan pernah waktu itu Mika bertemu dengan Daffa yang sedang berlari di taman kota. Mikaela jadi berfikir kalau Rendy membohonginya. Atau...
Mikaela tidak berniat menanyakan hal itu. Mungkin itu privasi bagi Daffa. Ia hanya cukup tahu saja, dan menyimpan pertanyaan itu dalam hati sampai tiba waktunya nanti untuk bertanya sendiri pada Daffa. Mungkin saja Daffanya kini sudah bisa menghilangkan traumanya. Dan yang paling penting sekarang cowok es itu membalas pesannya, membuat Mika sangat senang.
Mika ingat dengan nasi goreng yang sudah agak mendingin dihadapannya. Dia menyendok nasi itu ke mulutnya. Kemudian melanjutkan aktivitas berbalas pesan dengan Daffa.
Mikaela
'kakak suka lari ya? Aku juga suka lari lho. Lari-lari di pikiran kakak.' 07:49
My love
'Nggak tuh." 07:50
Mikaela
'Nggak apa? Nggak suka lari atau nggak lari-lari di pikiran kakak?' 07:50
My love
'Nggak tau' 07:52
Mikaela menaruh sendoknya kasar ke piring melihat balasan Daffa.
"Kenapa sih non, kok pagi-pagi udah marah-marah aja?" Bi Inah keluar dari dapurnya sambil membawa keranjang belanja kosong.
Mikaela hanya tersenyum kecut.
"Bibi udah selesai makan, mau ke pasar dulu non, jangan ngelamun aja nanti kesambet."
"Iya bi, ati-ati ya." Mikaela kembali fokus ke Ponselnya.
Mikaela
'Kakak lagi apa sih?' 07:56
My love
'Mau mandi. Mau ikut?' 07:57
Aaggghhh. Mikaela hampir berteriak mendapat balasan seperti itu. Ia buru-buru membalasnya sebelum Daffa benar-benar mandi.
Mikaela
'Mesuuuuuuuummmm' 07:57
Dada Mikaela berdebar menunggu balasan apa yang akan diterimanya.
1 menit...
2 menit...
15 menit...
34 menit...
Sampai Mikaela mencuci piring bekas makannya juga tetap saja Daffa belum membalas. Mikaela duduk lesu di depan TV. Mandinya nanti aja. Pikirnya sambil menggonta ganti siaran pada benda persegi berlayar datar besar yang ada didepannya.
Drrrttt Drrrttt. Secepat kilat Mikaela mengambil ponselnya ketika notif tanda pesan berbunyi.
My love
'Tapi suka kan." 08:36
.
Pintu kamar mandi terbuka, menampakan pemandangan topless cowok ganteng berbadan tegap dengan mata segelap malam. Darren mengusap-usap rambutnya yang basah dengan handuk.
Tangan kanannya sibuk mengetik sesuatu. Darren menatap ponselnya sambil menyeringai, sebelum meletakan ponsel itu dan menyambar kaos putih polos di atas ranjangnya, meloloskan kaos itu melalui rahang dan lehernya yang kokoh, kaos yang sangat pantas di badannya yang ukurannya benar-benar pas di setiap lekukan ototnya.
Setelah berganti baju Darren merasa lapar dan menuju meja makannya. Disana sudah tersedia nasi goreng telur mata sapi buatan bibinya. Benar-benar favourite Darren ketika sarapan.
Darren segera melahabnya sambil terus memainkan ponselnya. Membalas pesan dari Zania, Michelle, Rendy, dan Mikaela. Ya siapa lagi yang akan mengganggu pagi indahnya jika bukan mereka. Terkecuali Zania.
Masih belum ada kabar baik dari Daffa. Namun keadaan Daffa stabil.
Rendy
'Gue ke rumah Lo ya? Maen PS, gue ajak Billy.' 08:38
Darren
'Siapa Billy?' 08:40
Rendy
'Temen gue sama Daffa juga, tapi beda sekolah, tenang aja, dia aman kok." 08:42
Darren
'Oke.' 08:42
Darren menunduk melihat nasinya yang tinggal setengah, terus mengunyah ingin menghabiskannya.
Ponsel Darren terus bergetar, pesan dari Rendy, Michelle dan Zania.
Tuh cewek kok belum bales?
Yang Darren maksud memang Mikaela. Tak lama pesan Mikaela masuk ke ponselnya.
Bawel
'Sukaaaaa bangeeeeetttttt, sama kak Daffa." 08:49
Ada sedikit rasa kecewa di hati Darren ketika Mikaela menyebut nama Daffa. Hanya sedikit. Mungkin hanya 0,1 persen.
Darren
'Oh' 08:50
Bawel
'Kakak suka nggak sama aku?' 08:51
Ck. Darren berdecak. Kalau sudah seperti ini Darren jadi tidak berniat membalasnya. Ia biarkan saja pesan Mikaela dan membuka layanan kontak.
Drrrttt Drrrttt
Rendy
'Gue OTW ya sekarang, siapin sarapan, gue belum sarapan ' 08:54
Darren
'Oke.' 08:54
Baru saja Darren berniat meletakan ponselnya setelah pamit kepada Zania kalau temannya akan datang dan menghabiskan hari Minggunya dengan bermain game, ponsel itu bergetar di tangannya.
Pacar Daffa
'Yaaahh nggak dibales (T.T)' 08:55
Darren benar-benar meletakan ponsel itu tanpa berniat membalasnya. Lebih baik Darren mempersiapkan peralatan game yang akan dipakai nanti.
Sebelumnya ia sudah meminta bi Inah untuk mempersiapkan sarapan untuk kedua temannya.
.
Mika menghela nafas panjang menunggu pesannya yang ia tebak tidak akan dibalas oleh Daffa. Lebih baik ia menunggu bi Salma yang sampai sekarang belum kembali juga. Memasak akan memperbaiki moodnya.
Hari ini dia berniat membagi-bagikan anak muridnya makan siang. Sudah lama ia tidak memasak untuk mereka. Mungkin nanti Mika akan mencoba mengajak Daffa. Ia berharap Daffa akan ikut dengannya karena anak muridnya bilang jika mereka merindukan cowok itu.
Beberapa hari yang lalu ketika Mika mengajar mereka, anak-anak itu bercerita tentang Daffa yang mentraktir mereka es tebu dan siomay. Walau hanya makanan sederhana mereka mengatakan bahwa mereka sangat senang.
Mikaela tersenyum membayangkan kebaikan Daffa.
Pintu ruang depan terbuka. Bi Salma muncul di belakang pak Tarno yang membawakan belanjaan. Mikaela senang melihat bi Salma akhirnya pulang.
Mikaela mendekat membantu pak Tarno membawa belanjaan dan meletakkannya di dapur.
"Mau masak sekarang non?" Bi Salma sibuk memisahkan kantong-kantong belanjaan yang berisi beranekaragam sayuran dan bahan makanan.
"Iya bi, tolong dipisahin ya bahan-bahannya. Aku mau bikin bumbu dulu sama ngerendam ayamnya, biar bumbunya meresap."
"Siap, non."
"Oh iya bi, bantu motongin wortel, kentang sama ayam ya, saya mau buat isian risoles dulu bi."
"Iya, non."
"Satu lagi bi, siapin cabe rawit, mau saya uleg sama bumbu isian risolesnya."
"Lho non, nanti pedes, anak-anak kepedesan." ujar bi Salma polos.
"Nanti saya pisahin bi, saya mau buat yang pedes, sama yang nggak pedes."
"Buat apa sih non bikin dua macem gitu?"
"Daffa suka pedes bi."
Bi Salma segera menjalankan aksinya tanpa banyak bertanya lagi.
Mikaela mulai mengupas bawang merah dan bawang putih yang akan ia haluskan. Ia membiarkan rambutnya yang masih sedikit basah setelah mandi tadi terurai begitu saja, walau sedikit risih karna panjang, tapi dia paling anti mengikat rambutnya yang masih basah, bisa bau, lepek, dan menyebabkan pusing di kepala.
Dibantu bi Salma memotong bahan Mikaela bersenandung riang membayangkan bagaimana cerianya anak-anak muridnya nanti.
.
"Anjriiiitttt, ulang sekali lagi." Umpat Rendy yang berhasil dikalahkan Darren berturut-turut.
Billy hanya terkekeh melihat Rendy mencak-mencak. "Giliran gue ngalahin Lo hei babon Ethiopia." Tukas Billy.
"Kayak mampu aja Lo kerak panci."
Darren menyerahkan stiknya kepada Billy. Sudah dua jam lebih mereka menghabiskan waktu bermain game. Sambil ngemil oleh-oleh yang dibawa nenek Billy dari Spanyol.
Cassava Chips katanya, yang Darren tau adalah Keripik singkong.
Mata Darren lelah memandang layar TV, ia mengambil ponselnya dan mengetik pesan untuk Zania.
Terdengar bisingnya suara Rendy dan Billy yang teriak-teriak tidak jelas. Sebenarnya Darren suka suasana ramai di rumahnya. Besok-besok dia akan dengan senang hati mengundang duo bising itu ke rumahnya. Lumayan daripada dia harus memelihara burung beo.
Zania
'Lagi di Rumah Sakit sama Mama kamu.' 11:31
Darren
'Papa?' 11:32
Zania
'Papa keluar sama sebentar katanya.' 11:33
Darren
'Daffa gimana?' 11:33
Zania
'Masih belum ada perkembangan lagi sayang. Sabar ya." 11:34
"Kakak Darren ganteng, tolong dong ambilin minum. Tanggung nih." Suara Rendy menginterupsi. Kedua tangannya sibuk memencet-mencet tombol dengan nafsu yang menggebu-gebu sambil asik menggoyangkan stik itu ke kanan dan ke kiri.
Darren tak bergeming. Ia juga malas untuk bangkit dari duduknya.
"Ambil sendiri."
"Yah tanggung nih, nanti gue kalah lagi dari si bungkus Chiki ini."
"Eh jamur kulit, ga Lo tinggal juga bentar lagi Lo kalah."
Bi Inah datang dengan membawa tiga gelas jumbo sirup berwarna orange. Bi Inah terlihat bagai bidadari sekarang bagi Rendy dan Billy.
"Makasih bi." Ucap mereka berbarengan.
"Cieeeee... jodoh." Cengir Rendy.
"Najis!" Teriak Billy.
Darren tertawa kecil di belakangnya. Kembali ke laptop. Ponsel maksudnya.
Darren
'Always babe' 11:42
Zania
'Kamu udah makan siang sayang?' 11:43
Berbarengan dengan pesan dari Zania, Darren juga menerima pesan dari Mikaela.
Pacar Daffa
'Kak lagi apa? Sibuk nggak?' 11:43
Darren
'Why?' 11:44
Pacar Daffa
'Aku masak banyak hari ini, mau aku bagi ke anak-anak, mereka bilang kangen sama kakak, mau nggak ikut aku hari ini ketemu mereka? Kalau sibuk ya nggak apa-apa. Nanti aku kesana sendirian. Kalau misalnya nggak sibuk nanti jam 1 ketemu di taman kota. Tempat aku ngajarin mereka." 11:46
Ntah setan apa yang merasuki Darren sekarang. Tanpa berfikir panjang Darren membalas pesan dari Mikaela yang panjangnya hampir satu paragraf itu.
Darren
'Send ur home location' 11:47
Tbc...