Just Bed Friend, Gak Lebih🫵

1225 Words
"Akhirnya. Kerjaan kelar." Sinola bergumam seraya meregangkan kedua tangan ke udara. Saat hendak memanggil sang sekretaris, niatannya urung seketika. "Ah, iya. Lupa kalau Treya izin pulang on time." TOK ... TOK! "Masuk." "Hey, La, " Sapa sosok yang nyatanya adalah Jake, staf sekaligus bed friend Sinola. "Jake. Belom pulang?" Sinola melirik jam tangan yang tepat menunjukkan pukul tujuh malam "Sengaja nunggu lo." Jake bergegas mendekati meja kerja Sinola. "Latte?" Pria itu menawarkan satu cup latte dingin favorit sang atasan yang biasa di beli di coffe shop lantai lobby. "Thank God. Lo emang tau banget yang gue butuhin," ujar sang CEO seraya mulai menyeruput kopi pemberian Jake. "Tau dong. Gue juga bisa ngasih lebih, La. Kalau lo izinin," goda Jake menampilkan pesona smirk tampannya. Untuk sesaat hening tercipta di antara mereka. "Jake, please. Kita udah pernah bahas ini. Gue bukan tipe cewe yang berkomitmen atau beromansa." Semburat kecewa seketika tergambar jelas di wajah Jake. Jake sendiri merupakan bawahan Sinola yang berposisi sebagai Manajer Marketing Strategy. Sudah beberapa bulan ini Sinola menjalin hubungan pertemanan mesra tanpa status dengan pria tampan itu. Hal itu di karenakan Sinola cukup nyaman dan merasa satu frekuensi. Namun, bukan cinta melainkan sekadar pelampiasan hasrat liar. Sebaliknya, hati Sinola sangat enggan untuk jatuh cinta pada pria mana pun. Tenang, Jake. Lo gak boleh nyerah. Gue akan runtuhin hati lo suatu hari, La. "Hahaha. Becanda, La. Serius amat," koreksi Jake cepat-cepat. "Syukurlah kita masih sefrekuensi." Sinola mulai membenahi barang, bersiap untuk pulang. "Anyway ... kalau lo mau cari yang serius, silahkan hengkang kapanpun, ok," tandas Sinola menegaskan status mereka. Meski merasa kecewa, Jake berjanji tak akan menyerah mendapatkan cinta bosnya. Gue bakal berusaha bikin lo klepek dengan pesona charming anti gagal. Pelan-pelan, lo pasti bakalan jatuh hati beneran sama gue, La. *** "Euh! Gak semangat banget hari ini. Semua gara-gara papa kemarin. Mana hari ini pula datang si mentor, " rutuk Sinola yang baru saja sampai di ruangannya. "Yuhuu! Latte." Atreya kembali ke setelan semula, berkepribadian ceriwis saat hanya berduaan saja dengan sang sahabat. "Thanks, Trey." "Sorry ya, La. Kemarin gue ada keperluan dadakan. Jadi gak nemenin lo lembur." "Gak apa kali, lo itu staf yang memiliki hak, bukan kacung," tegas Sinola bijak. Sisi ini juga yang disukai Atreya dan betah bersahabat dengan Sinola walau terkadang bosnya bersikap absurd. Sayangnya, Diego selaku sang ayah terlalu sibuk sehingga tidak mengetahui kebaikan tersembunyi putrinya. "Jadi kemarin sampe jam berapa?" "Jam 7." "Pulang sama supir?" "Gak. Sama Jake." "Ciehhh!" "Apa, si cie-cie!?" "Kayaknya yang ini bakal lanjut ke serius," cetus Atreya mengompori hubungannya dengan Jake. Hanya Atreya yang tahu hubungan pertemanan mesra tanpa status antara Sinola dengan pria. "Gak akan sampe sana!" Raut sumringah Atreya seketika memudar. "Yeu. Emang kenapa, si? Kurang apa coba Jake? Ganteng, mapan. Ya, walaupun mapanan lo kemana-mana." Sinola hanya menanggapi dengan memutar bola matanya. "Stop di sana, jangan jodoh-jodohin gue ama cowo manapun, key!? Yuk, lanjut kerja." Sinola tetap keras kepala, menegaskan enggan berkomitmen dalam sebuah hubungan. Hari berlalu begitu cepat sehingga tak terasa waktu menjelang istirahat telah tiba. TOK ... TOK! Seseorang mengetuk ruang Manager Marketing Strategy alias ruangan Jake. "Masuk." "Misi Pak. Mau nganter laporan." "Ok," jawab Jake seadanya tanpa melihat lawan bicara. Ish. Dingin pake banget si Jake. Padahal udah bela-belain pake outfit kantor sexy yang kekinian gini, batin sang gadis merespon sikap acuh atasan langsungnya. Jake yang menyadari sosok sekretarisnya belum beranjak spontan melirik ke arah gadis bernama Natasha Angela. "Ada hal lain?" "Ada. Gue cuma mau bilang Lo tuh dingin banget," komplain Natasha bersungut-sungut. "He? Kan kita lagi kerja. Harus Profesional dong, Nat." "Ya, tapi gak perlu sedingin itu kali. Perasaan kalau main ke rumah, lo orangnya asik," kilah Natasya masih tak terima dan ingin diperlakukan seperti biasa. "Ssst! Jangan kenceng-kenceng ngomongnya. Ntar disangka kita punya hubungan spesial padahal cuma tetanggaan," larang Jake seraya mendesis. Pria itu lantas beranjak dari kursi menghampiri Natasha. Nyatanya Jake dan Natasha adalah tetangga yang rumahnya bersebelahan. "Emang kenapa kalau punya hubungan? Gak ada aturan juga sekantor pacaran," ketus Natasha. "Ya, emang gak ada.Tapi ntar jadi bahan gunjingan kalau lo di istimewain karena kita tetangga." "Ergh! gak peka banget. Maksud gue, kenapa kita gak bisa pacaran?" sentak Natasha secara tidak langsung menyatakan cinta pada Jake. DEG! Ada jeda sesaat setelah ucapan terlontar dari mulut Natasha. Bukan kali ini saja tetangganya itu menyatakan cinta kepada Jake melainkan sudah berkali-kali. "Astaga, Nat. Mesti gue bilangin berapa kali kalau gue gak sebaik itu." Jake menghela napas sejenak. " Lo cewe baik dan manis, Nat. Lo pantes dapetin lebih dari gue." "Alah. Selalu alesan ini. Bilang aja ada cewe yang lo suka, kan?" tuduh Natasha tak terima. Sorot matanya menatap sengit kepada Jake. "Bukan gitu. Lo tau sendiri kalau gue bukan tipe cowo yang settle sama satu cewe." "Kan lo bisa coba, Jake." Natasha mulai memegang jemari Jake, menyusupkan miliknya perlahan. Natasha sudah menyukai tetangganya itu sejak lama. Namun, karena sifat Jake yang playboy bin f*ckboy, pria itu selalu menolaknya dengan alasan Natasha bisa mendapatkan yang lebih baik darinya. Tak hanya itu, alasan lainnya karena Jake sudah mengganggap Natasha seperti saudara sendiri. Kedua orang mereka bahkan akrab dan kerap saling tolong menolong dalam bertetangga. "Jake, gue butuh—" "Nola!" Saat hendak berkata lagi, Jake tiba-tiba menyerukan nama Sinola. Natasha sontak menoleh ke ambang pintu dan di sana ia menemukan presensi sang CEO. Hah! Jake manggil Bu Nola pake nama panggilan formal? Tak hanya ekspresi terkejut, Natasha bahkan membatin shock kala Jake memanggil nama sang CEO secara langsung. Jake spontan mengibas tangan Natasha yang melekat padanya. Berjalan cepat ke arah Sinola. Hmmm ... Lama-lama gue perhatiin, perlakuan Jake sama Bu Nola kayak lebih dari atasan sama bawahan biasa. "Uhm ... Bos. Ada yang bisa saya bantu?" "Apa saya ganggu?" tanya Sinola datar. "Gak sama sekali," tegas Jake. "Natasha. kamu boleh lanjutkan kerja," Jake mengkode gadis dengan surai panjang tergerai itu agar segera keluar dari rungannya. Meski kesal, Natasha manut. "Maaf ya, La. Tadi gak seperti yang lo liat, sumpah," tutur Jake mengklarifikasi cepat-cepat situasi dengan Natasha tadi. "Oh. Pegangan tangan maksudnya?" "Ralat! Bukan pegangan tangan. Tapi—" "Hey, Chill! Kita bukan pasangan. Dan please lo gak usah terlalu cringe atau excited berlebihan," terang Sinola meluruskan. "Fyi, juga. Apa yang terjadi semalem itu buat terakhir kali, Jake. Gue gak mau situasi kita canggung di kantor." Penegasan malam panas mereka semalam adalah yang terakhir kali, sontak membuat harapan Jake runtuh. Tapi, di antara semua cewe, lo yang paling berkesan, Nola. "Ok, Ok." Walau sakit Jake terpaksa segera mengiyakan pernyataan Sinola saat ini karena tak ingin puan incarannya semakin risih. "Good." Sinola lantas menyerahkan dokumen laporan yang telah ditandatangani untuk Jake. "Btw, tumben lo ke sini? Biasanya nyuruh gue ke ruangan lo." "Gue sekalian mau maksi." "Yuk bareng!" ajak Jake antusias. "Gak bisa, Jake. Gue ada janji maksi sama bokap," tolak Sinola. Sebelum Sinola berlalu, Jake melakukan hal di luar dugaan dengan mencium kening atasannya. Namun, sayang Sinola hanya merespon datar dan berlalu. "He? Kok kayak gak berhasil, ya?" Jake menggaruk tengkuk keheranan. Pasalnya, pria itu sedang mempraktekan sebuah tips agar supaya wanita jatuh hati yang didapat dari dunia maya. "Tadi kata internet kalau mau ambi hati cewe stop berlagak kayak f*ckboy." Jake mengeluarkan ponsel pintarnya lagi untuk kembali mengecek tips yang ia dapat sebelumnya. "Tuh, kan. Lebih baik cium kening. Lha, yang di cium malah datar." Jake pun menghela napas pasrah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD