Pertanyaan itu menghantam Sonya seperti ombak. Kerinduan? Cinta? Segalanya begitu rumit.
Dia menatap Zeron lekat-lekat, pria yang dulu ia cintai sepenuh hati, pria yang kini terbaring kesakitan di hadapannya karena ulahnya sendiri, namun juga pria yang sempat dia yakini telah meninggalkannya demi wanita lain dan membangun keluarga baru.
Kebingungan dan rasa bersalah bercampur aduk dalam dirinya. Haruskah dia menjawab pertanyaan itu sekarang, ataukah dia harus tetap fokus pada Galen?
Tak punya pilihan dalam waktu singkat, Sonya menunduk sesaat, rambutnya yang tergerai menutupi sebagian wajahnya, menyembunyikan ekspresi kacau yang tergambar jelas di sana.
Tangannya mencengkeram erat seprai, menahan diri dari gejolak emosi yang mendidih.
Zeron yang masih terbaring miring, menatap inte
