“Aku orang yang spesial?” Tanyaku untuk memastikan apakah benar yang aku dengar itu.
“Iya, kamu orang spesial dihidup aku.” Jawab Michael.
“Btw, enak kan makanan di restoran ini?” Michael sambil melahap oyster.
“Iya enak banget aku suka.”
“Oke pokoknya ini jadi salah satu restoran favorit kita.” Kata Michael.
“Oke. Haha.”
Setelah makan siang, aku dan Michael pergi balik ke kantor. Ketika masuk kedalam mobil perasaanku agak sedikit tidak nyaman dengan sang supir yang menyaksikan aku dan Michael berhubungan badan tadi.
Aku berusaha untuk tidak melihat supir itu. Aku dan Michael berpegangan tangan selama perjalanan balik ke kantor. Perjalanan pulang terasa lebih lama dibandingkan tadi, mungkin karena sekarang kami tidak melakukan apapun selain berpegangan tangan dan memandangi setiap gedung yang kami lewati.
“Aku cinta banget sama kota New York.” Kata Michael.
“Oh ya? kenapa?” Tanyaku penasaran.
“Karena di kota inilah hatiku bisa tenang. Sebelumnya aku pernah sekolah di Jerman tapi aku gak sebahagia sekarang.”
“Yaudah, kalau gitu jangan pergi dari New York.” Kataku.
“Gak akan. Apalagi disini udah ada bidadari.” Rayu Michael seraya memegang daguku.
“Disini sih emang banyak banget bidadari.”
“Pak sudah sampai kantor.” Kata sang supir memecahkan suasana romantis.
“Oh, baik.”
“Kita harus balik acting lagi.” Kata Michael.
“Siap pak.”
Aku berjalan dibelakang Michael. Punggungnya sangat tegap dan badannya yang sangat tinggi membuatku benar – benar kagum. Aku sangat suka dengan pria tinggi. Aku merasa lebih aman dan nyaman jika aku jalan dengan pria yang lebih tinggi dariku. Mungkin itu adalah naluri wanita yang selalu ingin dilindungi.
Aku kembali duduk di kursi kerjaku. Lalu seorang wanita menghampiri mejaku dengan tatapan yang sangat sinis.
“Lu pegawai baru kan?” Tanya wanita itu.
“Iya kak. Emang kenapa?”
“Malah balik nanya. Kalau pegawai baru disini ada peraturannya.”
“Apa itu peraturannya?” Tanyaku.
“Selama sebulan harus bawa makanan enak setiap hari.” Jawabnya.
“Ha? Saya mana ada uang kak.” Kataku.
“Gak peduli.”
“Emang pak Michael buat peraturan kayak gitu disini?” Tanyaku.
“Para senior yang buat aturannya. Kalau lu sampe ngelapor gue jamin lu gak bakal tenang kerja disini.” Ancam wanita itu.
Lalu wanita itu pergi meninggalkanku. Aku tidak akan mau menuruti perkataan wanita iblis itu. Tidak mungkin aku membawa makanan setiap hari ke kantor. Aku disini ingin mendapatkan uang bukan menghambur – hamburkan uang, apalagi untuk mereka orang – orang yang sangat tidak penting.
Aku kembali melanjutkan pekerjaanku. Sampai akhirnya aku terganggu dengan suara seorang wanita yang mencoba menerobos masuk. Aku beranjak dari kursiku dan berjalan menuju sumber suara. Ternyata itu adalah Kiara yang lagi – lagi membuat onar dalam hidupku.
“Ada apa ini?” Tanyaku.
“Ini ada orang yang mau ketemu sama pak Michael.” Jawab salah satu security.
“Lu? Cewek yang waktu itu dirumah Chris kan?” Tanya Kiara seraya menunjukku.
“Lu ngapain disini? buat onar lagi?” Tanyaku.
“Apa urusan lu sih? Biarin gue ketemu Michael sekarang!” Teriak Kiara.
“Security, bawa dia keluar.” Perintahku.
“Baik.”
Kiara akhirnya berhasil untuk diusir.
Waktupun berlalu dengan cepat. Aku akhirnya menyelasaikan hari pertama bekerjaku dengan baik. Michael berniat untuk mengantarku pulang, tetapi aku menolaknya. Aku tidak mau diantar Michael pulang karena aku hari ini ingin menghilangkan penat dengan menikmati sore hari sendirian dan beristirahat.
Aku pergi ketaman dekat rumah sebelum pulang. Lalu aku membeli teh hangat untuk menemani sore hariku ini. Aku duduk disebuah tempat duduk persis di bawah pohon. Banyak orang – orang yang berlari atau jalan – jalan bersama binatang piaraan mereka lalu banyak juga orang yang bersama pacarnya,
Aku suka taman ini karena tempat ini sangat asri dan sangat cocok untuk dijadikan tempat bersantai disore hari. Aku mengecheck hpku dan banyak pesan masuk dari Chris. Ia mengatakan bahwa ingin bertemu denganku sore ini. tapi karena aku sangat lelah, aku memutuskan untuk menolak ajakan Chris dan balik kerumah.
Setibanya dirumah aku dikagetkan dengan mobil Chris yang sudah terparkir didepan rumahku. Aku masuk kedalam rumah dan sudah ada Chris di sofa sedang berbincang dengan ibuku.
“Michelle, akhirnya kamu pulang juga.” Kata Chris dan ia langsung memelukku erat.
“Chris, ngapain disini?” Tanyaku.
“Aku pengen ketemu kamu seharian ini. tapi susah banget. Makanya aku langsung aja kerumah kamu.” Jawab Michelle.
“Maaf Chris, aku capek banget makanya aku langsung pulang.”
“Kamu disini dulu aja, temenin Chris disini.” Pinta ibuku.
“Iya mom.”
Aku duduk disamping Chris.
“Kamu gimana kerjanya, lancar?” Tanya Chris dengan penuh perhatian.
“Iya lancar. Kamu gimana kabarnya hari ini?” Tanyaku.
“Baik, tapi aku kangen sama kamu.” Chris memegang tanganku.
“Kamu gak ada ketemu sama Michael lagi kan?”
“Hmm.”
“Jawab aku Michelle.” Lanjut Chris.
“Aku kerja jadi sekretarisnya.” Jawabku.
“Apa? Kenapa kamu mau jadi sekretarisnya dia? Aku kan sudah bilang, jangan deket – deket sama dia. Kenapa malah jadi ketemu dia setiap hari sih.” Murka Chris.
“Kenapa sih emangnya? Kita kan gak ada hubungan apa – apa, kenapa kamu harus ngatur – ngatur dengan siapa aku ketemu sih.”
“Kamu ini gak ngerti atau gimana sih? Aku tu cemburu setiap kali aku ngeliat kamu berduaan sama Michael. lagipula aku yakin Michael itu gak tulus sama kamu.” Kata Chris.
Aku beranjak dari sofa dan pergi kedapur untuk mengambil segelas air putih untuk membuat diriku tenang sejenak.
“Hmm.” Aku terdiam mendengar omongan Chris. Aku tidak tau mau menjawab apa.
“Aku belum siap untuk memiliki hubungan dengan siapapun saat ini.” Tambahku.
“Aku ngerti, maaf aku udah kelewat batas. Seharusnya aku gak ngomong ke kamu kalau aku cemburu.” Chris menyandarkan punggungnya didinding dekat dapur.
“Iya gak apa – apa. Aku juga salah, seharusnya aku bilang dari awal kekamu kalau aku kerja di perusahaan milik Michael sekarang.” Kataku.
“Enggak, kamu gak salah apa – apa. Ini kan buat kepentingan karir kamu juga. Aku udah salah marah sama kamu.”
“Iya gak apa – apa. Aku ngerti kok kalau kamu cemburu.” Kataku. Lalu aku memeluk Chris untuk menenangkannya.
Setelah kami baikan. Chris pulang kerumah. Aku langsung ke kemar untuk beristirahat sambil mengecheck media sosial. Ternyata followersku bertambah drastis menjadi 150 ribu. Aku harus bisa memanfaatkan ketenaranku sekarang dan menghasilkan uang dari akun sosial media.
Aku membaringkan badanku dikasur dan memejamkan mataku. Tapi pikiranku tidak bisa tenang, karena aku membayangjan Michael dan Chris. aku bingung memilih salah satu diantara mereka.