Blind Date

1115 Words
Waktu berlalu sangat cepat, sudah 4 bulan aku bekerja di perusahaan milik Michael. pada hari ini aku berencana untuk ikut sebuah acara tv yang bernama ‘Blind Date’. Aku mengikuti acara tersebut semata – mata hanya karena iseng dan ingin merasakan sensasi yang baru. Aku juga ingin tau bagaimana rasanya berkencan selain dengan Chris dan Michael. Aku juga sedang kesal dengan dua orang laki – laki itu, karena selama sebulan terakhir mereka sangat sibuk dengan bisnisnya masing – masing. Meskipun aku dan Michael bertemu setiap hari, tetapi akhir – akhir ini perusahaan sedang kritis dan itu membuat Michael pusing dan sangat sibuk. Aku duduk disebuah kursi didepan studio tempat aku akan syuting tv show tersebut. Banyak wanita yang menunggu giliran untuk dipanggil. Setelah beberapa menit aku menunggu, akhirnya giliranku datang juga. Aku duduk disebuah sofa dan seorang laki – laki duduk dikursi dibalik dinding. Aku tidak bisa melihat pria tersebut. Namun aku mempunyai firasat bahwa pria ini tampan dan berkarismatik, bisa dilihat dari beberapa wajah penonton yang melihat pria itu dengan penuh kekaguman. “Baik. Disini sudah ada Michelle perempuan cantik dan single yang sedang mencari cinta.” “Dia adalah peserta terakhir mala mini. Semoga saja beruntung dan bisa menemukan cintanya malam ini.” Lanjut sang pembawa acara. “Baik Mr.x kami berikan anda kesempatan untuk memberi Michelle beberapa pertanyaan.” “Oke.” Ucap Mr. X. Suara Mr. x sangat berat dan terdengar maskulin. Firasatku semakin baik akan laki – laki misterus ini. “Hai Michelle.” Sapa Mr. x “Hai juga.” “Aku mau nanya, apa film kesukaan kamu?” “Aku suka The Hunger games, kalau kamu?” Jawabku. “Wah, kebetulan sama.” Mr. x terdengar tertawa senang. “Tipe cowok kamu itu gimana sih?” Tanya Mr. x lagi. “Yang lebih tinggi dari aku, yang bisa nerima aku apa adanya dan tampan.” “Nice.” Setelah kami saling bertanya jawab. Aku merasa cocok dengan laki – laki misterius ini dan begitu juga sebaliknya. Akhirnya dinding pembataspun akan segera dibuka. Aku pun semakin grogi dan takut bahwa pria ini tidak sesuai ekspektasiku. Dinding pembatas pun terbuka dan tampak seorang laki – laki tampan dengan rambut blonde memakai kemeja hitam. Ia tersenyum kepadaku dan langsung memelukku erat. Aku sangat senang karena pria ini melebihi ekspektasiku. “Kenalin aku Andrew.” Ucap pria itu. “Hai Andrew, aku Michelle.” “Ayo ciuman!” teriak penonton. Aku tertawa mendengar hal itu dan Andrew juga ikut tertawa. Senyumnya sangat manis dan aku menyukainya. “Gimana? Mau kiss?” Tanya Andrew. Aku hanya mengangguk. Dengan perlahan Andrew mendekati wajahnya kepadaku dan mencium bibirku sangat lembut. Ia menatapku dan memegang daguku, lalu ia lanjut menciumku. Seketika studio menjadi ramai karena sorakan para penonton. “Yey. Selamat buat Andrew dan Michelle. Semoga semuanya lancar.” Ucap sang pembawa acara sambil melambaikan tangannya. Aku dan Andrew pergi meninggalkan studio. Kami berdua masih canggung dan belum ada yang berani untuk membuka pembicaraan sampai Andrew menghentikan langkahnya dan berdiri tegak didepanku. “Kita mau kemana ya?” Tanya Andrew. “Hmm. Gimana kalau makan? Sambil ngobrol – ngobrol.” Jawabku. “Ide bagus. Ayo.” Andrew menggandeng tanganku dan kami berjalan menuju parkiran mobil. Selama perjalanan kami berbicara tentang banyak hal. Seperti alasan kami kenapa ikut acara tv seperti itu sampai ke makanan kesukaan. Andrew adalah tipe cowok yang sangat friendly. Selain tampan, ia juga ternyata sangat karismatik. Andrew memutar salah satu lagu The Script yang berjudul superheroes. Kami bernyanyi bersama. Aku akui kami berdua sangat cocok sejauh ini. Gara – gara Andrew aku lupa akan Michael dan Chris sejenak. Akhirnya kami sampai juga disebuah restoran jepang. Kami berdua memilih untuk memesan sushi, ramen, dan 2 gelas ocha. Perasaan gugupku sudah mulai hilang semenjak aku tau bahwa Andrew adalah orang yang sangat seru dan ramah. Aku duduk disampingnya dan menyandarkan kepalaku pada bahunya. Kami seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara meskipun aku juga tidak mengerti dengan perasaanku sendiri. Sambil menunggu makanan datang, aku dan Andrew berciuman lagi. Kali ini ciumannya lebih ganas dari pada sebelumnya. “Makanannya.” “Terimakasih.” Jawab Andrew. “Pelayannya gak tepat waktu banget.” Keluhku. “Hahaha. Iya ih.” “Tapi liat dong ini. Sushinya enak banget.” Andrew langsung memakan sepotong sushi. “Hmm. Top banget.” Tambahnya. “Masa sih?” Aku ikut mencoba sushi yang dimakan oleh Andrew. “Oh iya. Enak banget banget.” Ucapku seraya mengunyah. “Hahaha. Kamu lucu deh. Ditelen dulu baru ngomong.” Kata Andrew. “Abisnya ini enak banget. Aku suka.” “Sama aku juga suka banget. Sama kamu.” Rayu Andrew. “Hahah, bisa aja kamu.” Kami berdua lanjut menyantap semua makanan yang ada didepan kami hingga kami berdua kekenyangan. Seusai makan siang, kami berdua memutuskan untuk pergi ke rumah Andrew. Rumah Andrew cukup besar dan mewah. Aku bisa menebak kalau Andrew adalah orang kaya dan cerdas. “Kamu kerja apa?” tanyaku penasaran. “Aku pengacara.” Jawabnya sambil duduk disofa. “Ohh gitu.” Andrew duduk di sampingku. Keadaan sekarang sangat canggung, aku tidak tau harus berbicara apa dengannya. Aku tidak punya topik apapun untuk dibicarakan. “Kamu benearan gak ada pacar ?” Tanya Andrew. “Gak ada sih. Aku lagi ada di complicated relationship aja sekarang.” Jawabku. “Complicated relationship ? kok bisa ?” Andrew Nampak sangat penasaran dengan urusan percintaanku. “Aku gak tau harus jawab atau enggak, kita gak saling kenal, kita baru kenal cuma di acara itu tadi.” Kataku. “Justru karena kita belum kenal dekat, kita bebas mau ngomong apa aja.” Ucap Andrew. “Hmm.” Aku berfikir bahwa omongan Andrew ada benarnya juga. Aku bisa bebas untuk curhat apapun padanya karena kita belum terlalu mengenal dekat. “Aku jatuh cinta dengan 2 orang pria.” Kataku seraya memalingkan wajah. “Wow. Terus gimana ? Kamu udah milih diantara mereka berdua ?” Tanya Andrew kepadaku. “Belum.” Aku menggelengkan kepala. “Wow. Relationship emang gak enak dan serba salah.” Ucap Andrew. “Kenapa gitu ?” “Karena kalau kita setia, kita bakalan sakit hati kalau diselingkuhin tapi kalau ada di hubungan cinta segitiga malah buat kita gila.” Jelasnya. “Bener juga sih. Aku nyaman dengan keduanya, tapi aku lebih bahagia dengan salah satunya.” Ucapku. “Kalau kamu lebih bahagia dengan yang satunya, yaudah pilih aja yang itu.” Saran Andrew. “Tapi dia adalah mantan pacarku. Kami sempat ada hubungan beberapa saat.” “Lebih pusing lagi sih kalau ini.” “Saran dari aku, kamu pilih aja yang paling nyaman di hati kamu. Gak usah mikirin hal lain. Ikutin aja kata hati kamu.” Saran Andrew.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD