11

902 Words
COWOK berseragam rapi yang menggunakan kacamata hitam berbentuk kotak itu menatap sosok yang tengah duduk di depannya ragu. Sosok yang dilihatnya itu sedang memejamkan mata, dengan kedua tangan yang dilipat di atas d**a sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Sebenarnya dia agak heran kenapa cowok itu tidak menggunakan jaket hitamnya hari ini. “Laskar,” Beberapa detik tidak mendapat respons, cowok yang bername tag Erik Dareka itu mengetuk meja di hadapan Laskar cukup kencang. Hal itu membuat seisi kelas menatapnya dan segera melayangkan bermacam-macam ekspresi. Ada yang menatapnya was-was, takut, hingga mengerikan. Mengerikan kalau Laskar sampai bangun dan mengamuk seperti dulu. “Laskar, bangun.” panggil Erik lagi yang kini mengguncang pundak Laskar pelan. Kalau bukan karena jabatannya sebagai ketua kelas, Erik tidak akan mau membangunkan singa yang menjelmah menjadi manusia ini. Decakan keluar dari bibir Laskar. Cowok itu membuka mata. Tanpa aba-aba, Laskar mendorong Erik hingga cowok berkacamata itu termundur beberapa langkah. Seketika atmosfer kelas berubah menjadi mencekam. Para siswi menahan napas takut, sedangkan para siswi langsung memperbaiki posisi duduk mereka karena merasa ini akan menjadi pertunjukan yang menarik. Dengan wajahnya yang dingin, Laskar bangkit, melangkah mendekati Erik lalu mencengkram kerah baju cowok itu kuat. “Lo bosen hidup?” tanya Laskar dengan nada rendah dan tatapan yang menghunus tajam tepat di manik Erik. Satu kalimat dengan tiga kata yang penuh makna sekaligus membuat seisi kelas merinding. Erik menelan salivanya gugup. Seketika tenggorokannya terasa kering. Terlebih kerah bajunya yang terasa menyesakkan. “L-l-lo, Bu A-ane p-pang-gil, ughk.” Erik terbatuk pelan karena merasa udara semakin menipis. Wajahnya pun mulai berwarna kemerahan. Laskar langsung mendorong Erik hingga cowok itu menabrak meja-meja yang berada di belakangnya lalu melangkah keluar dari kelas, meninggalkan ketegangan yang masih menyelimuti seisi kelas. Langkah Laskar terhenti di depan ruang guru. Tanpa mengetuk, tangannya langsung menggapai knop lalu membukanya. Ruangan tersebut sepi. Jelas karena sekarang guru-guru sedang mengadakan rapat. Maka dari itu seluruh kelas sedang jam kosong sekarang. Di SMA ini, ruang guru terbagi menjadi dua. Satu di samping TU tepatnya di lantai bawah, dan satunya lagi di lantai dua. Biasanya ruang guru di lantai bawah lebih sering digunakan untuk rapat karena tempatnya yang lebih luas. Kakinya membawa cowok itu masuk mendekati sebuah meja. Di setiap meja disekat dari satu ke yang lain agar guru-guru dapat bekerja lebih leluasa. “Ibu cari saya?” tanya Laskar to the point membuat Bu Ane menoleh kepadanya. “Ya. Saya hanya ingin bertanya, di mana tugas analisis yang tempo hari saya berikan?” Guru muda itu menatap Laskar tajam, menunggu jawaban dari sang anak didik. Laskar menaikkan satu alisnya, heran. “Sejak kapan Ibu kasih saya tugas?” “Jangan berpura-pura lupa, Laskar.” “Saya emang enggak ingat.” balas Laskar ketus. “Ngapain juga saya pura-pura.” gumamnya mencibir. Bu Ane menghela napas berat. Pusing mengurus Laskar yang selalu masa bodoh dengan semua tugas yang dia berikan. “Sekarang kau mau apa? Semua hukuman sudah saya berikan.” Bu Ane sudah kehabisan akal untuk mengubah sikap Laskar yang terkenal tak ingin diganggu ini. Seakan dia memiliki dunianya sendiri. “Saya mau tidur.” jawab Laskar tak acuh membuat Bu Ane meliriknya. “Saya sudah memutuskan hukuman yang cocok denganmu.” Bu Ane tersenyum, senyuman yang menurut Laskar sangat menyebalkan. “Sekarang kau bersihkan rak-rak di perpustakaan hingga bersih. Rapikan buku-buku yang berantakan, serta tempatkan buku-buku pinjaman siswa kembali ke raknya.” Mungkin bagi siswa-siswi lainnya itu adalah hukuman yang merepotkan dan memerlukan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Bagaimana tidak, perpustakaan sangat besar dan luas. Rak-raknya menjulang tinggi sehingga jika ingin mengambilnya diperlukan tangga. Dan lagi, membersihkan rak-rak buku itu melelahkan. Tapi beda halnya dengan Laskar. Dia malah mengangguk-angguk malas seraya berkata, “Kalau begitu saya pergi.” “Saya akan mengeceknya nanti. Pastikan kau benar-benar membersihkannya.” “Hm.” gumam Laskar yang kini sudah melewati pintu. Langsung saja dia berjalan menuju perpustakaan. Saat tiba di ruangan penuh buku tersebut, Laskar langsung mendengus sambil mengedarkan pandangannya. Aroma buku yang khas menyeruak masuk ke dalam indra penciumannya. Dengan tangan yang dimasukkan ke saku celana, Laskar melewati penjaga perpustakaan yang sedang sibuk dengan buku tebalnya. Sesaat penjaga perpustakaan itu meliriknya, lalu kembali fokus ke bukunya. Seakan tahu siapa orang yang datang. Dengan perlahan Laskar mengelilingi setiap lorong yang terbentuk karena rak-rak buku tersebut. Hingga sampailah dia di tempat di mana meja beserta kursi disediakan bagi mereka yang ingin membaca di sana. Namun pandangannya langsung berfokus pada sebuah meja yang ditempati oleh seseorang. Seorang cewek yang posisinya menghadap jendela, dan sibuk membaca bukunya dengan serius. Sesekali cewek itu menaikkan rambutnya yang menutupi sebagian wajahnya ke belakang daun telinga. Anehnya, Laskar menikmati saat-saat ini. Biasan cahaya matahari yang masuk melewati jendela sehingga menyinari cewek itu. Tangannya yang membalikkan buku. Pandangan matanya yang sesekali beralih ke buku yang lain. Dan rambutnya yang sesekali jatuh sehingga dia harus menaikkannya lagi ke daun telinganya. Dan dia adalah Rhea. Cewek yang menurutnya sangat monoton sejak pertemuan kedua. Sekaligus cewek yang membuatnya tertarik tanpa alasan yang jelas. Laskar bergeming beberapa saat. Lalu melangkah perlahan menuju cewek itu tanpa suara. Kini dirinya berdiri tepat di belakang Rhea. Menatap cewek itu sejenak, lalu memajukan badannya hingga wajahnya tepat berada di samping kanan cewek itu sambil menatap buku yang sedang Rhea baca, dengan tangan kanan yang memegang pinggir meja. Rhea yang merasa ada seseorang di sampingnya menolehkan kepala. Seketika matanya melebar dengan jantung yang berdetum kencang. “Lo ngapain di sini?”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD