"Ha-ha-ha ... bercanda, Sonya. Jangan terlalu dipikirin, kamu sih tegang banget," ucap Sandra sambil tertawa kaku, berusaha mencairkan suasana yang tiba-tiba menjadi dingin setelah ucapannya barusan. Namun, tawa itu tak mampu menembus dinding emosi Sonya yang telanjur tersulut. Wajahnya mengeras, dan tanpa sepatah kata pun, dia melangkah menjauh. Suasana hatinya berubah drastis. Sonya memilih duduk di bangku paling belakang, tempat yang biasanya dia hindari karena terlalu jauh dari dosen. Tapi kali ini, itu adalah satu-satunya tempat di mana dia bisa menjaga jarak dari Sandra, dari keramaian, dan dari segala hal yang terasa menyebalkan pagi ini. Kakinya yang masih lemah diseret perlahan, tongkat penyangganya beradu pelan dengan lantai berubin. Setibanya di kursi paling belakang, Sony

