Nahla berhenti di sebuah taman yang terletak di pinggir kota Jakarta. Suasananya cukup asri, tidak bising dan aman. Ahsan seolah-olah merasa berkencan sekarang, hatinya berbunga-bunga. Mereka memilih duduk di bangku yang menghadap ke danau buatan, sepanjang perjalanan tadi keduanya sama-sama diam. Nahla bahkan kesal dengan dirinya, ke mana sifat jahilnya dulu jika bersama Ahsan? "Lama tak berjumpa." Nahla tersenyum lebar sambil memandang Ahsan, namun laki-laki itu memilih menundukkan wajahnya. "Tepatnya hampir dua puluh hari," jawab Ahsan mangangkat wajahnya, mata bertemu mata, oh Tuhan! lama- lama Ahsan bisa kena serangan jantung. "Bagaimana pekerjaanmu?" "Aku sudah kembali mengajar." "Sudah kuduga." Nahla berubah resah. "Bagaimana denganmu?" "Lumayan baik, " jawab Nahla, padahal